Jambu Air Delima Asli Demak Unggulan Indonesia

Jambu Air Delima Asli Demak Unggulan Indonesia

Belimbing Demak punya saingan, namanya jambu air delima. Sejak tahun ’80-an ia ditanam di sana. . Kini ia dijual di Jakarta dengan nama jambu taiwan. Di Desa Betoan dan Tempura, Kecamatan Demak Kota, hampir semua pekarangan rumah penduduk minimal berisi satu pohon jambu air. Di dua desa itu pertumbuhan jambu air telah mengalahkan belimbing. Syzigium samarangen , juga dikenal sebagai Jambu Air Delima, Jambu lilin, apel cinta atau buah lonceng, adalah buah tropis asli Indonesia. Ini adalah buah bulat atau lonjong dengan kulit tipis seperti lilin yang bisa berwarna merah, hijau, atau kuning. Daging buahnya berwarna putih atau merah muda dan mengandung biji kecil. Apel Jawa sering dimakan segar, tetapi juga dapat digunakan dalam selai, jeli, dan pengawet lainnya. Buah merupakan sumber vitamin C yang baik dan juga mengandung beberapa vitamin A dan B. Apel Jawa ditanam di daerah tropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Pohon yang semula menjadi andalan Demak ini kebanyakan bersosok pendek, 2 m sampai 3m, dan daunnya sedikit, sangat kontras dengan pohon jambu air yang bertajuk lebat, tinggi dan melebar. Kelebatan tajuk kerap menutupi belimbing hingga kian merana. Satu pohon jambu air delima madu ada yang mencapai tinggi 8 meter, dengan diameter batang 20cm sampai 30cm. Jambu itu hadir di sana sejak tahun ’80-an. Buahnya dijual ke Semarang.Orang mulai ramai menanamnya pada 1986. Penduduk Desa Krapyak, dekat Demak Kota yang pertama kali menanam. Lalu meluas ke Betoan dan Tempura. Di Betoan itu diperkirakan ada sekitar 100.000 pohon. Umumnya ditanam di halaman rumah, belum banyak yang mengebunkan. Jambu Air
Delima

Mirip jambu semarang prada

Jambu air delima, sebutan lokal masyarakat di Demak. Rasanya manis, warna merah cerah hingga merah muda. Tekstur renyah, daging tebal, dengan sedikit kandungan air. Bagian dalam agak “berkapas”. Sebagian besar tanpa biji. Kebanggaan masyarakat Demak ini sosoknya mirip jambu semarang prada. Juga sedikit mirip cincalo, tetapi berkulit licin, dan tanpa “pinggang”. Para penduduk tertarik terjun budidaya jambu air merah delima karena harganya bagus. Di tingkat petani harga satu buah Rp300. Ratman, warga Betoan dalam sekali panen mendapatkan pemasukan Rp270.000 dari satu pohon umur 4 tahun. Ia mempunyai empat bibit jambu air delima di halaman belakang rumah. Ratusan buah yang dibungkus plastik melekat di sepanjang percabangan. Kelebatan buah membuat tangkai merunduk. Panen raya teijadi di antara Mei sampai Juli. Sedangkan bulan-bulan lain lebih sedikit. Masa berbuah 2 sampai 4 kali setahun, tergantung perawatan. Panennya tidak terlalu sulit sebab setiap pohon ada kerangka bambu. Kerangka ini dijadikan pijakan waktu memanen buah.

Jambu Delima Nebeng Nama Beken Jambu cincalo

Pada awalnya, jambu air delima ini sulit dijual karena belum dikenal. Ivan alias Tipan, pengepul buah asal Betoan, Demak, sampai menderita rugi karena dagangan tidak laku. “Pertama kali (1996) saya bawa ke Jakarta rugi terus. Tidak ada yang kenal. Tetapi karena sering dipajang, lama-lama orang mulai kenal. Hingga akhirnya mulai dicari,” kisahnya. Di Jakarta jambu ini tidak mengandalkan nama delima, tetapi jambu taiwan. Nama ini usulan penjual buah di Jakarta supaya dijual mahal. Usulan itu manjur. Buktinya, “Jambu taiwan” asal Demak ini laku dijual dengan harga tinggi, Rp750/ buah. Pasar swalayan Diamond, mengemasnya dengan baik. Bentuk buah hampir bulat, merah, dan dipasarkan dengan nama cincalo delima. Harga jualnya Rp9.750/kg. Cukup tinggi karena hanya berisi 12 sampai 20 buah. Tipan mengungkapkan, bila musim berbuah, paling sedikit ia mengirim 15 sampai 20 keranjang (1 ton) ke Jakarta. Namun, itu tergantung ketersediaan barang. “Kalau hanya 2 kuintal, sejumlah itulah yang dibawa.” Musim buah terbanyak pada Juli, terutama kalau tidak hujan. Dalam satu tahun, ia bisa mengirim buah empat periode. Tipan mencari jambu air delima ke Desa Meranak, Kecamatan Wonosalam, Cabean, Kalikondang, Brantal. Yang terbanyak di Tempura dan Betoan.

