Nuri Ternate: Si Cantik yang Pintar "Ngomong"
- 2 min read
“Selamat pagi, selamat pagi,” sapa nuri ternate milik Krisno berulang-ulang. Lorius garrulus itu nangkring di telapak tangan. Ia tampak menikmati elusan sang pemilik di tengkuknya. Tak lama kemudian chattering lory itu memanjat ke atas pundak Krisno. Ia pintar meniru suara. “Kalau dilatih serius nuri bisa mengucapkan hingga 10 kosakata,” tutur kolektor burung hias di Jakarta Timur itu. Idealnya, nuri diajari “ngomong” pada umur 1 bulan, 6 bulan kemudian beberapa kata sudah bisa diucapkan. Nuri hasil tangkapan perlu dijinakkan sebelum dilatih. Caranya, dekati, pegang, dan elus leher serta kepala secara rutin. Selain jinak dan pintar, nuri ternate atau seram diminati karena berbulu indah. Bulu kepala didominasi merah dan hijau semburat kuning di pangkal sayap. Bahu dan punggung atas kuning oranye. Paruh bengkok dan mungil berwarna oranye. Ketika muda kaki cokelat gelap dan berubah abu-abu saat tua. Sosoknya relatif besar dibanding nuri lain, panjang 30 cm, ekor pendek dan tumpul berwarna hijau gelap.
Nuri Ternate Di Habitat Alaminya
Nuri ternate dijumpai di hutan-hutan sekitar kepulauan Maluku. Di habitat aslinya ia hidup berkelompok. “Mereka hidup berpasangan dan sangat setia. Kalau sudah jodoh sulit dipisahkan,” jelas Dra. Endang Budi Utami, staf Taman Burung, Taman Mini Indonesia Indah. Satwa monogami itu kerap dijumpai beterbangan di atas pohon kelapa dan palem yang berbunga. Nektar dan polen pakan favorit mereka. Satwa itu juga doyan buah dan sayuran, seperti apel, pir, stroberi, nanas, wortel, dan mentimun. Bahkan tunas muda, rumput-rumputan segar, serangga kecil, dan cacing tanah dilahapnya. Sifatnya cukup agresif dan gemar memanjat, melompat, atau menggelantung di pepohonan. Ketika terbang ia seringkah mengeluarkan jeritan atau pekikan keras. Saat bertengger kakinya mencengkeram kuat di ranting. Bergerak memutar dengan berporos pada ranting sambil bersiul-siul kecil adalah aktivitas kegemarannya. Lantaran bulunya yang indah, nuri ternate banyak diburu. Akibatnya, populasi keluarga paruh bengkok itu menyusut. Di pasar burung harga seekor ternate Rp 300.000-Rp 400.000. Sementara seekor nuri terlatih mencapai jutaan rupiah. (Nyuwan SB/Peliput : Erna Herawati)