Khasiat Dan Manfaat Bawang Putih Untuk Beragam Penyakit

  • 3 min read

Bawang putih Allium sativum bukan sekadar bumbu dapur. Garlic itu mampu menyembuhkan berbagai penyakit, seperti hipertensi, kolestrol tinggi, diabetes mellitus, dan jantung koroner. Ia juga mengurangi kecenderungan penggumpalan darah. Sifatnya hangat dan pedas dengan afinitas (kecenderungan hubungan, red) ke lambung dan usus besar. Di dalamnya terdapat minyak asiri (allin, allinase, dan allicin), scordinins, selenium, dan vitamin (A, B, C, dan E). Ia juga mengandung sekitar 75 senyawa sulfur, di antaranya bioflavonoid quercetin dan cyanidin yang berguna menjaga kesehatan. Bila siung bawang putih segar dihancurkan, allin akan dipecah oleh allinase menjadi allicin. Allicin, senyawa aktif dalam bawang putih berkhasiat antiseptik dan antibiotik. Ia mengatasi berbagai infeksi seperti disentri, tifoid, dan tuberkulosis. Masyarakat Manado menggunakannya sebagai obat luar untuk mempercepat matang bisul.

Multikhasiat

Bawang putih berkhasiat tonik, meningkatkan nafsu makan, mengeluarkan cacing usus, dan ekspektoran. Faedah lain peluruh keringat, diuretik, penurun tekanan darah, pengontrol gula darah, dan penawar racun. Allium sativum juga mujarab untuk mengatasi cacingan, diare, disentri, tuberkulosis, batuk berdahak, influenza, hipertensi, diabetes mellitus, dan hiperkolesterolemia. Kandungan selenium berkhasiat antioksidan dan penghambat oksidasi kolesterol-LDL sehingga tidak terbentuk peroksida dan radikal bebas yang karsinogenik. Selenium juga menghambat pertumbuhan kanker dan polip di usus besar, mencegah penggumpalan platelet (trombosit), meningkatkan kekebalan tubuh, dan menghambat replikasi virus. Selain itu Allium sativum mengatasi gangguan sirkulasi darah sehingga mencegah timbulnya stroke dan penyakit jantung koroner. Fungsi lain mencegah kematian otot jantung (miocard infark). Caranya dengan mengontrol tekanan darah, konsentrasi lemak darah, gula darah, dan faktor kekentalan darah. Penderita diabetes mellitus tipe II (DM tidak tergantung insulin) mengkonsumsi bawang putih karena dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dr. Steven Fulder, pakar tanaman obat kelas dunia dalam bukunya The Garlic Book menyebutkan, bawang putih berperan penting mencegah penyakit hati. Umbi ini terbukti melindungi sel hati dari kerusakan akibat pemakaian obat-obat sintetis dan bahan kimia berbahaya lain.

Diuji klinis

Masyarakat Cina yang banyak menggunakan Allium sativum dalam masakannya memiliki risiko kanker paling rendah. Hasil penelitian terhadap 16.000 orang membuktikan, bawang putih menetralisir senyawa-senyawa kimia penyebab kanker dan mengurangi resiko tumbuhnya tumor. Prof. Dr. John Milner dari Perm State ’s College of Health and Human Development, Amerika Serikat menguatkan pendapat itu. Menurutnya, senyawa S-allyl cysteine pada umbi memblokir nitrit dan morfolin membentuk formasi N-nitrosomorfolin (senyawa karsinogen hati). N-nitrosomorfolin merupakan turunan nitrosamin yang merupakan pdncetus kanker. Ia terbentuk di dalam tubuh karena adanya nitrat dan nitrit yang berasal dari air dan makanan Allium sativum menghambat pembentukan nitrosamin, sekaligus metabolismenya. Senyawa sulfur paling berperan menghambat metabolisme N-nitromorfolin, Kesimpulan itu diambil setelah Milner dan kawan-kawan melakukan penelitian terhadap tikus. Tikus diberi pakan Allium sativum selama 2 minggu, dengan dosis 2% kebutuhan harian. Lalu diberi Dimethylbenz(a)anthrancene (DMBA), senyawa pencetus tumor payudara. Setelah itu DNA dari jaringan payudara tikus diamati untuk mengetahui reaksi atau metabolisme DMBA. Jumlah metabolit DMBA pembungkus DNA (DNA adduct) dipakai untuk mengukur indikasi kanker. Hasil pengamatan menunjukkan, tikus yang tidak diberi bawang putih memiliki jumlah adduct terbanyak. Jumlah adduct pada tikus yang diberi bawang putih berkurang 64%.

Konsumsi segar

Untuk pemakaian luar, bawang putih mengatasi abses ringan, luka, dan infeksi jamur kulit. Caranya umbi digiling halus, tambahkan sedikit air, lalu diborehkan pada bagian yang sakit. Untuk penyakit internal, 3-4 siung bawang putih digiling halus atau dikunyah, lalu ditelan. Siung sebaiknya dalam kondisi segar. Sebab senyawa berkhasiatnya akan berkurang, bahkan hilang jika dipanaskan. Tikus yang diberi Allium sativum yang dipanaskan dalam microwave selama 1 menit, jumlah adduct berkurang 41%. Sedangkan yang diberi bawang putih dengan pemanasan oven konvensional selama 45 menit, lalu didiamkan selama 10 menit, jumlah adduct hanya berkurang 21%. Pemanasan akan menghentikan aktivitas senyawa antikanker pada bawang putih, (dr. Setiawan Dalimartha, staf Sentra’Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional DKI Jakarta)