Ikan frontosa: Perawatan Si Muka Monyet Menuntut Kesabaran Ekstra

  • 4 min read

Iqbal Suhatman pusing 7 keliling. Setahun lebih mencoba memijahkan si muka monyet tapi tak kunjung berhasil. Ujung-ujungnya hobiis di Solo itu menyerah. Kedelapan ikan yang berumur 1,5 tahun itu lalu digadaikan. Ia tidak tahu kalau frontosa baru memijah pada umur 2,5 tahun.

Matang kelamin terlalu lama membuat orang malas menangkar frontosa. Wajar populasi ikan bercorak putih hitam vertikal di tubuh itu jadi terbatas. Di kawasan jalan Barito, salah satu pusat perdagangan ikan hias lokal di Jakarta, hanya 2 sampai 3 kios memajang anggota keluarga cichlidae itu. Itu pun cuma 1-3 ekor berukuran 5 sampai 10 cm.

Padahal sejak pertama kali muncul pada Maret 1991 di kontes ikan hias PIHI (Perhimpunan Ikan Hias Indonesia) di Jakarta, ia menjadi favorit pengunjung. Tampang ikan asal danau Tanganyika di Afrika itu menarik lantaran jidat nongnong mirip lou han. Sayang, jumlah penangkar masih hitungan jari karena,’’Belum menemukan teknik dan kebanyakan ngga sabaran nunggu," ucap Sugeng Bintoro, penangkar siklid di Kartosuro, Solo.

Pangkas waktu kawin

Seandainya penangkar bisa bersabar Cyphotilapia frontosa mudah saja dikembangkan. Pijahkan induk di bak semen berukuran 2m x 4m x 1m. Setengahnya diisi air. Akuarium ukuran 80 cm x 100 cm x 120 cm boleh juga dipakai. Namun, gerakan induk jadi terbatas sehingga telur yang dihasilkan sedikit, kurang dari 10 butir per induk. “Di bak semen produktivitas bisa 25 sampai 30 telur per induk,” tutur The Thiong Bing, penangkar siklid di Yogyakarta.

Calon induk minimal berumur 2,5 tahun atau mencapai panjang tubuh 15 sampai 20 cm. Tempatkan secara massal di bak semen dengan perbandingan jantan dan betina 1:8. Jantan dicirikan bemongnong besar, perut buncit, mulut lebar, dan muka serta ekor berwarna lebih biru. Sementara betina nyaris tanpa nongnong dan sedikit kusam.

Dua bulan setelah disatukan biasanya prosesi kawin baru berlangsung. Namun, dengan penggantian air minimal sehari sekali waktu kawin bisa dipersingkat. Induk birahi 1 bulan lebih awal. Asal, kondisi air bertahan pada pH 8,5 sampai 9,5, tingkat kesadahan 10 sampai 15, dan suhu 26°C. Bila pH turun tambahkan garam secukupnya.

Anakan Ikan Frontosa

Betina yang telah dibuahi memiliki sedikit tonjolan di bawah mulut. Tonjolan pertanda betina menggendong telur. Secara alami, telur-telur itu disimpan di mulut selama 3 minggu. Burayak satu per satu keluar perlahan. “Tingkat kematian hampir 0%,” papar Sugeng.

Menurut kelahiran 43 tahun silam itu, jika ikan sakit telur dapat dievakuasi dengan paksa. Mulut induk yang berisi telur dibuka secara hati-hati. Caranya, tekan sisi kiri dan kanan hingga mulut terbuka. Dengan bantuan pinset ambil telur di mulut. Semua proses itu berlangsung di dalam air dengan posisi kepala ikan mendongak ke atas. Telur-telur tersebut selanjutnya diletakkan di wadah saringan pada akuarium penetasan ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm.

Agar pasokan oksigen terjaga tambah aerator. Yang perlu diingat, air di akuarium penetasan harus diambil dari bak induk. Jika dipakai air baru telur menjadi rusak dan membusuk 3 hari kemudian. Cara paksa itu tidak dianjurkan diterapkan pada ikan sehat. Pasalnya, ikan itu akan trauma dan susah bertelur lagi.

Seluruh telur berubah jadi burayak setelah 3 sampai 4 minggu. Pindahkan burayak ke akuarium ukuran 80 cm x 60 cm x 40 cm. Bubuhkan 1 tetes metilen blue per liter air untuk mencegah cendawan.

Selama kantung cadangan makanan di perut masih ada sekitar 1 sampai 2 minggu, ikan tak perlu diberi pakan. Selanjutnya beri kutu air secukupnya.

Anak ikan berumur 1,5 bulan atau berukuran 2,5 cm dipindahkan ke bak semen 2 m x 3 m. Pakan diganti pelet ikan setengah genggam per hari untuk populasi 40 ekor. Pakan segar seperti udang dapat diberikan. “Jangan cacing sutera karena mengakibatkan ikan kembung,” jelas Sugeng. Namun, pemberian pakan berlebih memicu ikan susah bertelur lantaran kegemukan. Secara alami induk sanggup bertelur lagi setelah 2,5 bulan. Pilih induk yang sudah berumur minimal 2,5 tahun

Waspada Penyakit Buta

Frontosa termasuk jenis siklid tahan banting terhadap penyakit. Namun, memasuki umur 3 sampai 4 tahun waspadai serangan penyakit mendadak. Mata si muka monyet bisa buta temporer. Jika dibiarkan kebutaan akan permanen. Gejalanya, mata ikan diselimuti selaput putih mirip serangan glukoma pada manusia. Ikan lebih banyak berdiam diri di tengah-tengah bak. Kalau bergerak ia sering menabrak tepi bak. “Jika belum parah cukup ditaruh di aliran air selama 5 hari berturut-turut,” kata Sugeng.

Bisul sebesar biji kedelai di kepala ikan kerap muncul. Bila pecah menyebabkan luka serius yang mengundang kematian ikan. Repotnya bisul itu mudah menjalar ke sekujur tubuh dan menular pada ikan lain.

Sebaiknya ikan sakit dikarantina. Lalu suntik ikan dengan penicilin atau tetracylin dosis 3 ml. Penyuntikan dilakukan di punggung ikan selama 5 hari berturut-turut.