Oleh-oleh dari Phuket Billfish Tournament

Oleh-oleh dari Phuket Billfish Tournament

Marlin Fishing Club (MFC) dengan tim MFC I dan MFC II mengukir prestasi dalam Phuket Internasional Sport Fishing Classic. Meski dicurangi tim lawan, MFC I berhasil meraih gelar runner up at second day dengan nilai 547. Jackpot hari kedua senilai 10.000 baht juga disabetnya. Djodi Widjaya, salah satu angler MFC II menuturkan pengalamannya mengikuti billfish tournament di Phuket, Thailand. Turnamen kali ini menggunakan aturan full tag and release untuk marlin dan layaran. Nilainya 1.000 untuk marlin dan 500 untuk sailfish. Untuk jenis lain seperti tenggiri, wahoo, tuna, dan enam spesies lain, minimal timbang 3kg dengan point 4 ditambah bonus line. Kelas kenur yang digunakan maksimal 50 lbs. Untuk mengikuti turnamen, kami menyewa kapal mancing lokal yang umumnya terbuat dari kayu. Meski begitu, semuanya dilengkapi fasilitas memadai untuk mancing billfish. Dari outrigger, fighting chair, rod holder, life bait, hingga live jacket tersedia.

Kegagalan pertama

Tepat’pukul 08.00 lomba hari pertama dimulai secara sederhana tanpa bimini start. Lomba ini diikuti 30 tim dari berbagai negara. Marlin Fishing Club turun dalam dua tim. Lambertos Waskito, Julius Kunsiang, dan Andrian Listyo bergabung dalam tim MFC I. Penulis bergabung di MFC II bersama rekan Harry Budi Prasetya dan Mr. Joe, peserta dari Singapura. Pada awal lomba hampir semua peserta menuju daerah Coral Island, lokasi perburuan (live bait) umpan hidup di sana. TiRl kami berhasil memperoleh 10 ekor kembung selama 1 jam perburuan. Setelah itu perjalanan dilanjutkan ke Racha Yai (Raya Island), hotspot yang dituju. Tanpa terasa 90 menit telah berlalu. Hotspot yang dituju pun telah berada di depan mata. Segera kami turunkan live bait. Sesaat setelah makan siang, Penn 50 SW berdering nyaring. Joran lain pun segera digulung. Kira-kira 10 detik pertama kenur terulur keluar dan level drag pada reel berada pada posisi free. Tiang penghela (outrigger) segera diturunkan untuk melepas kenur dari klipnya. Sayangnya, karena terburu-buru tarikan tali penghela tersendat-sendat membelit line utama. Sebelum sempat melepaskan belitan tersebut, ikan telah memuntahkan makan siangnya sambil melambaikan layarnya. Lepas sudah harapan satu-satunya hari itu. Karena hingga pukul 17.00 tidak ada lagi bunyi bel. MFC I ternyata belum bisa unjuk gigi di hari pertama itu.

Pesta sailfish

Esok harinya dewi fortuna mulai berpihak. Ini terbukti dengan keberhasilan rekan Andrian di tim MFC I melakukan strike sempurna dan me-released sailfish pertama pada pukul 11.30. Nilai pertama 500 point pun berhasil dikantongi. Tim kami sendiri menuju hotspot setelah mendapatkan beberapa ekor kembung sebagai live bait. Umpan conahead ex Pakula yang kami pasang sepanjang perjalanan menuju hotspot pun segera diganti dengan umpan kembung setelah tiba di lokasi hotspot. Kecepatan kapal disesuaikan menjadi 2—3 knot agar umpan hidup dapat bertahan. Tiga puluh menit kemudian, reel accurate 50 pada joran penn in’t II 1050 berdering nyaring, dibarengi dering Penn 30 SW. “Wo…ooww, double strike !,” teriak kami kegirangan. Sayangnya sesaat kemudian, “Tesss..!”. Kenur Dacron 30 lbs yang tergulung pada accurate putus tepat di ujung joran. Rod kedua segera dihentakkan sambil mengubah level drag ke posisi strike dibarengi dengan menambah kecepatan kapal. Lompatan sailfish di depan mata pertanda hook-up sukses dilakukan. Mr. Yoe, rekan dari Singapura segera menduduki kursi ajar dan mulai menikmati perlawanan ikan. Keringat dari tubuhnya pun makin deras mengalir di bawah matahari. Tak sia-sia. Hanya dalam 20 menit billfish yang meronta-ronta di ujung kenur pun dapat ditaklukkan diiringi jepretan kamera dari rekan-rekan pemancing. Lima ratus poin berhasil kami kantongi.

Jerman curang

Segera setelah melepas layaran, rangkaian live bait kembali diturunkan. Sayangnya hingga mentari tenggelam di ufuk barat, derit* reel di kapal kami tak lagi terdengar. Kondisi berbeda dialami rekan dari Tim MFC I. Sekitar pukul 15.00 mereka mengalami double strike. Luar biasa. Harapan meraih point berikutnya kembali diperoleh MFC I. Kami pun mendekat ke arah boat MFC I. Tampak jelas rekan Lambertos W. dan Julius K, sedang memompa joran dengan posisi masing-masing di ujung kapal. Tak hanya kami yang mendekat ke arah MFC I. Tiga belas kapal lain pun bertroling di situ, bahkan dalam jarak yang sangat mengganggu. Akibatnya fatal. Kenur Lambertos tersangkut pada salah satu pancing milik Tim Schnonnelberg. Akibatnya layar an di ujung kailnya ikut terangkat ke kapal mereka. Curangnya, line Lambertos dipotong dan hasilnya diklaim sebagai pancingan tim Jerman. Kenur Julius pun putus akibat gesekan lambung kapal lain yang berlumur oli. Sesampai di dermaga protes kami layangkan. Sayangnya karena tidak punya cukup bukti pendukung, protes kami ditolak. Gagallah harapan menjadi juara hari kedua. Sebab dari keseluruhan hasil pancingan, Tim Schonnenerg dinyatakan menjadi peraih nilai tertinggi hari itu, yakni 625 poin. Sedangkan MFC I hanya memperoleh 547 poin, dari hasil tag and released layaran dan menaikkan barakuda.

Juara hari II

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga. Tidak saja bagi kami, tapi juga bagi pelaksana lomba mancing di masa datang. Perlu dipikirkan aturan dan tata cara mancing untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang dapat merugikan peserta. Lihat saja MFC I. Jika tidak diganggu tim lain, kemungkinan meraih tambahan 1000 poin bisa diraih. Dengan hasil itu, bukan tidak mungkin Tim MFC I menjadi juara hari kedua, dan bahkan meraih juara umum dengan 1.547 poin. Sebab, sampai akhir lomba, Tim Schonnenerg yang meraih juara umum hanya memperoleh tambahan 1.000 poin setelah me-released seekor marlin di hari terakhir. Juara Umum II diraih Tim Dorado yang diperkuat pemancing Singapura dan Hongkong. Sedangkan Juara Umum III diraih Tim Splended yang diperkuat pemancing Swedia, Italia, dan Jerman. Tim MFC I hanya tampil sebagai runner up at second day. Hadiah lain yang juga menjadi hiburan di sela-sela kekecewaan kami, adalah sukses tim MFC I menjadi pemenangjackpot senilai 10.000 baht pada hari kedua itu.***

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus