Jorang 6 Meter Meriahkan Lomba Mancing Tegeg

  • 4 min read

Aten hanya memerlukan 0,5 menit untuk mengangkat ikan berbobot rata-rata 0,4 kg ke permukaan. Bobot ikan emas itu lebih ringan, sehingga waktu mengangkatnya pun lebih cepat. Kegiatan memancing saat itu agak berbeda karena Aten menggunakan tegeg (kedua huruf e dibaca keras, seperti pada kata kemah, red) di kolam pemancingan. Menurut pemancing senior di Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Sumaryono, tegeg jenis joran yang panjangnya 3,5-6 m. Ukuran joran yang panjang itu agar kail dapat dilempar ke tengah kolam. Harap mafhum memancing dengan cara tegeg tidak menggunakan ril untuk menggulung senar.

Lomba Mancing Ikan Dengan Suasana Alam liar

Karena tidak menggunakan ril, maka pemancing tidak bisa menarik dan mengulur senar pancing. Itulah sebabnya mancing dengan joran panjang disebut mancing tegeg. Senar pancing tegeg hampir sepanjang joran. “Idealnya panjang benang 80% dari panjang tegeg,” kata Kang Ito, sapaan akrab Sumaryono. Artinya jika panjang tegeg 3,5 m, maka panjang benang 2,8 m. Panjang benang yang 80% dari tegeg itu memudahkan pemancing mengambil ikan dari kail. Jika benang melebihi panjang tegeg menyulitkan pemancing saat mengambil ikan. Kang Ito mengatakan tantangan menggunakan tegegyaitu saat mendapatkan ikan. Pemancing mesti lihai membuat ikan ke pinggir kolam dengan hanya mengandalkan joran. Sebab tidak ada ril saat menggunakan tegeg. Itulah yang membuat Aten sedikit lebih lama mengangkat ikan dari kolam dibanding sebelumnya. Selain itu tempat pemancingan yang beratap membuat joran pengail kerap membentur atap saat menarik ikan. Sumaryono mengatakan memancing dengan tegeg lazim dilakukan di alam liar seperti di pinggiran sungai, rawa, danau, dan laut. “Tegeg lebih familiar dilakukan di laut untuk memancing baronang,” kata pria berkacamata itu. Pehobi mancing di Kota Depok, Provinsi Jawa Barat, Angga, mengatakan tegeg cocok dilakukan di alam liar karena memudahkan pemancing menjangkau tempat yang dihuni ikan.

Joran Pancing Panjang 6 Meter

Dengan tegeg pemancing mudah menjangkau tempat itu. Sebab joran tegeg lebih panjang daripada joran biasa yang dilengkapi ril. Panjang tegeg 3,5 m-6 m, sedangkan panjang maksimal joran biasa yaitu 1,8 m. Panjang joran berpengaruh saat pengail memancing di alam liar. Lazimnya pinggiran danau atau rawa ditumbuhi semak. Jika menggunakan joran biasa pemancing tidak bisa menjangkau danau karena terhalang tumbuhan liar itu. Namun, lokasi tempat ikan berkumpul mudah tercapai jika pemancing menggunakan tegeg. Menurut Kang Ito pemancing di Sumatera dan Kalimantan lazim menggunakan tegeg karena kondisi alam mendukung. “Di kedua pulau itu banyak terdapat rawa, danau, dan sungai,” kata pria yang juga produsen umpan mancing itu. Namun, setahun terakhir para pemancing air tawar juga menerapkan mancing tegek.

Lomba baru

Keberhasilan Aten mengangkat ikan emas berbobot 2.32 kg itu yang pertama baginya Di kompetisi sebelumnya ia belum pernah mengangkat babon. Atas prestasinya itu Aten mendapat domba jantan berumur 2 tahun sebagai hadiah. “Saya sangat senang dengan keberhasilan ini,” kata pria kelahiran Bogor itu Sebelum lomba ia menargetkan mendapatkan kan paling berat dan itu tercapai. Kompetisi mancing tegeg di kolam air tawar itu untuk kali pertama. Menurut Aten faktor keberuntungan lebih dom nan saat mendapatkan babon. Memancing dengan tegeg di kolam pengalaman pertama Aten. Meski begitu memancing dengan tegeg bukan yang pertama bagi pria berumur 30 tahun itu. Kurang lebih dua kali dalam sebulan ia kerap memancing tegeg di danau sekitar Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. “Jadi saya lumayan terbiasa memancing dengan tegeg,” kata Aten. Menurut pria kelahiran 3 Maret 1984 itu memancing tegeg menyenangkan karena saat fight dengan ikan lebih terasa. Pada 28 September 2014 itu Aten mengikuti lomba mancing Tegeg Competition di Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.

Lomba Mancing Ikan Mas Perdana

Menurut Kang Ito lomba mancing ikan mas dengan tegeg tergolong baru. “Saya belum pernah mengikuti lomba mancing dengan tegeg,” kata pria yang kini menyukai memancing di alam liar itu. Penyelenggara acara yaitu Bogor Angler Community (BAC). Ketua BAC H Mohammad Idris mengatakan bahwa lomba mancing tegeg baru pertama kali dilaksanakan oleh Bogor Angler Community. Ide membuat lomba mancing dengan tegeg berasal dari anggota komunitas. “Teman-teman ingin merasakan sensasi memancing berbeda di kolam,” kata Idris. Pemilik pemancingan Wangunsari Giri Setiadi, sangat mendukung lomba mancing dengan tegeg itu. Acara itu berlangsung meriah dan dihadiri 54 pemancing dari Jakarta, Bogor, dan Depok. Peserta yang berminat sebenarnya lebih dari 54 orang. Namun, panitia membatasi 54 orang menyesuaikan kapasitas kolam.

Para pemenang Lomba Mancing

Tidak hanya Aten yang menjadi juara karena berhasil mengangkat ikan berbobot paling besar. Senyum mengembang pun menghias wajah Hayat Surur dan Kiki Maryadi. Hayat kampiun di kategori Total Kanan, sedangkan Kiki pemenang di kategori Ikan Pita Terbanyak. Hayat menjadi juara setelah berhasil mendapatkan 42 ikan emas Cyprinus corpio dalam 5 jam. Kebetulan saat itu Hayat duduk di barisan kanan sehingga menjadi juara Total Kanan. Sementara kampiun Total Kiri yaitu Den Suhadma dengan perolehan lebih dari 47 ikan. Pada kontes itu panitia menyediakan 54 ikan yang diberi pita menyesuaikan jumlah lapak. Kiki menjadi jawara di kategori Ikan Pita Terbanyak karena sukses mendapatkan 8 ikan berpita. Atas prestasi itu Hayat, Den, dan Kiki mendapat beragam hadiah seperti trofi, sertifikat, uang tunai, dan bibit srikaya new varietas dari Majalah mitra usaha tani. Mereka senang dengan keberhasilan itu dan mengakui memancing tegeg di kolam memiliki sensasi tersendiri.