Delima Jumbo Asli Dari Colo
- 3 min read
“Istimewa” komentar Gregori Hambali, MSc, pakar buah di Bogor ketika mendengar delima asal Kudus berbobot 700 g/buah. Lazimnya bobot Punica granatum itu 300-400 g. Ukuran jumbo itu menyamai delima asal Persia.
Decak kagum pun terlontar dari bibir para peziarah di makam Sunan Muria di daerah Colo, Dawe, Kudus. Beberapa kios memang menjajakan delima jumbo sebagai buah tangan. Terlihat seorang perempuan menimbang-nimbang buah itu di telapak tangan mencari yang lebih berbobot. Anggota famili Punicaceae itu memang dijual satuan, bukan per kilo. Harganya Rp2.500-Rp3.000/buah tergantung ukuran.
Tak melulu dibawa pulang, ada juga yang langsung mencicipi rasanya di sana. Oleh karena itu penjual selalu bertanya tujuan si pembeli. “Kalau ingin dimakan segar pilih buah kuning kemerahan. Itu tanda buah sudah masak. Kalau akan dibawa pulang warna kulit kuning semburat hijau yang masak 2-3 hari lagi,” kata Surati, salah satu pedagang di sana.
Asam segar
Begitu delima berdiameter 10 cm itu dibelah terlihat biji-biji merah tersusun padat. Biji agak lunak dan kenyal tidak mengganggu kenikmatan waktu buah dilahap. Mitra Usaha Tani mencicipi satu buah. Rasa asam dan sedikit manis langsung menyergap lidah. Segar karena kandungan air banyak.
Penampilan pohon delima jumbo sama dengan delima biasa. Tingginya mencapai 2-4 m dengan daun kecil-kecil. Bunga oranye dan berbuah sepanjang tahun. Greg, sapaan Gregori Hambali, menduga buah menjadi besar lantaran kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan delima. Wilayah Colo memang subur karena bekas letusan Gunung Muria sehingga cocok untuk tanaman buah.
Meski delima dapat beradaptasi di lokasi panas, ia tumbuh prima bila ditanam di daerah bertemperatur dingin. Di desa yang terletak 17 km dari Kudus di ketinggian 700 m dpi itulah yang menyebabkan ukuran menjadi lebih besar. Rasa buah pun manis.
Namun, menurut kolektor aneka tanaman langka itu, delima yang ditanam di dataran rendah bisa berukuran besar. Yang penting pemeliharaan intensif. Pomegranate itu menghendaki tanah gembur, zat hara memadai, dan becek. Selain itu, “Pemangkasan dan prunning buah juga membuat ukuran menjadi lebih besar,” kata Greg.
Buah masak ditandai kulit kuning kemerahan
Hiasan
Di desa penghasil alpukat dan pamelo itu, delima sudah merakyat. Ia ditanam di pekarangan-pekarangan penduduk. Setiap rumah rata-rata memiliki 2-3 pohon. Sayang, hingga kini asal-usul buah itu tidak diketahui secara pasti. “Ketika saya kecil, pohon itu sudah ada,” ujar Sriyono, salah satu warga di Japan yang tinggal di sana selama 50 tahun itu.
Dulu, pohon delima hanya dimiliki oleh orang tertentu. Mereka menanam di pekarangan sebagai penghias rumah. Buahnya pun hanya dibuat minuman segar seluruh anggota keluarga. Kini, beberapa warga mulai memperbanyak delima melalui cangkok. Buah berjuluk tap tim di Thailand itu mulai banyak menghias tanggul-tanggul di sawah.
Menjelang imlek-tahun baru Cina delima asal Colo diburu para pedagang dari Kudus. Mereka mengirim buah itu ke Jakarta untuk upacara sembahyangan. “Permintaan bisa mencapai 1.000 buah/ orang,” kata Sriyono. Harganya Rp2.000/ buah.