Budidaya Vanili Lewat Stek Daun
- 4 min read
Cara RM Zu’aya Kusuma Budidaya Vanili Lewat Stek Daun amat efisien. Betapa tidak, pria kelahiran Yogyakarta 53 tahun silam itu hanya memerlukan sebuah titik tumbuh. Artinya panjang batang calon sebuah bibit hanya 2 cm. Untuk menentukan batang yang siap dijadikan calon generasi baru, Zu’ama berpatokan pada ukuran daun. Daun tanaman sepanjang 20-22 cm kelak menghasilkan bibit kualitas A; 15-19, B; dan 10-14, C. Induk layak potong minimal terdiri atas 2 sulur sehingga sudah cukup dewasa. Sepekan sebelum pemangkasan, alumnus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga itu menyemprotkan pupuk majemuk cair. Cairan pupuk diberikan dalam bentuk partikel yang amat halus seperti pengabutan. Jika perlu frekuensi penyemprotan ditingkatkan 2-3 kali. “Yang penting seminggu sebelum pemotongan, penyemprotan pupuk harus dihentikan,” kata Zu’ama. Tujuan pemupukan agar tanaman mempunyai cadangan nutrisi yang memadai.
Bantuan Karung Goni basah
Sebelum pemotongan batang calon bibit, siapkan pisau tajam dan bersih. Pekebun vanili sejak 1968 itu merekomendasikan waktu terbaik untuk memotong batang sebelum pukul 07.00. “Di pagi hari angin belum bertiup kencang. Udara juga bersih sehingga meminimalkan kontaminasi,” kata ayah 3 anak itu. Setiap kali sebelum memotong batang, oleskan irisan bawang merah di mata pisau. Langkah itu mempunyai 2 tujuan. Pertama sebagai sterilisasi pisau sekaligus menghentikan tetesan lendir di bekas potongan. Harap mafhum selama ini setek menjadi media penularan patogen. Hasil penelitian menunjukan, 7- 32% setek terkontaminasi Fusarium oxysporum walau diperoleh dari tanaman yang tak bergejala. Cendawan itu biang kerok serangan busuk pangkal batang. “Sejak menanam vanilipada tahun 1968, saya belum pernah melihat vanili saya terkena serangan penyakit,” kata Zu’ama. Selain itu bawang merah Allium cepa mengandung giberelin yang merangsang pertumbuhan akar. Potong batang vanili secara mendatar. Hasil potongan- sebelum dibagi-bagi dalam ukuran yang lebih kecil-disimpan di ruangan bersih selama 2 hari. Untuk menjaga sanitasi, hindari berlalu-lalang di ruangan itu.’* Zu’ama biasanya memberi alas goni yang telah dibasahi. Itu untuk mencegah laju evapotranspirasi yang berlebihan. Hindari pancaran sinar matahari langsung pada calon bibit.
Perbanyakan Lewat Cara Stek Relatif Lebih Cepat
Media persemaian Budidaya Vanili berupa campuran kompos, gergajian, sekam, dan butiran sabut kelapa. Selain sekam, semua media dijemur 3 hari dan dicuci sebagai langkah sterilisasi. Setelah diaduk rata, media dihamparkan membentuk bedengan berketebalan 15 cm. Sekarang batang yang tersimpang 2 hari lalu, dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil. Masing-masing potongan harus mempunyai satu titik tumbuh. Panjang batang biasanya hanya 2 cm dan disertai sehelai daun. Setek itu ditanam di bedengan berjarak tanam 5 cm x 2 cm. Posjsi batang vertikal hingga sebagian daun terbenam dalam lubang tanam. Hanya sepertiga bagian daun yang muncul di atas permukaan tanah. Dengan penanaman vertikal sirkulasi sinar matahari lebih merata. Zu’ama menanam di bawah para-para untuk mengurangi penguapan. Alternatif lain dengan menyungkup bedengan dengan plastik sejak hari pertama penanaman. Sungkup sebaiknya mudah dibuka-tutup sehingga memudahkan penyiraman. Frekuensi penyiraman 2-3 hari sekali. Dua pekan kemudian, akar mulai tumbuh. Menurut Zu’ama, pertumbuhan akar setek yang terdiri atas satu titik tumbuh sepanjang 2 cm jauh lebih cepat ketimbang yang 2 ruas. Sebagai gambaran, setek pendek 2 cm siap pindah ke polibag pada umur 1,5 bulan; setek panjang, 2,5 bulan-3 bulan. Duduk perkaranya begini. Transformasi hara di setek pendek jauh lebih cepat lantaran “sempitnya” jaringan tanaman. Singkat kata, distribusi hara lebih mudah menjangkau ke seluruh jaringan sehingga akar mudah tumbuh. Kemudian disusul oleh tunas baru. [caption id=“attachment_1287” align=“aligncenter” width=“601”] Dari pesemaian ke polibag[/caption]
Kendala Terkait kondisi ekologi
Dari lahan pesemaian, satu per satu individu baru itu dipindahkan ke polibag berdiameter 10 cm. Hanya dengan menarik daun, batang tanaman mudah terangkat beserta akar. Media tanam di polibag berupa campuran pupuk kandang, kompos, dan sabuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1. Kepala Pusat Penelitian Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) itu memanfaatkan polibag anyaman bambu. Maksudnya agar kelak bisa langsung ditanam di lahan. Bila memanfaatkan polibag plastik, nantinya harus disobek sebelum penanaman. Sebulan bibit di polibag, nyaris tak ada perawatan berarti selain penyiraman rutin. Frekuensinya 2-3 hari sekali. Kini kerabat anggrek itu harus berpindah ke lahan penanaman yang sebenarnya. Menurut Zu’ama 1,5 tahun sejak pembibitan, tanaman sudah berproduksi. Itu jelas nilai tambah yang menarik. Soalnya, setek sepanjang 40-50 cm mulai berproduksi pada umur 1,5 tahun. Pantas jika pesanan bibit mengalir deras ke Zu’ama. Pekebun vanili di kota-kota di Bali, Sumatera, dan Kalimantan memesan bibit emas hijau itu. Ia mulai menghasilkan setek pendek sejak 3 tahun silam. Menurut Prof Dr Bambang Hadisutrisno, produsen bibit vanili dari Yogyakarta, “Sesuai riset mahasiswa master untuk menghasilkan bibit terbaik minimal terdiri dari 2 ruas.” Pantauan mitrausahatani di berbagai sentra Budidaya Vanili seperti Garut, Sumba, dan Bali menunjukan, umumnya pekebun menggunakan setek 3-6 ruas. Bambang yang juga dosen Universitas Gadjah Mada menuturkan, setek satu ruas amat riskan lantaran kondisi ekologi di lapangan. Meski demikian menurut Ir Mesak Tombe dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, peluang keberhasilan setek satu ruas tetap terbuka. Itu dibuktikan oleh Zu’ama di Kulonprogo, Yogyakarta. Setek yang terdiri atas selembar daun menjadi generasi baru yang menghasilkan emas hijau.