Merpati Balap: Pilih Sang Calon Jagoan Balap

  • 3 min read

Sampurna dan Elang M melesat bak anak panah begitu dilepas. Kedua merpati susul-menyusul menghampiri garis finish. Udin dan Afzan segera mempercepat keplekan yang diarahkan ke jagoan masing-masing. Elang M meleset ke telapak tangan Afzan sang joki. Sementara Sampurna mendarat di atas punggung merpati betina yang digenggam Udin. Sampurna akhirnya ditetapkan sebagai pemenang. Ia layak menyandang predikat itu. Kecepatan terbang merpati asal Kota Kembang, Bandung, itu luar biasa. Akurasi pendaratan sangat mengagumkan. Fisik merpati milik Tisna Wijaya itu memang sempurna. Sosok tegap dengan tulang kokoh, sayap panjang, dan mata tajam. Namun menurut Herman Tanubrata, sekretaris jenderal Persatuan Penggemar Merpati Balap Sprint Indonesia (PPMBSI), penampakan luar belum menjamin kemampuan terbang. Faktor keturunan harus dipertimbangkan. Banyak merpati yang secara fisik memadai, tetapi ketika beraksi di lapangan tidak sesuai harapan.

Harus jeli

Dada besar dan membusung dengan otot kuat

Fisik merpati

“Memilih merpati balap gampang-gampang susah,“ kata Suyitno, hobiis di Bandung. Sebab, kriteria merpati balap bagus tidak sekadar bertubuh proporsional. Bentuk paruh hingga ekor harus diperhatikan. Badan ramping, padat, berisi, dan bobot ringan. Ukuran badan sedang, tidak pendek atau panjang. Daging terasa lunak seperti agar. Dada besar dan membusung dengan otot kuat. Lingkar mata penuh, jernih, tampak bersinar, dan tajam. Ketika melirik bereaksi dengan cepat. Muka bersih mengkilap. Paruhnya tipis berwarna merah jambu. Kedua kaki bersih dengan tulang keras berwarna merah gelap. Bulu sayap lengkap, tersusun rapi, dan merapat ke badan. Saat sayap ± dibuka, secara reflek ia kembali ke posisi semula. Hal itu menunjukkan otot-otot sayap berfungsi sempurna. Dengan begitu burung mampu menembus angin. Bulu badan tidak mudah rontok atau patah-patah. Pilih yang berbulu lentur, halus, licin, kering, dan melekat ketat ke badan sehingga burung terlihat ramping.

Uji coba

Induk juara

Calon pembalap yang baik

Tulang supit tak lepas dari perhatian. Tulang yang letaknya di bagian pangkal ekor itu harus sempurna, lengkap, dan kuat. Ia mempengaruhi kecepatan terbang Ia kemudi yang mengatur kecepatan terbang dan mengimbangi gerakan sayap. Setelah kriteria anatomi tubuh dipenuhi, burung harus diuji terbang terlebih dulu. Tujuannya untuk mengetahui kekuatan nafas. Burung dengan nafas lembut dan teratur membuat ia tidak tersengal-sengal saat terbang. Terbangkanlah dalam jarak pendek beberapa kali. Bila nafasnya tersendat-sendat dan helaan tidak teratur, kemungkinan burung itu tidak kuat terbang jauh. Calon pembalap yang baik terlihat ringan membawa badan ketika terbang. “Seolah-olah tidak menggunakan tenaga besar,” kata Suyitno. Dengan begitu ia bisa menggunakan pola yang tepat sesuai jenis terbang. Pemilik hotel Khatulistiwa itu menyebut 4 jenis terbang burung: datar, melambung, menukik, dan melayang. Karena badan yang ringan itu pula, burung bisa bereaksi cepat kala harus mengubah arah. Langkah-langkah seperti itu yang ditempuh Tisna Wijaya saat memilih Sampurna. “Karena sudah berpengalaman, kadang saya cukup meraba tubuh dan pertulangan. Sebaliknya pemula tetap akan kesulitan,” tutur sang empunya Sampoema Bird Farm. Oleh karena itu ia menganjurkan untuk menghubungi bird farm-bird farm ternama jika ingin memiliki merpati balap berkualitas. Apalagi darah juara biasanya menitis dari induk. “Induk juara kemungkinan besar anaknya juara. Sebab, 60-70% darah induk diturunkan kepada anak. Syaratnya burung harus dirawat dan dilatih,” ucap Herman Tanubrata. Ia juga tidak menganjurkan hobiis membeli merpati balap di pasar burung yang tidak diketahui asal-usulnya. Di peternak besar silsilah masing-masing burung tercatat dengan rapi dan lengkap. Konsekuensi dari itu tentunya harga lebih tinggi.