Ektraks Temulawak Sebagai Antibiotik Alami Untuk Hewan Ternak

  • 3 min read

Menyebut rimpang temu lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), maka ingatan akan melayang kepada Javaplant. Ya, Javaplant memang identik dengan temulawak. Sudah lama, Javaplant memang bertekad akan mempopulerkan temulawak sebagai antibiotik alami bahan herbal asli Indonesia yang hanya tumbuh di tanah air dan telah dibudidayakan secara turun temurun oleh bangsa Indonesia ke mancanegara. Sebagai raja ekstrak herbal, rasanya memang pantas bila Javaplant disebut sebagai ahlinya temu lawak. Selama ini, temulawak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional di Indonesia. Oleh Javaplant, temulawak ini diolah dan dikembangkan dalam sediaan ekstrak herbal. Dari seluruh kandungan temulawak, yakni fellandrean, turmerol, minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbino, curcumenes dan kadar xanthorrhizol, Javaplant baru terfokus mengolah kandungan yang paling dominan dan aktif, yakni xanthorrhizol. Kandungan xanthorrhizol dari temulawak ini diolah dan dibentuk dalam sediaan ekstrak. Bila sebelumnya, Javaplant melahirkan produk Xanthorrhizol 100 yang mengandung ekstrak xanthorrhizol murni dengan kadar 100%, kini Javaplant meluncurkan inovasi dan varian terbarunya, yaitu Java Curcuma Xanthorrhizol 2. Menggunakan angka dua di belakang nama Java Curcuma Xanthorrhizol karena produk ini hanya mengandung 2% xanthorrhizol dalam satu kilogram ekstrak. “Dengan 2% atau mengandung 20 gram xanthorrhizol, produk ini cukup aman dengan kualitas yang standarnya terjaga,” terang Junius Rahardjo, Chief Executive Officer (CEO) dan CO Founder PT Javaplant. Java Curcuma Xanthorrhizol 2 dipasarkan khusus kepada industri peternakan. Produknya berbentuk ekstrak kering yang dapat diaplikasikan ke dalam pakan, maupun suplemen ternak yang dikonsumsi sehari-hari. Secara efektif bila mengonsumsi pakan atau suplemen yang sudah mengandung Java Curcuma Xanthorrhizol 2, maka nafsu makan hewan ternak seperti sapi, kambing, unggas dan babi dapat meningkat. Selain itu daya tahan tubuh hewan ternak juga akan meningkat, sehingga dapat mengurangi pemakaian

Antibiotik Alami untuk hewan ternak

“Ini bersifat preventif bagi hewan ternak. Sebab, masih sering kita temui hewan-hewan ternak yang mudah atau rentan terserang virus dan jatuh sakit. Selama ini solusi yang digunakan adalah penggunaan antibiotik. Jika berlebihan menggunakan antibiotik, maka akan berdampak pada manusia yang mengonsumsi daging hewan ternak tersebut. Jadi rasanya penting bagi peternakan menggunakan ekstrak ini untuk diaplikasi dalam pakan maupun suplemen ternak,” paparjunius. Di luar negeri, persoalan yang menimpa industri ternak lain lagi. Bila musim panas tiba, biasanya hewan ternak sering terserang sariawan yang menyebabkan hewan malas untuk makan Akibatnya produksi susu yang dihasilkan jauh berkurang. Nah, memasukan Java Curcuma Xanthorrhizol 2 ke dalam pakan maupun suplemen hewan ternak dan dikonsumsi secara rutin, maka nafsu makan hewan ternak akan meningkat dan kesehatan ternak menjadi lebih baik sehingga sariawan yang menimpa hewan ternak dapat tertanggulangi.Dengan hewan ternak yang sehat, produktivitas akan meningkat dan berkualitas. Java Curcuma Xanthorrhizol 2 aman dikonsumsi hewan ternak setiap hari sesuai dosis anjuran. Yakni, untuk unggas cukup hanya dengan 5 miligram, kambing cukup dengan 10 miligram dan untuk sapi hanya dengan 20 miligram. Sadar terhadap manfaatnya yang cukup besar, meski belum lama dilempar ke pasar, respon positif berdatangan. Harga yang dibrandol Java Curcuma Xanthorrhizol 2 cukup terjangkau, yakni Rp i.536.500 untuk perkilogram. “Ini adalah solusi yang tepat bagi para peternak untuk mengatasi problematika hewan ternaknya,” jelas Junius. Javaplant sendiri tertarik melirik industri ternak karena merupakan industri yang cukup besar. Dan, potensi pasarnya cukup besar pula. Apalagi, belum ada yang serius menggarap ekstrak herbal untuk hewan ternak. Tak hanya dipasarkan di Indonesia, produk antibiotik alami ini juga akan dipasarkan ke Jepang, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Keempat negara ini terkenal dengan industri peternakannya.