Love bird Gobi dan Murai Batu Gondo Mayyit Berkicau Tanpa Henti Rajai Dua Kelas
- 3 min read
Kenny Rafsanjani, juri asal Kotamadya Depok, Jawa Barat, berpendapat sama. Tembakan lagu panjang, sehingga unggul dari kekuatan dan mental burung. Para juri akhirnya mendaulat Gobi menjadi yang terbaik di kelas Bang Yos. Berselang 2 jam Gobi kembali beraksi di kelas 268 BC. Lagi-lagi murai batu milik Yadi Suzuki dari Cirebon, Jawa Barat, itu menjadi jawara. “Penampilannya konsisten sehingga layak menjadi juara,” ujar Kenny. Love bird bernama Gondo Mayyit juga meraih gelar prestisius di dua kelas berbeda, yakni kelas Bang Yos dan 268 BC. Tampil bak raja yang berpidato di hadapan rakyatnya, burung paruh bengkok itu anteng tegak berdiri sambil terus berkicau.
Durasi Kicau Yang Panjang Menjadi Kriteria
Menurut Agus Sujatmiko, juri asal Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, “Lovebird yang berkicau sambil bertengger mendapat nilai tambah dibanding yang berkicau tetapi menempel di dinding sangkar atau di bawah tenggeran.” Kenny mengatakan, modal besar Gondo Mayyit meraih juara adalah durasi kerjanya yang panjang dan napas kuat. “Penampilan optimal Gondo Mayyit dan Gobi berkat pemeliharaan yang bagus,” ujarnya. H Rafiq, sang pemilik, rutin memandikan Gondo Mayyit dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Selain itu saban hari, kolektor burung di Jatimakmur, Kotamadya Bekasi, itu memberikan 3 sendok teh milet putih. Siang itu ratusan burungberlomba untuk memperingati hari ulang tahun ke-1 Garuda Team Kemayoran, komunitas pehobi burung. “Jumlah anggota Garuda Team Kemayoran mencapai 30-an orang,” ujar Harryawan, ketua panitia. Lomba berlangsung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, yang pada zaman Belanda dahulu bernama Waterlooplein alias lapangan Waterloo-mengacu pada lokasi pertempuran terakhir Napoleon Bonaparte di Waterloo 18 Juni 1815. Kontes adu merdu itu diikuti 546 burung. “Itu belum termasuk yang mendaftar langsung pada saat lomba berlangsung,” ujar Harryawan. Panitia membagi 9 jenis burung menjadi 23 kelas. Kelas Bang Yos menjadi yang termahal pada jenis burung murai batu dan lovebird dengan biaya pendaftaran Rp 500.000. “Juara pertama kelas Bang Yos mendapat hadiah Rp10-juta,” tuturnya. Selain muraibatu dan lovebird, burung cucak hijau juga mencuri perhatian para juri. Cucak hijau Halimun mendapat juara ke-1 di kelas Ebod Vit. “Irama dan lagu yang bagus di tambah stamina yang fit menjadi modal besar para jawara,” ujar Koko. Sementara kelas E-Bodre gelar jawara diraih Dolpino.
Gengsi Tinggi
Kacer juga tak ketinggalan. Di kelas Ebod Vit, Copsychus saularis bernama Labamba milik milik Zidane menggondol juara ke-1. “Irama dan lagunya bagus dan bervariasi, selain itu volumenya juga keras,” ujar Kenny. Sementara di kelas Ebod Joss, kacer bernama satrio piningit milik Prapto dari Bekasi menjuarainya. Di kelas kenari standar besar 268 BC, Gareng milik Robby dari SMG Team meraih juara ke-1. Jawara kelas E-Bodre cucak jenggot diraih Nyonya Menir milik H Rendi dari Sunter, Jakarta. Tiga jenis burung yang mendapat 1 kelas dari panitia yaitu pentet, ciblek, dan anis merah juga tak kalah seru. Jawara kelas pentet Ebod Joss diraih burung bernama Top Speed. Sementara Pandawa menjadi kampiun ciblek di kelas Ebod Joss, Talenta anis merah milik Andi dari Kelapagading, Jakarta Utara, jawara kelas E-Bodre. Para pemilik burung berdatangan dari berbagai kota seperti Jakarta, Tangerang, dan Bandung. “Para pehobi antusias mengikuti lomba karena banyak burungjuara. Itu menimbulkan gengsi di antara para pehobi,” ujar Harryawan. Menurut instruktur perlombaan, Dede Supratman, burung-burung yang meraih juara hari itu sangat layak untuk mengikuti lomba tingkat nasional.