Jamur Shitake: Pembibitan Dan Penyimpanan Log

  • 4 min read

Untuk pengusahaan jamur shitake di kayu gelondong, jenis dan perlakuan pada bibit sedikit berbeda ketimbang biasanya. Cara penyiapan log sampai siap tanam pun harus melalui perlakuan khusus. Persiapan dan perlakuan yang tepat niscaya akan meningkatkan keberhasilan pertanaman shiitake pada kayu gelondongan. Khusus untuk menanam shiitake di kayu gelondongan ada berbagai bentuk bibit tebar yang digunakan. Bibit tebar berbentuk miselium ditumbuhkan pada potongan kayu kecil berukuran lem-1,5cm. Dibungkus plastik atau botol plastik. Dengan cara tersebut, saat penanaman, potongan kayu itu bisa dimasukkan dalam lubang kayu yang telah dibor. Bentuk bibit tebar lainnya berwujud serbuk atau biji-bijian. Bibit dalam bentuk ini hanya tinggal memasukkan dengan pinset ke dalam lubang. Namun kebanyakan orang lebih memilih cara pertama dan bentuk biji-bijian. Yang juga perlu diingat, kualitas bibit harus tetap terjaga. Caranya, simpan di tempat dingin (seperti lemari es atau refrigerator), tidak membuka bibit sampai siap tanam, dan menghindari cahaya langsung.

Persiapan Seeding

Maksud dari Seeding yaitu memasukkan bibit jamur shitake ke dalam lubang kayu gelondongan. Untuk kayu, setelah dipilih yang terbaik dan sesuai syarat, dilakukan pengeboran. Kayu tersebut dilubangi sedalam l,5cm; 2cm; sampai 3cm. Sebaiknya pelubangan mencapai bagian sapwood. Jarak melubangi dari atas kayu 5cm dan jarak antarlubang vertikal-horisontal sekitar 15cm-20cm. Pelubangan sebaiknya lebih dalam lem dari batas kulit kayu. Bisa juga mengikuti rumus Prof Chang ST untuk membagi dan membuat banyaknya lubang dalam log.   [caption id=“attachment_1483” align=“aligncenter” width=“316”]Log jamur Jumlah Lubang =diameter balok(Cm) x panjang balok (Cm)[/caption] Untuk memasukkan bibit ke dalam kayu digunakan alat bantu, seperti pinset, palu, lilin cair (parafin), dan kulit kayu. Tahap demi tahap pemasukan bibit asal potongan kayu bisa dilihat pada gambar 1. Cara yang hampir sama juga dilakukan ketika memasukkan bibit asal serbuk. [caption id=“attachment_1483” align=“aligncenter” width=“330”]Posisi Log jamur Gambar 2 :Penyusunan beberapa posisi Log pada penempatan permanen[/caption]

Penempatan Log sementara

Pada tahap ini kayu disimpan sementara untuk menjaga kelembapan. Bibit jamur shitake juga diberi kesempatan untuk tumbuh menyebar ke seluruh bagian kayu. Lama penyimpanan sekitar 2 bulan. Kayu gelondongan ini disatukan dengan cara diikat. Tiap ikatan terdiri atas 501og-801og, dan selanjutnya ditutup plastik. Di bagian atas biasanya dilapisi lagi dengan penutup dari jerami. Usahakan agar log tersebut tidak bersentuhan atau menempel lagi dengan tanah. Selain itu untuk menjaga kontaminasi pada media tanam, siram setiap 3 hari selama 1/2 jam kecuali bila hujan turun. Selesai waktu penyimpanan, log perlu dipastikan kesiapannya. Ambil 2-3 batang dan amati lubang tempat bibit tumbuh. Gunakan pisau dan kuliti kayu penutup dan parafin. Bila terlihat adanya miselium (lubang yang terlihat memutih), maka sudah saatnya log dipindahkan ke tempat pemeliharaan. Bibit yang gagal tumbuh atau terkontaminasi bisa dipisahkan. Menurut pengalaman, 40-50hari miselia menyebar hampir merata. Namun bila kayu terlalu kering atau basah proses itu bisa berjalan lebih lama, mencapai 6 bulan bahkan lebih.

Penempatan Log Permanen

Log yang telah siap ditempatkan di ruang khusus penanaman dan pemeliharaan jamur shiitake. Penyusunan log dalam tahap ini ada beberapa posisi seperti pada gambar 2. Sama dengan tahap sebelumnya, miselia harus ditunggu sampai benar-benar merata dan menyebar ke seluruh bagian kayu. Amati pula media dengan intensif. Ada kemungkinan terjadi kontaminasi lantaran kesalahan cara penyimpanan. Penyebabnya bisa saja binatang, serangga, hama atau penyakit yang datang akibat peletakkan di alam sebelumnya. Terkadang terdapat spot yang tak terlihat di kayu. Kayu tersebut otomatis telah terkontaminasi tapi tak terdeteksi. Pada tahap ini, kayu-kayu itu harus dirotasi letaknya minimal 2 kali dalam setahun. Tujuannya, agar masing-masing kayu mendapatkan jumlah air dan sirkulasi udara yang sama dengan memindahkannya ke tempat lebih baik. Diharapkan dengan cara tersebut kayu yang dihasilkan memiliki tingkat kematangan/kesiapan yang cukup. Cirinya, kayu tampak agak berkerak, tekstur kayu menyerupai bunga karang. Miselia jamur shitake tumbuh dan menyebar sampai kulit kayu. Itu bisa dilihat di bagian bawah potongan kayu (bagian sapivood ). Di samping itu, untuk memeriksa kematangan kayu bisa digunakan tes sederhana. Potong kayu sepanjang 2,5cm dari bawah, olesi/bilas dengan larutan ferrie chloride 5%. Jika tampak warna violet terang atau tak timbul perubahan warna di potongan kayu itu, maka kayu matang. Sebaliknya, bila yang muncul warna violet gelap, kayu kurang atau belum matang. Log yang menampakkan adanya kerak dan berbentuk bunga karang siap untuk melangkah ke tahap pemeliharaan dan masa panen. Jika tak terlihat tanda-tanda ini, berarti ada kemungkinan kayu terkontaminasi atau terinfeksi. Bila benar, maka selanjutnya timbul warna mencolok seperti hitam, merah, hijau, atau oranye di kayu. Kayu dengan kondisi tersebut harus cepat dibuang, dipisahkan atau segera dibakar.