Pertumbuhan Jambu Demak Lebih Cepat dengan Setek

Meski jambu air bersosok besar, ternyata ia bisa diperbanyak dengan setek. Cara ini pernah dilakukan Prakoso Heryono. Hasilnya, persentase hidup mencapai 90%. Dengan cara ini, kendala penyediaan bibit untuk penanaman massal bisa teratasi. Penyediaan bibit untuk mengebunkan jambu air yang bagus masih jadi salah satu kendala. Yang umum dilakukan cangkok dan okulasi. Hanya saja cara cangkok, membutuhkan pohon induk yang sangat banyak. Sedangkan cara okulasi, perlu banyak biji untuk batang bawah. Karena keterbatasan itulah, Prakoso Heryono, penangkar bibit buah di Demak melakukan perbanyakan jambu air dengan setek.

Jambu air unggulan Stek Dengan Metode Tiga mata tunas

Yang lebih dahulu dipersiapkan adalah media pembibitan. Prakoso memakai media dari pasir yang diayak dan disterilkan. Cara pensterilan dengan menyiram air panas. Lalu disemprot dengan fungisida.Dibiarkan satu malam. Media itu lalu dibentuk menjadi bedeng kecil dan dipadatkan. Idealnya sinar yang menerpa pembibitan 40%. Setelah itu persiapkan tangkai jambu air. Bahan jambu air yang diambil, tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda. Bahan ini kemudian dipotong-potong. Satu tangkai, bisa terdiri dari 4 sampai 5 setek, tergantung panjang tangkai. Setiap setek mempunyai 3 mata tunas. Pucuk muda dibuang. Pangkal setek dipotong miring 45 derajat. Pangkal ini diolesi Rootone F. Lalu dibenamkan di media tadi. Yang masuk dalam tanah 1 sampai 2 mata tunas. Setelah ditanam, semaian disemprot air. Bedengan lalu dikerudungi plastik. Kelembapan harus dipertahankan tetap hangat. Untuk mengetesnya, masukkan tangan dalam pembibitan. Yang hangat yang bagus. Penyiraman dilakukan, bila media terasa kering, terutama bila cuaca panas. Selain di dalam, disiram juga lingkungan sekitarnya. Dalam waktu 2 sampai 3 bulan sudah berakar. Pada umur 4 bulan dipindah ke polibag untuk pembesaran. Media di polibag sudah berupa tanah dan pupuk kandang. Tanaman siap ditanam di lahan pada umur 7 sampai 8 bulan. Setinggi 40 sampai 60 cm. Pada umur 2 tahun, tanaman sudah mulai berbunga. Jadi sama saja dengan bila dicangkok.

Jenis Jambu Air Khas Demak

Jenis jambu air delima sama saja dengan jambu air semarang merah. Jambu Itu adalah jambu lokal biasa sehingga tidak terlalu istimewa. Nama delima atau taiwan muncul, karena ketidaktahuan masyarakat. Jambu air semarang (Syzigium samarangen.se) dipakai untuk semua jenis jambu yang rasanya manis. Kelompok ini terdiri dari 2 warna, merah dan hijau. Jambu Delima adalah salah satu jenis buah yang cukup populer di Indonesia. Jenis buah ini memiliki rasa yang manis dan segar, sehingga banyak orang yang menyukainya. Harga Jambu Delima bervariasi, tergantung pada tempat dan waktu pembelian. Biasanya, harga Jambu Delima cukup mahal di pasaran, tetapi Anda juga dapat menemukannya dengan harga yang lebih murah di toko-toko khusus buah-buahan. Buah Jambu Delima biasanya tersedia di pasar tradisional dengan harga yang relatif terjangkau. Namun, harganya akan meningkat ketika musim buah-buahan seperti musim panas dan musim hujan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membeli buah Jambu Delima ketika buahnya masih segar dan tersedia dengan harga yang wajar. Khusus yang merah dikenal beberapa nama tersohor yaitu cincalo gondrong, camplong madura, lilin merah, semarang prada, semarang darah. Dari kemulusan kulit buah, jambu air delima mirip semarang prada. Apapun nama jambu itu, hal terpenting ialah penanganan pascapanen. Buah dipetik dan ditumpuk di keranjang sehingga lecet dan mudah busuk. Inilah yang tidak terjadi pada jambu air delima. Panen dilakukan dengan tangan, dan yang dipetik hanya buah merah. Pemanen berdiri di para-para bambu.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus