Budidaya Lobster Bongsor Sistim running water

  • 4 min read

Itu dibuktikan Cuncun Setiawan, peternak lobster di Ciampea, Kabupaten Bogor. Ia memanfaatkan arus sungai Ciampea nan jernih itu untuk membudidayakan lobster. Alumnus Institut Teknologi Indonesia itu membangun kolam 5 m x 25 m. Dinding kolam berupa tembok; lantai, tanah. Bagian atas kolam dibiarkan terbuka. Cuncun mengelola puluhan kolam sejenis. Menurut Edi Santoso, anggota staf supervisor ikan segar pasar swalayan Makro, minimal 10 kg per hari dibutuhkan lobster segar. Namun, apa lacur, hingga kini Makro belum dapat menyajikan lobster segar di display produk ikan karena langkanya pasokan. Artinya inovasi Cuncun dapat membuka peluang pemasaran lobster segar. Asalkan udang produksinya berisi 10-15 ekor per kg, atau berbobot 1-2 ons per ekor serta dijaga kontinuitasnya.

Pembesaran Benur Lobster Pisah kelamin

Di tempat Cuncun, kolam pembesaran dibagi menjadi dua tahap. Pertama untuk pembesaran benur hingga mencapai 2 inci. Fase selanjutnya pembesaran di kolam untuk mencapai ukuran siap konsumsi atau 15-17 cm. Perbedaannya pada debit air yang keluar dari pintu air. Pada tahap pembesaran benur debit air rendah. “Tujuannya supaya benur tidak aliran air dan mempertahankan alami yang sudah bermunculan,” jelas Cuncun. Pakan alami dihasilkan dari penebaran kotoran ayam sepekan sebelum benur ditebar. Fitoplankton, zooplankton, kutu air, dan cacing sutra bermunculan menjadi santapan lezat bagi lobster mungil. Air setinggi 40 cm menjadi nyaman bagi yabby nama lain lobster itu. Setelah mencapai ukuran 2 inci udang diangkat. Mereka dipisah berdasarkan jenis kelamin untuk mencegah perkawinan. “Betina yang kawin dan membawa telur pertumbuhannya akan lambat,” katanya. Pada tahap pembesaran kedua debit air ditingkatkan. Populasi 10-15 ekor per m2 dengan ukuran 5 cm “Kalau populasi terlalu padat, ukuran menjadi tidak seragam,” kata suami Sri Sumiati itu. Supaya lobster tidak kabur dari kolam, ia memasang kasa setinggi 30- 40 cm di sepanjang pinggir kolam dan direkatkan dengan lis bambu. Alternatif lain, melapisi bagian atas dinding kolam dengan plastik. Itu membuat area yang licin sehingga kaki lobster gagal menjejak saat hendak melarikan diri. Yang tak kalah penting, ia memasang teralis besi di pintu keluar air untuk menghindari hanyutnya lobster saat air dikeluarkan untuk panen. Kunci kolam pembesaran yaitu sirkulasi air terus berjalan sehingga oksigen terlarut lebih banyak. Selain itu lobster senantiasa mendapatkan air bersih. Itu memacu nafsu makan sehingga pertumbuhan lebih cepat. Enam bulan berselang lobster siap dipanen. Tidak seluruh lobster diambil untuk konsumsi. Sekitar 25% diambil untuk indukan dengan ciri besar dan sehat. [caption id=“attachment_1710” align=“aligncenter” width=“618”]Kolam pembesaran lobster sistem running water Kolam pembesaran sistem running water[/caption]

Modifikasi Kolam Agar Hemat Biaya

Cara yang ditempuh anak pertama dari tiga saudara itu menghemat biaya produksi. Biaya listrik untuk filter, pompa, dan aerator ditiadakan. Pada budidaya lobster di akuarium komponen biayanya mencapai 30%. Tenaga kerja yang dibutuhkan hanya seorang untuk luasan 1 ha. Tugasnya hanya mengontrol aliran air dan memberi pakan tambahan berupa sayuran sisa di pasar dan keong mas. Inspirasi pria gemar membaca itu muncul dari salah seorang rekannya di kota hujan, Bogor, yang tak sengaja menaruh lobster di empang ikan mas. Hasilnya? Lobster tumbuh bongsor. Ide itulah yang mendasari Cuncun merakit kolam ikan mas untuk lobster. Ada beberapa modifikasi yang diperbarui sehingga tidak seluruhnya serupa dengan raning (running water) ikan mas. Salah satu kuncinya adalah mengurangi debit air. Air yang bersumber dari sungai Ciampea itu melewati pintu air berukuran 50 cm dengan kedalaman lm. Dari sana air melewati kolam pengendapan berukuran 2 m x 4 m sebanyak 5 kolam. Tujuannya untuk menjernihkan air dan mengendapkan lumpur dari sungai. Debit air diatur dengan mengatur bukaan saluran pemasukan air di kolam pembesaran. [caption id=“attachment_1710” align=“aligncenter” width=“399”]Bak filter Bak filter, cegah pencemaran[/caption]

Cokelat

Agar produksi optimal, kontrol air menjadi syarat utama. Air dari sungai perlu diwaspadai, terutama faktor pencemaran. Untuk itu Cuncun menanam beberapa jenis ikan mas dan cere sebagai indikator. “Maksudnya bila ikan itu mati tanda kondisi air buruk,” katanya. Bila demikian, pintu air segera ditutup dan air di endapkan selama seminggu setelah ditaburi garam dan kapur dengan komposisi seimbang. Itu digunakan untuk menetralkan pH air. Kolam terbuka memungkinkan langsung bersentuhan dengan alam. Terutama bila musim hujan. Jika hujan deras, saluran pengatur debit air harus segera dikecilkan untuk menghindari luapan air. ’’Luapan air dapat menghanyutkan pakan alami bahkan lobster,” kata pria berkulit putih itu. Dasar kolam berlumpur biasanya menyebabkan warna kulit lobster kurang cerah. Asal warna biru berubah menjadi kecokelatan. Namun, itu bukanlah penghalang yang berarti. Toh, setelah dimasak menjadi menu lezat, warna udang tetap memerah, rasa lezat, dan mengundang selera.