Daun Sambiloto dan Virus Flu Burung
- 3 min read
Beberapa bulan ke belakang masyarakat dihebohkan oleh kasus merebaknya wabah flu burung yang menyerang ternak-ternak ayam. Dalam waktu singkat jutaan ayam mati akibat penyakit itu. Kontan fenomena itu menimbulkan ketakutan hebat di kalangan masyarakat. Sebab, penyakit virus itu bersifat zoonosis alias menular ke manusia. Potensi manusia tertular flu burung memang kecil. Dari sekitar 135 strain virus penyebab penyakit itu, diperkirakan hanya 5 jenis atau 3,7% yang dapat menjangkiti manusia. Namun, di Thailand ada 10 orang meninggal akibat serangan salah satu virus itu.
Perlu Biaya besar
Masyarakat dan pemerintah berupaya menanggulanginya antara lain dengan memusnahkan ayam-ayam yang terjangkit dan vaksinasi ayam sehat. Departemen Pertanian memperkirakan kebutuhan vaksin di Indonesia mencapai 120-juta dosis per bulan. Upaya itu jelas memakan biaya besar. Departemen Pertanian mengusulkan dana sebesar Rp212-miliar kepada pemerintah untuk mengatasi wabah flu burung. Itu di luar bantuan yang ditawarkan pihak lain. Di antaranya senilai US$390.000 atau sekitar Rp3,276-miliar (kurs Rp8.400/ US$, red) dari FAO. Belum lagi kerugian yang diderita para peternak maupun orang-orang yang berbisnis produk asal unggas. Kerugian peternak pun ditaksir mencapai Rp50 miliar sampai Rp75-miliar. Sebuah industri jaket berbahan bulu unggas juga terancam ditutup lantaran impor bahan baku dilarang. Yang mengherankan, dari sekian banyak upaya yang dilakukan tidak satu pun menyinggung upaya pencegahan dan pengobatan dengan tanaman obat. Padahal, negara kita kaya akan beragam tanaman obat. Salah satu di antaranya sambiloto yang terbukti ampuh menangkal serangan virus, termasuk virus influenza.
Mengandung bioaktif
Sambiloto Andrographis paniculata tersebar mulai dari Cina, Indocina, semenanjung Malaya sampai ke Indonesia. Tanaman berumur satu tahun itu tumbuh di kebun, ladang, atau halaman. Batang tegak, berdaun tunggal berhadapan, dan bercabang banyak. Penampang melintang batang berbentuk segi empat. Buah berbentuk seperti sekoci dengan kedua ujung meruncing, beralur memanjang. Panjang buah 1 sampai 2 cm dan lebar 2 sampai 5 mm. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah herba. Maksudnya bagian yang terdapat di atas permukaan tanah, mulai dari batang, cabang, dan daun. Herba dicacah-cacah sepanjang 3 sampai 4 cm, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari dialasi tikar atau anyaman bambu. Herba kering inilah yang digunakan sebagai obat dan biasa dijual di penjual bahan-bahan jamu. Senyawa-senyawa bioaktif yang dikandung turunan diterpen lakton. Bentuk bebas maupun terikat berupa senyawa glikosida seperti andrografolida, deoksiandrografolida, 1 l,14-didehidro-14-deoksi andrografolida dan neoandrografolida. Kadang-kadang terdapat pula glikosida saponin andrografosida, deoksiandrografosida, dan andropanosida.
Teruji klinik
Dari hasil-hasil penelitian farmakologi diketahui, herba sambiloto berkhasiat antibakteri dan antivirus. Hson-Mou Chang dan Paul Pui-Hay But dari Chinese Medicinal Material Research Centre Universitas Hongkong membuktikan penyakit disentri basiler dapat disembuhkan dengan herba sambiloto. Hasil uji klinik itu juga menunjukkan konsumsi serbuk efektif mengobati infeksi saluran pernafasan atas, seperti influenza, tonsillitis, bronchitis, dan pneumonia. Di samping itu pemberian secara intragastrik, ekstrak akuatik (dengan pelarut air) daun sambiloto menghambat infeksi HIV-1 dan replikasinya di dalam sel limfoid. Pemberian ekstrak etanolik 50% herba sambiloto kepada mencit secara intragastrik (ke dalam lambung) menghambat pertumbuhan Plasmodium berghei. Secara in vitro, pemberian rebusan sambiloto meningkatkan kemampuan fagositosis lekosit. Pemberian 25 mg ekstrak etanolik per kg bobot tubuh secara intragastrik, menstimulasi produksi antibodi dan penundaan reaksi hipersensitivitas terhadap butir darah merah biri-biri. Ekstrak itu juga merangsang suatu reaksi imun yang tak spesifik. Hal ini menunjukkan, sambiloto meningkatkan imunitas tubuh. Karena kemampuannya melawan bakteri dan virus, sambiloto diduga dapat menanggulangi flu burung. Caranya, serbuk herba sambiloto dicampurkan ke dalam pakan ayam. Dengan dosis 300 mg/ kg bobot tubuh/hari selama 5 sampai 7 hari, cukup untuk menyelamatkan ayam dari serangan virus itu. Untuk peternak, berikan dosis 500 mg, 3 kali sehari untuk meningkatkan daya tahan tubuh.