Macan Tutul Eksotis di Akuarium

  • 2 min read

Sewaktu kecil sepintas sosok leopard menyerupai redtail, tetapi ekor tidak berwarna merah seperti lazimnya. Ekor kuning kecokelatan dengan lekukan lebih dalam. “Meski demikian tak sedalam lekukan ekor sang ibu, tiger catfish,” ujar Didik Dwi Ratnanto, penyilang yang membidani kelahiran leopard. Titik putih pada punggung dan perut putihnya juga warisan dari redtail. Begitu pun bentuk kepala yang agak lebar dan pipih. Corak totol pemberian induk jantan mulai tampak saat ia berumur sebulan. Semakin besar bentuk tubuh lebih mirip induk betina. Tubuhnya kian ramping dan memanjang seperti tiger catfish. Jenis baru itu sangat agresif ketika mendapat rangsangan, misalnya pakan. Sifat itu berbeda dengan induk betina yang lebih pendiam dan sangat mudah ditangkap.

Berawal Coba-coba

ikan lele Macan TutulDidik berhasil menyilangkan kedua jenis itu pada awal 2003. Menyusul suksesnya memijahkan redtail yang dikenal sangat sulit. “Itu karena Phractocephalus hemioliopterus sulit ditentukan kematangan telurnya,” ugkap alumnus Arsitektur Landscap Universitas Trisakti. Ketika itu, ia kehabisan stok telur redtail. Padahal, induk jantan yang sudah teruji kualitasnya berlimpah. Berawal dari itu, Didik mencoba menyilangkan redtail jantan dengan betina tiger catfish. “Ternyata berhasil meski keduanya berbeda famili,” ujarnya. 24 jam setelah ditebar kemudian muncul tanda-tanda kehidupan. Pada umur 7 hari terlihat sosok burayak yang berbeda dengan kedua induknya. ’’Nama leopard catfish disematkan selain untuk menciptakan trade mark pasar, juga memudahkan penjualan,” tambahnya.

Hanya melayani permintaan ekspor

Respon negatif diterima Didik ketika pertama kali menawarkan leopard ke pasaran. Beberapa eksportir menyatakan ikan itu kurang diminati pasar. “Mungkin itu strategi dagang untuk menjatuhkan harga,” ujarnya. Namun, Didik tetap bertahan. Sampai akhirnya eksportir yang semula menolak, kembali padanya dan meminta memasarkan leopard dengan satu tangan. Jenis baru itu kini melancong ke negeri tetangga, Singapura, Hongkong, dan Cina. Di dalam negeri leopard justru belum dijual karena komitmen antara penyilang dan eksportir. Pada Maret 2003, Didik melepas 23-ribu leopard berukuran 2 S/D 3 inci seharga Rp27.000/ekor. Harga itu jauh lebih tinggi dibanding tiger catfish yang hanya Rp2.000/ekor. Namun, harga itu masih lebih rendah jika dibanding dengan redtail, Rp60.000/ekor yang dikenal langka lantaran sulit dipijahkan. Untuk menghasilkan ukuran itu Didik butuh waktu 2 S/D 2,5 bulan. Menurut ayah satu putra itu pertumbuhan leopard dua kali lebih cepat ketimbang tiger lantaran rakus. Karnivora ini diberi pakan daging atau ikan yang dipotong kecil, tiga kali sehari. Perawatannya mudah. Jika menggunakan filter, air cukup diganti dua minggu sekali. Suhu air sebaiknya tidak terlalu dingin, untuk menghindari serangan white spot. Yang harus diperhatikan sebulan sekali disortir untuk memisahkan yang lebih besar, karena leopard kanibal.