Budidaya Gaharu Dengan Teknik Stek Pucuk
- 3 min read
Di tangan Joner Situmorang dan tim peneliti di Seameo Biotrop, Bogor, tanaman gaharu atau yang sering disebut kayu agar setinggi 30 cm di polibag pun sudah bisa diperbanyak. Dengan teknik stek pucuk, Budidaya Gaharu dengan sebatang bibit berumur 5 - 6 bulan menghasilkan 10 - 12 bibit baru setiap bulan. Selain pertumbuhan lebih seragam, kualitas genetik juga lebih terjamin. Cara perbanyakan dalam Budidaya Gaharu yang dikembangkan Seameo-Biotrop cukup efisien. Ia hanya menggunakan pucuk-pucuk tanaman sepanjang 2-3 ruas sebagai bahan perbanyakan. Tangkai pucuk yang diperlukan harus belum berkayu. “Dengan setek berkayu tingkat keberhasilannya rendah,” papar Baharrudin, penanggung jawab pembibitan. Karena itu paling tepat menggunakan tanaman seukuran bibit sebagai sumber entris. Menurut Baharrudin, tanaman induk layak menjadi sumber entris jika tunas cabang panjangnya 8-10 cm. Jumlah daun 7- 8 lembar per pucuk. Asalkan tidak menggerogoti semua pucuk yang ada, tanaman tidak akan rusak dan mati. Pengambilan entris bahkan membuat tajuk tanaman lebih rimbun.
Budidaya Gaharu Dalam greenhouse
Stek pucuk sangat rentan serangan hama penyakit. Karena itu seluruh kegiatan pembibitan dilakukan di dalam greenhouse. Mulai dari penyiapan sumber entris, media, penanaman, hingga pemeliharaan stek pucuk. Tanaman sumber entris sebaiknya sudah dipelihara secara terkontrol di dalam greenhouse agar bebas hama penyakit. Media semai Budidaya Gaharu harus disiapkan terlebih dulu sebelum bahan setek dipanen. Sebab, bahan setek sudah harus tertanam maksimal 2 jam setejah pangkas. Hal ini untuk menjaga kondisi pucuk tidak mati kekeringan. Media semai berupa pasir halus. Sebelum dipakai sterilkan terlebih dulu. Caranya, pasir dikukus selama 8-10 jam untuk mematikan mikroorganisme pengganggu seperti cendawan, bakteri, dan nematoda. Pasir steril itu selanjutnya dimasukkan ke dalam baki semai dengan ketebalan 5 cm. Setelah itu barulah bahan setek diambil dari sumbernya.
Stek Pucuk Diterapkan Pada Tanaman Yang Belum berkayu
Untuk bahan stek pucuk, pilih tangkai pucuk berdiameter 3-5 mm. Tangkai itu sudah mengeras, tetapi masih hijau dan belum berkayu. Potong dari bagian pangkal pucuk menggunakan gunting pangkas. Setiap pucuk dibagi menjadi 2-3 bahan setek, masing-masing memiliki 2-3 ruas dengan minimal sepasang daun. Untuk menghindari infeksi cendawan, stek untuk perbanyakan Budidaya Gaharu direndam selama 1 jam dalam larutan fungisida berkonsentrasi 2 g/liter air. Oleskan pasta perangsang tumbuh pada bagian pangkal setek, lalu tanam di media pasir dengan jarak 5 cm x 5 cm. Sebelum ditanam, media disemprot air agar lembap. Tutup baki dengan lembaran plastik dan tempatkan di kumbung plastik yang dibuat di dalam greenhouse. Tutup atap kumbung dengan shading net 70%. Dua minggu kemudian kondisi media diperiksa. Semprotkan air bila media tampak mengering, lalu tutup kembali dengan lembaran plastik. Satu bulan setelah tanam biasanya sudah muncul akar. Tandanya, muncul pucuk-pucuk tunas baru di ketiak daun. Pada saat itu plastik penutup baki dapat dibuka, tetapi masih tetap ditempatkan di dalam kumbung Budidaya Gaharu sampai siap pindah 2 minggu kemudian. Dua minggu setelah baki dibuka, setek dipindahkan ke polibag berdiameter 10 cm. Media tanam berupa campuran tanah, pasir, dan kompos dengan perbandingan 5:3:1. Dosis kompos yang tinggi cenderung menumbuhkan cendawan. Tempatkan polibag di dalam kumbung dan siram setiap hari. Setelah tumbuh tunas-tunas cabang dalam 1-2 bulan, pindahkan bibit ke dalam polibag berdiameter 20 cm. Pada saat itu polibag dapat dikeluarkan dari kumbung dan disiram setiap hari. Bibit untuk Budidaya Gaharu telah siap tanam di lahan 3-4 bulan kemudian saat tingginya minimal 20 cm dan cukup rimbun dengan 4-5 cabang http://biotrop.org/res.php?act=resdet&id=168&kat=6 Budidayatani.com. (2020). Potensi Pembudidayaan Kayu Gaharu di Kawasan Timur Indonesia - budidaya tani. [online] Available at: http://www.budidayatani.com/potensi-pembudidayaan-kayu-gaharu.html [Accessed 17 Feb. 2020].