Mempercepat Pertumbuhan Adenium Dengan Teknik Perendaman
- 2 min read
Banyak orang tak percaya teknik ala Frans panggilan akrab Fransiscus bisa mempercepat pertumbuhan adenium. Pasalnya, tanaman asli gurun pasir itu dikenal sebagai sukulen alias banyak menyimpan air. Tanaman seperti itu dianggap antiair. Pengairan yang berlebih bisa menyebabkan sukulen membusuk. Namun, Frans punya keyakinan lain. Menurutnya, sukulen justru membutuhkan lingkungan ekstrim. “Ia tumbuh optimal bila melewati masa kering-basah-kering. Begitu seterusnya,” ujar alumnus Fakultas Arsitektur dan Lansekap Universitas Trisakti itu sambil menunjuk bak perendaman. Mawar gurun yang direndam pertumbuhannya 2-3 kali lebih bongsor. Cara itu juga membuat adenium rajin berbunga. Ia mencontohkan, satu jenis adenium yang biasanya berbunga selama 1-2 bulan akan mengalami masa istirahat selama 3 minggu. Perendaman mempersingkat masa istirahat itu menjadi hanya 1-2 minggu. Hasil itu sebetulnya bukan sesuatu yang aneh. Sebab, media yang diairi dengan sistem perendaman akan basah secara merata. Cara penyemprotan atau penyiraman biasa sering membuat satu tempat jenuh air, sedang tempat yang lain kering. Namun, cara ini bukan tanpa kekurangan. Air yang diberikan lebih boros dan tanaman rentan tertular penyakit. “Satu kena penyakit, yang lain ikut kena. Butuh pengamatan ekstra untuk menghindari itu,” ujar putra Lucas ‘Wiratmahusada itu.
Dianginkan selama Semalam
Agar kondisi kering-basah-kering tercapai, jangan rendam adenium setiap hari. Perendaman cukup 3-4 hari sekali sekaligus menambah hara. Siapkan pupuk-media dan daun-dengan dosis 1/4-1/3 dosis anjuran. Lalu alirkan air dengan selang’sampai setinggi 5 cm sambil melarutkan pupuk. Air dibiarkan merendam pot-pot adenium selama semalam agar meresap ke media secara merata. Baru pada pagi hari lubang pengeluaran dibuka. Menurut Frans, perendaman di bak beton hanya cocok untuk pemilik nurseri lantaran mahal. Pada 2003, biaya untuk membuat bak beton per 1 m2 Rp 40.000. Namun, tetap ada cara yang lebih sederhana. Pot adenium ditempatkan di atas piringan yang telah diisi air dan nutrisi. Waktu dan lama perendaman sama dengan cara di bak. Cara perendaman ini hanya bisa optimal bila media porous alias mudah mengalirkan air. Bila kondisi media tidak porous, adenium mudah membusuk karena daerah perakaran kehilangan masa kering. Gunakan media berupa pasir malang, sekam bakar, dan kotoran kambing dengan perbandingan 1:1:1. Pasir malang dipilih karena ringan, tak perlu dicuci, dan mengandung mineral yang berasal dari letusan gunung berapi.