Aglaonema: Empat Daun, Rp14-juta
- 3 min read
Semburat merah pada aglaonema bak variegatanya tanaman hias. Poin itu demikian bernilai, sehingga banyak hobiis berlomba memburu corak paling sempurna. Semakin dominan warna merah, maka harga pun makin menjulang. Setelah “era” aglaonema Pride Sumatera, kini menyusul aglaonema Adelia Angelen dan silangan super merah dari Thailand. Mendengar obrolan para hobiis tentang harga aglaonema rilisan baru memang bisa bikin “pusing”. Bayangkan saja, tanaman itu tak lagi dinilai dari keseluruhan sosok, tapi hanya dari hitungan daun. Satu tanaman kecil “berisi” 4 helai daun ada yang mencapai Rp 12-juta! Berarti 1 daun dengan panjang 4 cm dihargai Rp 3-juta. Begitu bernilainya aglaonema itu. Namun, saat menyaksikan keindahan sosoknya, acungan jempol pantas diberikan. Semburat merah warisan A. rotundum begitu sempurna melekat pada daun. Pada Adelia, warna merah muncul merata berpadu dengan hijau. “Corak ini sangat bagus dan berbeda dengan Pride Sumatera,” ujar Ny T Soerojo, pekebun [tanaman hias](http://localhost/mitra/Tanaman Hias “tanaman hias”) di Cilandak, Jakarta Selatan. Tanaman kreasi Greg Hambali penyilang aglaonema itu kini telah diperbanyaknya dan siap dilepas.
Asal Thailand
Seperti pada buah, aglaonema sering diidentikkan dengan Thailand. Negeri Gajah Putih itu memang getol “bermain aglaonema. Tak sekedar mengoleksi, mereka pun asyik menyilang sampai mengadakan lomba dan pameran khusus aglaonema. Tak heran bila silangan yang dihasilkan pun tergolong berkelas. Beberapa di antaranya dimiliki oleh Joseph, pekebun tanaman hias di Bogor. Warna merah yang memancar dari permukaan daun terlihat lebih dominan. Corak merah dari 7 tanaman yang dikoleksi penggemar tanaman hias berdaun itu berbeda satu sama lain Tak hanya antar tanaman, terkadang dalam 1 tanaman saja bisa muncul beraneka komposisi merah dan hijau. “Bisa jadi yang stabil baru muncul pada daun baru,” papar pria yang juga mengoleksi aneka sukulen. Pola merah paling sempurna dimiliki satu jenis. Hampir seluruh permukaan diselimuti merah yang muncul dari tengah. Begitu intensnya konsentrasi merah pada daun hingga warna hijau seperti tersingkir. Meski terkesan “abnormal”, pertumbuhan aglaonema yang baru 4 bulan diterima Joseph tampak pesat. “Baru 3 bulan, udah sebesar ini,” tutur Joseph seraya menunjuk sosok tanaman yang bertambah bongsor. Daun yang semula berjumlah 4 berukuran panjang masing-masing 4 cm, kini menjadi 7 daun.
Warna merah jadi dasar bagi totol hijau di atasnya
Kecil tapi indah
Corak lain juga tak kalah menarik. Selain bertotol merah dan hijau, ada pula aglaonema berbatang merah. Semburat merahnya tampak lebih kuat dibandingkan aglaonema pendahulunya. Sebuah paduan warna yang unik. Di antara sekian banyak yang dimiliki, ternyata Joseph juga menyimpan satu koleksi unggulan. “Yang ini saya dapat saat pameran tanaman tahun 2001,” ucap pekebun yang berlokasi di Tajur dan Pakuan itu. Pola bercak dan totol tampak menghias permukaan daun. Jika umumnya warna hijau lebih dominan, kali jpi justru merah jadi dasar. Sedangkan hijau hanya “penggembira”. Bagusnya, berbeda dengan silangan Bangkok, tanaman yang masih berukuran 5 daun itu berpola lebih stabil. Corak yang sama hampir diperlihatkan semua daun. “Dia punya potensi bagus,” kata Joseph.