Liukan Blackmoor Membungkam Singapura

  • 4 min read

Harsono pantas bangga. Selain blackmoor, 2 maskoki lainnya oranda dan ryukin pun merebut juara pertama di kelasnya. Kontes maskoki itu diselenggarakan oleh Qian Hu Fish Farm (secara harfiah berarti seribu danau, red). Farm yang didirikan oleh Yap Tik Huai pada 1985 itu bermarkas di Sungeitengah Agrotechnology Park, kira kira 30 menit perjalanan dari Bandara Changi. Kini generasi kedua uuef Kenny Yap dan Yap Hey Cha mengendalikan perusahaan yang mengekspor 500 spesies ikan hias ke 60 negara. Peserta kontes membeludak. Menurut catatan panitia adu molek itu diikuti oleh 300 maskoki. “Sepanjang pengalaman saya itulah lomba maskoki dengan peserta terbanyak,” ujar YB Hariantono, salah satu juri. Harsono satu-satunya hobiis Indonesia yang menyertakan ikannya. Peserta mancanegara juga datang dari Cina dan Malaysia. Hobiis maskoki tuan rumah Singapura, tampak mendominasi di berbagai kelas.

Persaingan Ketat

Adu bagus-bagusan itu dibagi 6 kategori, yakni dragon eye, mutiara, oranda, ranchu, ryukin, dan varietas langka. Setiap kategori terdiri atas 2 kelas, masing-masing kurang dari 14 cm dan lebih dari 14 cm. Rata-rata kualitas maskoki cukup bagus, terutama di kategori ryukin. Sayang, beberapa ikan di kelas mutiara < 14 cm sirip ekor dan dorsal kurang bagus. Namun, secara umum mutu ikan amat baik. Pantas bila persaingan ketat tak terelakkan. Tiga juri masing-masing YB Hariantono dari Indonesia, Patrick Tan (Malaysia), dan Louis Chan (Guangzhou, Cina) tetap objektif memberi penilaian. Penjurian kontes yang berlangsung di bilangan Sungeitengah, Singapura, itu dimulai pukul 09.00 waktu setempat atau 08.00 WIB hingga tengah malam. Pada tahap pertama, setiap juri memilih 5 nominasi di masing-masing kelas. Ikan-ikan terpilih itu barulah dinilai.

Berbagi 3 Kelas

Di kelas ranchu 14 cm, mahkota jawara direbut black ranchu-koleksi hobiis tuan W rumah. Red ranchu menyusul di belakangnya. Yang harus dicatat, black demekin kampiun ke-2 di kelas dragon eye berkualitas sangat prima. Meski belum sebaik juara pertama, ia berpotensi menjadi ikan bermutu. Peserta kelas oranda >14 cm amat variatif. Selain maskoki bertipe tubuh pendek, ada pula tipe tubuh panjang yang dinilai secara top view. Sangat disayangkan kampiun kelas varietas langka >14 cm lionhead merah putih berpompom justru bukan ikan yang benar-benar langka. “Ikan langka misalnya black egg fish mungkin jarang dipelihara orang,” ujar Hariantono. Para jawara pertama di setiap kelas >14 cm lalu bertarung kembali untuk memperebutkan gelar prestisius: grand champion. Jadi ada 6 kandidat peraih gelar bergengsi itu masing-masing mewakili kriteria dragon eye, mutiara, oranda ranchu, ryukin, dan varietas langka. Indonesia dan tuan rumah masing-masing menempatkan 3 ikannya.

Menang mutlak

[caption id=“attachment_2838” align=“alignleft” width=“300”]juri kontes maskoki Hariantono (kanan) bersama 2 juri lain[/caption] Prestasi luar biasa ditorehkan oleh hobiis maskoki Indonesia, Harsono Harjadi. Tiga jenis maskoki miliknya blackmoor, oranda, dan ryukin maju ke babak grand champion setelah mengatasi rival-rivalnya di masing-masing kelas. Sebelum melaju ke babak grand champion, balckmoor, misalnya, menyingkirkan 19,ekor lawannya. Dibilang luar biasa karena selama ini maskoki Indonesia dipandang sebelah mata oleh hobiis Singapura. Namun, ikan yang dibawa Harsono menepis pesimisme hobiis maskoki negeri jiran itu. Buktinya, ketiga juri sepakat memilih blackmoor sebagai sang kampiun. Itulah sebabnya penjurian untuk memilih peraih grand champion relatif cepat dan praktis tanpa perdebatan berarti. Apa keistimewaan ikan sepanjang 26 cm? “Belum pernah saya menemukan ikan seperti itu. Ikan itu sempurna. Kalau kalangan juri bilang, ikan itu muscular (berotot, red), kekar seperti binaragawan,” khta Hariantono. Hobiis di Pulomas,Jakarta Timur, itu meraih sejumlah uang dan 3 buah akuarium sebagai hadiah.

Antiklimaks

Di kategori 14 cm, ikan dilombakan dalam pasangan. Sebuah akuarium diisi 2 ekor dari jenis yang sama. Oleh karena itu keseragaman pasangan juga diperhitungkan. Seperti umumnya dalam kontes-kontes maskoki, peserta terbanyak kategori itu adalah kelas ranchu. Setidaknya 30 akuarium terisi ranchu <14 cm. Sepasang ranchu merah putih berukuran kecil akhirnya meraih juara. Moor triwama yang mutunya tak setara, justru merebut takhta di kelas dragon eye 14 cm. Mereka mengalahkan pasangan black demekin dan red demekin yang masing-masing harus puas di urutan ke-2 dan ke-3. Antiklimaks terjadi di kelas oranda <14 cm yang hanya diikuti oleh 3 pasang ikan. Juri pun langsung menentukan jawara ke-1 sampai ke-3 tanpa melalui babak penyisihan. Hal serupa terjadi di kelas varietas langka < 14 cm. Kontes di Singapura setidaknya mengubah citra maskoki Indonesia yang selama ini dicap kurang bermutu oleh hobiis negeri jiran itu. “Orang Singapura tak bisa memandang kita rendah,” ujar Harsono. Pamor ikan hias kelangenan itu pun terdongkrak seiring maraknya tren di tanah air.