Di Kota Minyak Cinhua Berjaya
- 3 min read
Ketegangan terpancar di wajah peserta dan penonton di Patra Graha Pertamina ketika pemilihan grand champion berlangsung. Lima juri tampak mondar-mandir menyambangi ikan juara setiap kelas. Lima belas menit berselang, juri akhirnya menyematkan 5 pita merah ke akuarium CH B-8. Penghuninya, cinhua milik Housen asal Wonosobo dinobatkan sebagai lou han terbaik di kontes bertajuk Bupati Cilacap Lou Han Contest, akhir Juli 2013. Cinhua berukuran 20 cm itu pantas menang. Meski terkesan galak, ia jinak ketika didekati. Bahkan ikan yang dibeli Housen 4 bulan silam itu mampu mempertahankan siripnya mekar hingga akhir penjurian. Penampilannya pun istimewa, tubuh proporsional, taburan mutiara merata dan seimbang di seluruh tubuh. “Nonong dan badan proporsional,” kata Raymond A. Panggabean, koordinator juri. Tampil sebagai juara di kelasnya, cinhua yang ditawar Rp80-juta itu harus bersaing ketat dengan 5 kontestan lain dari kelas berbeda. Salah satu saingannya ialah ikan di akuarium MM A-15. Lou han kebanggaan Benny dari Cilacap itu tak kalah cantik. Sosoknya pun nyaris sempurna. “Sayang, sirip agak turun sehingga mengurangi penampilan,” ucap Nandi, juri dari Bandung. Rival berat lain untuk merebut grand champion datang dari lou han di akuarium NM A-13. Penampilan ikan milik Wiliam asal Bandung itu pun atraktif. Namun, juri melihat ada kekurangan pada kepala dan ekor. “Badan agak tipis,” ucap Hans, juri dari Jakarta.
Cilacap Louhan Contest
Mulus
Sehari sebelumnya, peraih grand champion milik pengusaha elektronik di Wonosobo itu bersaing dengan 25 kontestan lain di kelas cinhua ukuran 16-22 cm. Pada putaran awal ia terjaring masuk nominasi 10 besar. Di babak itu penilaian ulang dilakukan untuk mendapatkan sang juara. Saingan beratnya datang dari ikan di akuarium CH B-5 dan CH B-6 milik Teguh; CH B-15, Kristiono; CH B-l, Effendi yang juga tergolong bagus. Juri pun harus menilai dengan kriteria penilaian, seperti overall impresion, body shape, head, fin, marking, colour, spotted bright. Cinhua kebanggaan Housen akhirnya meraih juara I dengan nilai 326. Lou han di akuarium CH B-5 milik Teguh yang menempati runner up sebenarnya bagus. Bentuk badan proporsional dan warna menonjol. Tampilan sirip pun stabil. Sayang, nong nong kepala kurang sempurna. Ia hanya meraih poin 319,5. Peringkat ke-3 diperoleh cinhua milik Kristiono asal Pekalongan dengan nilai 315.
Kebanggaan Tersendiri
Juara di Cilacap Louhan Contest
Meski hanya di urutan ke-3, Kristiono, hobiis asal Pekalongan merasa puas mengikuti jalannya kontes. Prestasi yang diraih ikannya lebih baik dibanding ketika mengikuti kontes di Semarang sebulan sebelumnya. Di sana ia hanya meraih peringkat ke-5. Rasa bangga semakin lengkap ketika ikan seharga Rpl8-juta itu dinobatkan sebagai best in head. Kedatangan Peng Hwat ke kontes pun tak sia-sia. Tujuh lou han andalan hobiis asal Magelang itu mampu mengukir prestasi. Salah satunya berhasil meraih juara I di kelas cinhua ukuran maksimal 15 cm. Prestasi itu pernah diraihnya ketika kontes lou han di Semarang, Mei 2003. Lantaran juara beberapa kali di kontes, lou han itu pernah ditawar Rp20-juta, tetapi tidak dilepas. Lou han andalan peternak di Kopeng, Salatiga itu malah gagal meraih gelar terhormat. Namun, Peng Hwat tetap bangga lantaran lou han miliknya itu terpilih sebagai ikan favorit bupati Cilacap, H. Probo Yuliastoro. Kontes yang diselenggarakan di Patra Graha Pertamina, Cilacap pada 23-27 Juli 2003 itu cukup sukses. Meski hanya diikuti 140 ikan, acara berlangsung meriah. Kontestan terbanyak di kelas cinhua yang mencapai separuhnya. Di banding kontes serupa di kota besar di Jawa, kualitas ikan para peserta sudah lumayan. Kendati kontes berskala regional, panitia mampu menjaring peserta dari luar kota, seperti Jakarta, Semarang, Solo, Yogyakarta, Bandung, dan Pekalongan. Penonton pun membludak memadati ruangan.