Dendrobium Belang Tak Perlu Bunga

Content | Hobi | Mitra Usaha Tani

Bagi Joseph, pekebun tanaman hias di Bogor, dendrobium ini begitu disayangi. Ia menjadi salah satu koleksi andalan di antara ratusan jenis tanaman eksklusif lain. Uniknya, yang jadi daya tarik justru daun. Jumlahnya tak banyak, masih 3-5 daun. Namun jangan tanya harganya, Rp300-ribu-Rp600-ribu, berlipat tak karuan daripada dendrobium silangan terbaru sekalipun.
Maklum saja, yang dimiliki pecinta anggrek itu dendrobium variegata. Keindahan daun bercorak belang kuning-hijau atau putih-hijau, menepis pamor bunga. Penampilan itu jauh berbeda ketimbang dendrobium umum yang hanya melulu hijau. Tak heran bila Joseph, kolektor tanaman variegata, langsung jatuh hati.
Meski sama-sama variegata, sejumlah dendrobium belangnya berlainan rupa. Masing-masing memiliki corak yang berbeda. Ada yang hanya berhias “pelipit” putih di sepanjang tepi daun. Sedangkan warna hijau masih memenuhi sebagian besar permukaan daun.
Pola lain, kebanyakan “warna” variegata tampil lebih dominan. Satu jenis bahkan bergaris selang-seling putih dan hijau. Garis itu membentang sepanjang pangkal hingga ujung daun. Perbedaan kontras warna muda dan tua, membuat daun terlihat unik.

Dendrobium variegata Asal Thailand

Dendrobium Hijau Dan Kuning
Perpaduan kontras hijau dan kuning

Adapula yang memiliki corak belang aneh. Separuh hijau dan separuh kuning. Sayangnya tak semua daun muncul demikian. Proporsi itu berubah-ubah antardaun. Untuk jenis variegata, hal semacam itu dianggap jamak Mungkin iklim yang tak pas membuat sifat aslinya kembali muncul.
Serupa dengan Joseph, Chandra Gunawan, pekebun tanaman hias di Sawangan, Depok juga mengoleksinya. Tak terbatas pada dendrobium, aneka anggrek variegata pun dimiliki pemilik Godong Ijo Nursery itu. Sebut saja mokara, vanda, dan phalaenopsis. Sebagian besar dibeli saat belanja tanaman di Thailand.
Untuk dendrobium, corak daun yang berpelipit putih menjadi salah satu koleksi. Penampilan pola yang sama muncul persis di semua daun. “Variegatanya sudah stabil, sampai ke semua anakan,” ujar Chandra. Bunga yang pernah mekar berwarna keunguan.
Di antara sekian banyak koleksinya, Chandra paling senang dengan corak variegata pada mokara. “Ini yang paling sempurna di Thailand,” ujar pekebun adenium dan berbagai tanaman hias daun itu. Selain sifat variegatanya yang stabil, ia tahan banting. Artinya tak pernah mengalami daun “terbakar” seperti pada tanaman variegata lain. Sifat sama juga dimiliki dendrobiumnya.
Yang aneh, meski orang tak melirik sang bunga, harganya 20-40 kali lipat lebih tinggi. Bahkan untuk jenis unggul seperti mokara, ia harus rela membayar 150 kali lipat.

dendrobium Botol

Botol​ Orchid
Anggrek dalam botol

Penganggrek mesti menunggu 1,5-2 tahun untuk Menjual dendrobium berbunga dari bibit botolan. Ini lantaran bibit melewati fase kompot, single pot, remaja, dan dewasa sebelum siap berbunga. Herman Setiawan, penganggrek di Cilangkap, potong kompas tidak melewati fase kompot sehingga menghemat 2-3 bulan, la menyebutnya teknologi botol.
“Ada 3 faktor yang mempengaruhi bibit bisa langsung pindah dari botolan ke single pot. Bentuk botol, media, dan timing tepat,” kata penganggrek sejak 1988 itu.
Beruntung Herman mendapatkan bibit dalam botol dari Handojohardjo di Lawang, Malang. Lantaran ruang lebih luas ketimbang botol saus yang lazim dipakai, bibit tumbuh optimal. Sosok tegap dan lebih tinggi. Ini memungkinkan ia langsung pindah ke single pot. Media yang dipakai tidak menyebabkan pertumbuhan bibit mandek setelah keluar dari botol.
Jika bentuk botol dan media sesuai, tinggal menentukan waktu tepat memindahkan bibit. “Cirinya pseudobulb sudah keluar, akar tumbuh baik, percepatan tumbuh tinggi, dan tinggi batang sudah menyentuh dinding botol bagian atas. Beberapa malah sudah mengeluarkan tunas baru,” papar Herman. Setelah beradaptasi seminggu, tunas tumbuh pesat.
Pertumbuhan bibit dari kompot pun bisa terkejar. Sosok tanaman umur 3 bulan tanpa melewati kompot seperti yang berumur 5-6 bulan bila melalui kompot. Wajar kalau tanaman pun cepat berbunga. Kurang dari setahun bunga sudah bisa dinikmati. “Namun, tidak semua bisa bibit potong kompas tanpa fase kompot,” lanjut Herman. Dengan seleksi baik, hanya layak. Sisanya tetap melewati fase kompot.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.