Nepenthes Lowii: Bird Toilet Bowl

  • 4 min read

Ada 5 pot lowii terlihat di atas rak besi setinggi 1,5 m beralas asbes dengan hamparan kerikil di atasnya. Dari ujung-ujung daun yang hijau menjuntai kantong-kantong berpinggang setinggi 20 cm. Nepenthes asli Sabah dan Sarawak, Malaysia, itu terimpit di antara Nepenthes veitchii berkantong merah dengan bibir hijau dan veitchii hijau dengan bibir merah, Nepenthes truncata berkantong seukuran air mineral kemasan 600 ml, dan N. petiolata berkantong merah menyala sekadar menyebut ketakung dataran tinggi yang dimiliki Borneo Exotics. Meski begitu, pandangan Trubus terpaku pada N. lowii. Bentuk mulut mengingatkan pada lubang maaf pispot. Warna sisi dalam yang merah tua kontras benar dengan bagian luar kantong yang hijau segar. Gumpalan nektar berwarna putih di balik tutup kantong pun telihat mencolok. Dari kejauhan eksudat itu mirip agar-agar. Berbeda dengan nektar nepenthes lain yang berwarna bening dan jumlahnya jauh lebih sedikit lazimnya ditemukan di seputar mulut kantong. Lowii memanfaatkan gumpalan nektar beraroma harum dengan citarasa manis itu untuk menjebak mangsa-mangsanya sehingga tanpa sadar terjatuh ke dalam kantong.

Tanaman Langka

Buat Borneo Exotics, lowii salah satu koleksi kebanggaan. Sampai sekarang nepenthes dataran tinggi itu belum diperbanyak massal. “Sekarang hanya i 4 spesies yang diproduksi massal setiap bulan,” tutur Rob Cantley, pemilik nurseri. Keempatnya ialah Nepenthes truncata, Nepenthes ventricosa, Nepenthes rafflesiana, dan Nepenthes albomarginata. Lowii belum diperbanyak lantaran pertumbuhannya lambat. Sifat tumbuh yang lambat itu pula yang dirasakan M Apriza Suska, kolektor nepenthes di Bogor. Sepot lowii yang didapat dari Srilanka 1,5 tahun silam awalnya memiliki 3 kantong kecil. Sebulan di tanahair, kantong mengering. “Dan sampai sekarang tidak pernah lagi mengeluarkan kantong baru,” kata pria yang memelihara kantong semar di daerah Ciderum, Bogor, berketinggian 400 m dpi. Padahal, nepenthes dataran tinggi Lain yang dikoleksi, misal N. maxima, N. truncata, N. fusca, N. petiolata, dan N. alata tumbuh subur dan menghasilkan kantong. Diduga kondisi iklim nurseri tidak cocok untuk pertumbuhan lowii. Kantong semar yang namanya diambil dari nama Hugh Low orang Inggris yang pertama kali menemukannya butuh suhu malam hingga 14°C. Suhu di Ciderum 20°C pada malam hari. Supaya jadi tempat tinggal yang nyaman buat lowii, Suska berencana mengotak-atik rumah tanam agar temperaturnya bisa diatur. Penelusuran Trubus pada beberapa kolektor di tanahair menunjukkan lowii masih jarang dimiliki. “Saya tertarik melihat sosoknya yang khas di sebuah buku, tapi melihatnya langsung belum pernah,” kata IrTri Budi Utama, MT, kolektor di Kaliurang, Yogyakarta. Sudah berkali-kali pria yang punya usaha rumah makan sekaligus kolam pancing itu memesan pada beberapa teman. Namun, sampai sekarang hasilnya nihil. [caption id=“attachment_20579” align=“aligncenter” width=“1511”] Kantong bawah lowii, punya banyak kombinasi warna[/caption]

Toilet burung

Sejatinya, lowii memang pantas menjadi incaran kolektor. Kantong bawah yang mirip bentuk kantong nepenthes umumnya punya beragam kombinasi warna. Kantong yang tingginya kurang dari 10 cm itu ditemukan berkelir merah tua dan kuning atau hijau di bagian luar dengan peristom merah atau ungu. Sisi dalam kantong berwarna ungu atau kuning. Permukaan tutup yang berwarna ungu diselimuti bulu-bulu panjang. Penampilan kantong atas berbeda 180°. Kantong atas memiliki lekukan seolah membentuk pinggang yang memisahkan bagian atas dan bawah kantong. Sisi luar berwarna hijau cerah dengan bibir lebar berwarna ungu atau merah tua dan membentuk semacam corong. Tekstur kantongnya kuat seperti berkayu. Di habitat, ia ditemukan di hutan-hutan berlumut dengan kelembapan tinggi pada ketinggian 1.800—2.600 m dpi. Kantong bawahnya kerap ditemukan berserakan di permukaan tanah; kantong atas menggantung di batang bawah pohon berkanopi rindang. Lowii tidak melulu mendapat nutrisi dari serangga yang dijebak masuk kantong. Nektar di penutup kantong menarik burung untuk datang mencicipi.Mereka hinggap di bibir kantong yang strukturnya kuat. Burung-burung gampang mencicipi nektar karena bentuk tutup yang menganga. Ketika itulah terjadi proses simbiosis. Burung mendapat makanan berupa nektar, lowii kejatuhan kotoran burung yang masuk ke dalam kantong. Kotoran itulah yang dicerna menjadi sumber nutrisi. Karena tabiatnya yang nyleneh itu lowii mendapat julukan bird toilet bowl alias kantong jambannya burung. Dugaan lain, lowii juga mengambil bahan makanan dari serasah daun yang masuk ke kantong. Apa pun makanannya, yang pasti si pinggang ramping itu memang memikat. Dengan bulu-bulu panjang dan gumpalan nektar, tak melulu serangga dan burung yang terjebak. Para kolektor pun ikut terpikat.