Manfaat Ubijalar Sebagai Pencegah Kanker

  • 3 min read

Keampuhan Ipomoea batatas menangkal kanker dibuktikan oleh periset. “Asam retinoik hasil metabolisme bekaroten dalam tubuh menghambat pertumbuhan onkogen, gen penyebab kanker,” tutur Andrew Yen, professor Patologi di Universitas Cornell. Mengkonsumsi bahan pangan kaya dengan betakaroten dan antioksidan mengurangi risiko kanker perut, paru-paru, mulut, dan tenggorokan. Selain provitamin A nama lain betakaroten kandungan vitamin C dan E yang tinggi salah satu kelebihan kerabat kangkung itu. Tak heran bila ubijalar menjadi menu diet lantaran kandungan lemak yang rendah, tetapi kaya vitamin B6, zat besi, kalsium, dan serat. Itu pula yang mendorong pemulia ubijalar di Balitkabi untuk terus menghasilkan umbi sarat vitamin A. Vitamin A memperkuat jaringan dan menjaga sistem kekebalan tubuh. “Sekarang kita bisa melepas varietas ubijalar dengan kandungan betakaroten tinggi,” kata Dr Ir M Jusuf, MSc, pemulia ubijalar di Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (Balitkabi), Malang.

Bahan kering

Lima varietas baru itu mempunyai keunggulan masing-masing. Contoh, varietas sukuh. Hasil persilangan bebas dari klon induk betina AB 940 itu memiliki bahan kering tertinggi dibanding 4 varietas baru lainnya. Ia cocok ditanam di tegalan dan sawah. Produktivitasnya pun tinggi, 25-30 ton per ha dengan umur panen rata-rata 4-4,5 bulan. Potensi serupa juga terdapat pada varietas Ubi jago dan Ubi jalar kidal. Kedua varietas itu agak tahan hama boleng Cylas formicarius dan penyakit kudis Sphaceloma batatas. Wajar jika kandungan bahan kering tinggi, mencapai 33,3% dan 31,0%. Dengan daging umbi berwarna kuning muda, varietas jago sangat cocok untuk bahan industri seperti tepung. Sedangkan varietas kidal, hasil persilangan bebas dari klon induk inaswang tampil menarik dengan daging umbi berwarna j ingga. Kandungan betakaroten pun tertinggi di antara yang lain, 347,84 mkg per 100 g bahan. “Kidal sangat bermanfaat bagi kesehatan mata,” kata M Jusuf, ketua pemulia ubijalar varietas sukuh, jago, dan kidal.

Cegah Kanker

Kendala umur panen ubijalar yang panjang menjadi pemicu bagi St A Rahayuningsih. Pemulia di Balitkabi itu menghasilkan varietas sari berumur genjah, 3,5 bulan. Ia hasil persilangan ubijalar lokal genjah rante dengan varietas lapis. Ubijalar tahan penyakit kudis dan bercak daun Cercospora sp itu kini banyak ditanam oleh pekebun. Morfologi tanaman kecil membuat produktivitas sangat tinggi, 35 ton per ha. “Bersosok kecil dan cocok di tanah kering. Jumlah populasi di lahan bisa ditingkatkan,” kata alumnus Universitas Gajah Mada itu. Selain genjah, kadar betakaroten sari mencapai 380,92 mkg. Bentuk umbi yang bagus dan menarik menjadi ciri khas varietas Boko. Menurut Rahayu demikian ia disapa bentuk umbi boko tetap apik walau ditanam di jenis tanah berbeda. Untuk mencegah kanker, kadar betakaroten 108,11 mkg boko dapat diandalkan. Apalagi kandungan vitamin C tinggi. 30,89 mg per 100 g bahan. Kelima varietas itu diliris pada Oktober 2001 oleh Menteri Pertanian, Prof Dr Ir Bungaran Saragih, MEc. Mereka menjadi harapan baru bagi peningkatan produktivitas ubijalar di Indonesia. Juga menjadi asa bagi penderita kanker.