Langsat Tanjung: Sekali Cicip Langsung Ketagihan

Langsat Tanjung: Sekali Cicip Langsung Ketagihan

Langsat adalah salah satu jenis buah yang banyak ditanam di Indonesia. Buah langsat memiliki rasa yang segar dan manis, sehingga banyak digemari oleh masyarakat. Selain itu, langsat juga kaya akan vitamin C, sehingga banyak dijadikan sebagai obat alami untuk meningkatkan imunitas tubuh. Pohon langsat memiliki ciri-ciri khas yaitu daunnya berbentuk seperti lonjong, buahnya berwarna kuning dan berbentuk seperti bola, pohonnya tingginya mencapai 20 meter. Pohon langsat tumbuh di daerah tropis dan beriklim sedang. Pohon langsat memiliki daun yang lebar dan tebal sehingga dapat menyerap air hujan dengan baik. Pohon langsat juga memiliki akar yang kuat sehingga dapat menahan angin kencang.

Langsat tanjung

Dus berukuran dua kali kotak mi instan berisi langsat yang dibawa seorang rekan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu langsung kosong dalam hitungan menit. Limabelas orang penikmatnya sulit menghentikan diri menyantap buah bercitarasa manis nan lembut itu. Harap maklum, penampilan langsat itu memang menggoda. Ukuran buah besar, kira-kira dua kali telur puyuh. Kulit yang kuning dan bertekstur lembut gampang dikupas dan tidak mengeluarkan getah yang kerap menyebabkan buah terasa kelat. Tanpa getah, tangan pun membuka buah tanpa khawatir kotor. Di balik kulit itu terlihat daging buah putih kusam dengan banyak pasi berbiji kecil. Daging buah juicy tapi tidak benyek. “Ini lebih enak daripada duku palembang,” kata salah seorang dari mereka. Langsat bagi banyak orang identik dengan citarasanya yang masam; duku, manis.

Rasa Buah Dijamin manis

Itulah sensasi menikmati manisnya langsat tanjung Lansium domesticum-nama ilmiahnya sama dengan duku karena merujuk spesies sama tapi dengan nama lokal berbeda-dari Kecamatan Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. “Sekali cicip pasti ketagihan. Buah manis tanpa ada kecut-kecutnya sama sekali,” kata Andy Putra Barito, hobiis buah di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Citra manis itu membuat langsat tanjung ngetop di seantero Tanah Banua. “Setiap musim buah banyak pedagang menjajakan di tepi jalan menuju Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru,” kata Sobir PhD, kepala Pusat Kajian BuahTropika (PKBT) IPB, Bogor, kala Trubus menyebut langsat tanjung. Di ruas JI Ahmad Yani Km. 30 itu pedagang menjajakan buah dengan tulisan digital print berbunyi: “Langsat Tanjung Dijamin Manis.” Dari Kecamatan Tanjung, pasar langsat menembus Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Mirip “serbuan” duku palembang asal Sumatera Selatan ke Pulau Jawa bila musim buah tiba. Pantas kolega asal Sumatera Selatan, Drh H Rusmin Ardhaliwa MS, kerap memborong langsat tanjung bila ia dan keluarga rindu mencicip duku Palembang. “Manisnya mendekati duku komering (maksudnya duku palembang, red),” kata mantan Kepala Dinas Pertanian Kota Banjarmasin itu. Menurut Rusmin kondisi tanah di sentra langsat tanjung di Tabalong mirip dengan Ogan Komering Ilir (OKI)-sentra duku palembang. “Tanahnya merah berbatu-batu dan keras,” kata Rusmin yang pernah berdinas di Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong itu. Catatan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSB-TPH), Kalimantan Selatan, saat mengidentifikasi langsat tanjung, jenis tanah di Tabalong didominasi podsolik merah kuning. Langsat manis umumnya berasal dari tanaman yang terletak di pinggir sungai karena cukup air, tapi tidak tergenang.

Buah Favorit Masyasrakat

Menurut Sodik SP, penilai kultivar BPSB-TPH, Kalimantan Selatan, BPSB dan Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong telah menyeleksi 10 pohon terbaik di sentra langsat dengan total luas tanam 210 ha. Kesepuluh pohon itu berasal dari Desa Banyutajun, Kecamatan Tanjung. Informasi pohon terbaik berasal dari keterangan para pedagang, tengkulak, penduduk, dan petugas penyuluh. “Mereka sepakat menunjuk pohon-pohon desa itu yang terbaik,” tutur Sodik yang turut melakukan seleksi pada 8 tahun silam. Pemiliknya Haji Bahrudin, warga Desa Banyutajun, dengan 20 pohon langsat bercitarasa istimewa. Tim BPSB lalu memilih 10 pohon terbaik. “Pengamatan selama 2 musim panen menunjukkan kualitas rasa kesepuluh pohon itu setara,” tutur Sodik. Untuk menentukan Pohon Induk Tunggal (PIT) tim lalu mendata produktivitas dan mengamati kondisi tanaman. Terpilihlah pohon berumur 51 tahun-sekarang 61tahun-dengan produksi tertinggi. Pada setiap musim panen tanaman anggota keluarga Meliaceae itu menghasilkan 150 kg buah. Produktivitas pohon lain rata-rata 120-140 kg. Bobot buah mencapai 29.3 g. Umumnya 22-28 g per buah.

Buah Varietas unggul nasional

Kerapatan buah dalam satu dompol mencapai 28-29 buah; lainnya 18-27 buah. Dari pohon induk Itulah tim memproduksi bibit langsat tanjung dengan teknik sambung pucuk. Catatan BPSB sejak 5 tahun lalu lebih dari 10.000 bibit telah menyebar hingga ke Jawa dan Sulawesi. Varietas unggul nasional itu berukuran lebih besar dan tanamannya lebih produktif dibanding langsat singosari asal Jawa Timur yang juga dikenal manis, “ukuran langsat tanjung jumbo sehingga sering disebut langsat telur,” kata Dr Lutfi Bansir, hobiis buah asal Bulungan, Kalimantan Timur, yang menetap lama di Jawa Timur. Produktivitas langsat singosari hanya 50 kg per pohon per musim. Gara-gara dikenal dengan jaminan rasa manisnya, nama langsat tanjung kerap dipakai sebagai label langsat dari daerah lain. “Padahal rasanya asam dan kelat,” tutur Ir Izhar Khalrullah MP pemulia dari Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra), Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, cara terbaik membeli langsat dengan kemanisan 13° briks Itu dengan mencicip buah di tempat supaya kita tidak tertipu. Menurut Sobir, populasi ikon Kalimantan Selatan itu mesti dijaga agar tetap lestari. Belakangan populasi langsat dan duku di berbagai sentra seperti di Komering, Sumatera Selatan berkurang karena banyak tanaman tua mati terserang kanker batang Phytopthora palmivora. Untuk itu, “Jaga pohon produktif dengan menambah bahan organik,” tuturnya. Itu supaya mereka Daerah tepian Sungai Tabalong hingga radius 1 km menjadi habitat asli langsat tanjung. Sungai itu melintasi Kabupaten Tabalong sepanjang 60 km yang ketagihan langsat tanjung dapat terus menikmati kelezatannya.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus