Durian Udang Merah Kalimantan, Durian Lezat Beraroma Pisang

  • 4 min read

Berkali-kali dalam belasan tahun terakhir menembus belantara Kalimantan, Lutfi Bansir belum pernah menemukan durian anggang berdaging tebal bercitarasa istimewa. Lazimnya Durio graveolens itu berdaging buah tipis dan hambar. Siapa sangka di Kelantan, Malaysia, ada 40 klon graveolens terbaik di dunia: daging buah tebal dan lezat. Graveolens termasuk satu di antara 3 kerabat durian yang berwarna. Daging buahnya berwarna merah atau jingga sehingga memikat.

Durian Udang Merah

Durian Udang Merah adalah salah satu jenis durian yang populer di Indonesia. Udang Merah Durian memiliki daging yang segar dan lembut, serta rasa yang manis. Durian Udang Merah juga kaya akan vitamin C, sehingga baik untuk kesehatan.

Durian udang merah ini merupakan salah satu jenis durian terbaik yang ada di Indonesia. Durian ini memiliki rasa yang unik dan sangat lezat. Selain itu, durian udang merah juga sangat bergizi dan kaya akan nutrisi. Oleh karena itu, banyak orang yang ingin membeli durian ini.

Namun, harga jual durian udang merah biasanya cukup mahal. Hal ini karena durian udang merah sangat langka dan sulit ditemukan. Oleh karena itu, harganya pun akan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jenis durian lainnya.

Dua kerabat durian lainnya, warna buah durian Durio dulcis yang berkulit merah dan Durio kutejensis berdaging buah kuning. Di alam graveolens matang kulitnya terbuka-memamerkan daging buah-meskipun masih tergantung di dahan pohon. Warna mencolok itu memikat burung anggang untuk menyantap sehingga masyarakat menyebut graveolens itu durian anggang.

[caption id=“attachment_15932” align=“aligncenter” width=“300”]Aziz Zakaria menyeleksi 40 pohon Durio Graveolens dan menghasilkan 15 pohon terbaik Aziz Zakaria menyeleksi 40 pohon dan menghasilkan 15 pohon terbaik[/caption]

Durian Dengan Aroma pisang

Rangkong-nama lain burung anggang-memang menyukainya. Namun, penduduk di sekitar hutan jarang menyantap graveolens. Musababnya daging buah tipis, hambar, dan aroma agak langu. “ia sesekali muncul di pasar tradisional sebagai sayuran. Penduduk setempat mengolahnya menjadi tumis dengan udang galah,” kata Lutfi.

Namun, siapa sangka 2 praktikus durian Indonesia, Lutfi Bansir dan Adi Gunadi, menemukan graveolens di Kelantan, semenanjung Malaysia, yang terpisah dari daratan Borneo. “Ini mirip durian merah yang ditemukan di ujung timur Pulau Jawa atau durian pelangi di Papua Barat,” kata Lutfi.

Bedanya bila durian merah dan durian pelangi merupakan silangan alami graveolens dengan zibethinus, maka warna buah durian merah di kebun milik Aziz Zakaria MSi PhD di Kelantan masih murni graveolens.

[caption id=“attachment_15934” align=“aligncenter” width=“300”]Aziz Zakaria MSi PhD (tengah) koleksi Durio Graveolens asal Brunei sejak 1995 Aziz Zakaria MSi PhD (tengah) koleksi graveolens asal Brunei sejak 1995[/caption]

Menurut Lutfi, kualitas buah graviolens di kebun Aziz mendekati zibethinus sehingga dapat dikonsumsi segar. “Daging buah tebal, manis berlemak, serta beraroma pisang,” kata Lutfi. Musababnya, graviolens itu hasil seleksi Aziz sejak awal 1990-an. Ketika itu anggota staf pengajar di Fakultas Teknik, Universitas Putra Malaysia, itu menjadi konsultan irigasi pertanian bagi Pemerintah Brunei Darussalam yang tengah mengembangkan pertanian padi.

Hasil seleksi yang ketat

“Saya melihat durian berwarna yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Saya tertarik untuk menyeleksinya,” kata Aziz. Selama 5 tahun bolak-balik Malaysia-Brunei Darussalam, Aziz mengamati keragaman graveolens yang banyak tumbuh di negara penghasil minyak itu.

Menurut Aziz, semula graveolens yang ditemuinya berdaging buah tipis, hambar, dan tanpa aroma durian. Namun, ia berkali-kali menemukan graveolens berdaging buah tebal, rasa agak manis, dan beraroma mirip durian di lapak buah dan di pohon langsung.

“Setelah yakin beberapa graveolens memiliki kualitas buah yang bagus, seleksi mulai dilakukan pada 1995 hingga 2010,” kata doktor Irigasi Pertanian alumnus Utah State University, Amerika Serikat, itu. Secara bertahap Aziz memilih buah graveolens terbaik, lalu menyeleksi biji yang bentuknya utuh.

Total jenderal ia menanam 40 graveolens hasil seleski di lahan 3 ha. la juga menanam spesies durian lain seperti durian Durio zibethinus, durian daun Durio lowianus, karantungan Durio oxleyanus, dan durian kura-kura Durio testudinorum asal Brunei.

Saat ini 15 dari 40 graviolens itu sudah berbuah, la pun memberi nama klon gravelones secara berurutan : DG-1, DG-2, hingga DG-40 sebagai tanda jenis durian. “Karena ditanam dari biji kualitas daging buah beragam. Warna daging buah dari jingga, merah muda, hingga merah pekat. Pun aroma buah bervariasi,” kata master Ilmu Pertanian dari University of Florida, Amerika Serikat, itu. Secara umum, menurut Lutfi, ketebalan daging buah graveolens di kebun Aziz di atas rata-rata dengan kisaran 1-2 cm.

Durian daging merah

[caption id=“attachment_15935” align=“aligncenter” width=“300”]Buah graveolens istimewa: berdaging buah tebal, lezat,dan beraroma pisang. Buah graveolens istimewa: berdaging buah tebal, lezat,dan beraroma pisang.[/caption]

Menurut Aziz, “Dari kualitas buah urutannya DG-4, DG-11, DG-2, dan DG-5.” Warna merah daging buah DG-4 paling pekat, pongge paling tebal, dan aroma pisang muncul sejak buah terbelah. Sementara DG-11 berdaging buah lebih muda, tebal karena setiap juring terdiri atas 1-2 pongge. Graveolens DG-2 berdaging buah merah pekat, lebih tipis. Adapun DG-5 yang jingga itu berdaging buah tebal.

Aziz juga menanam durian musang king yang sohor sebagai durian terbaik Malaysia. “Peluang terjadi persilangan alami antara musang king dan graveolens terbuka lebar. Diharapkan diperoleh turunan musangking yang lebih baik,” kata Aziz.

antas setiap musim panen musang king, Aziz tak serta-merta langsung menjual buahnya yang memang laku keras, la selalu mengamati buah di setiap pohon untuk mendeteksi terjadinya kemungkinan silangan alami.