Sang Jawara Kontes Festival Hortikultura Indonesia

  • 3 min read

Pesona anthurium hibrida itu memang tampak menonjol. Pantas ketiga juri Festival Hortikultura Greg Hambali, Anshori, dan Thanachai Charusom-sepakat mengganjar peserta bernomor 75 itu sebagai jawara pertama. “Pola variegata rata di seluruh permukaan daun. Daun yang bergelombang nilai lebih lainnya. Semua ujung daun juga sempurna menandakan tanaman dirawat dengan baik,” ujar Greg Hambali. Total nilai yang diraih kerabat talas itu mencapai 280. Bandingkan dengan perolehan angka pandan bali variegata yang merengkuh kampiun kedua. Koleksi Heri Syaefuddin itu membubukan angka 253. Tanaman itu sebetulnya tampil apik. Sayang, sosoknya masih kecil. Sedangkan jawara ketiga direbut zamia variegata kebanggaan Chandra Gunawan Hendarto dengan nilai 250.

Seleksi ketat Pada Festival Hortikultura Indonesia

Ketiga tanaman unik itu menyingkirkan 53 peserta lain. Pada babak awal para juri Festival Hortikultura sepakat untuk menyeleksi tanaman yang benar-benar variegata. Maklum, tak semua tanaman berbelang putih atau kuning dapat digolongkan sebagai variegata. Buktinya, philodendron eceng gondok di pot nomor 49. Daun berbentuk lanset itu memang dihiasi bercak kuning. Sepintas tak ada bedanya dengan tanaman variegata lain. Namun, tunggu dulu! Setelah dicermati, alamak ternyata philodendron itu tengah terserang virus. Apa boleh buat, tanaman itu pun tereliminasi di babak awal. Itu berbeda dengan jawara pertama kategori variegata yang induknya pernah terkena penyakit. Bercak putih pada daun generasi berikutnya sudah permanen dan kondisinya pun sehat. Kesehatan tanaman memang menjadi salah satu kunci penilaian, selain pola variegata, kelangkaan, dan keindahan. Hasil seleksi tahap pertama adalah 7 tanaman variegata paling unik. Mereka adalah pandan bali koleksi Joyce di pot 01, palem waregu (Ukay/53), nolina (Chandra Gunawan/46), anthurium (Sugiono/75), kuping gajah (Chandra Gunawan/30). Berturut-turut mereka menyabet jawara 4-7.

Euphorbia cristata

Selain kategori variegata, panitia Festival Hortikultura Indonesia juga membuka kelas kristata. Jika variegata merupakan kelainan warna pada daun, kristata penyimpangan bentuk batang tanaman. Tercatat 20 tanaman mengikuti ajang pemilihan tanaman krist terunik. Pada kategori itu tiga besar jawara direbut oleh pachypodium. Batang tanaman itu tumbuh pipih dan melebar. Duri-duri panjang bertaburan di permukaan batang. Kampiun pertama dan kedua direngkuh tanaman kok Ani Soeroso dari Pondokindah, Jakarta Selatan. Sedangkan jawara ketiga direbut koleksi Anwar. “Kristatanya dominan sekali,” ujar Greg Hambali. Pi Daeng-sapaan akrab-Thanachai Charusorn-yang dihubungi secara terpisah menuturkan, “Itu tanaman langka. Tak semua orang bisa memilikinya,” kata penggila tanaman unik dari Bangkok itu. Koleksi lain milik Ani sejatinya’ berpeluang meraih kampiun pertama. Sayang, “Batang yang normal tumbuh membesar. Mestinya pemilik mengontrol pertumbuhan batang sejak dini,” ujar Greg, ahli botani alumnus Institut Teknologi Bandung. Lomba [tanaman hias](http://localhost/mitra/Tanaman Hias “tanaman hias”) unik itu untuk memeriahkan Festival Hortikultura Indonesia. Festival selama 11 hari itu diselenggarakan oleh Majalah Pertanian mitrausahatani bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Produksi Hortikultura Departemen Pertanian. Kontes berlangsung di Taman Anggrek Indonesia Permai, Jakarta Timur, pada 22 September 2019.