Kreasi Buah Pepaya IPB1 Hibrid Unggulan Dari PKBT IPB
- 5 min read
Pepaya merupakan salah satu jenis buah tropis yang banyak ditanam di Indonesia. Buah pepaya memiliki rasa manis dan segar yang sangat disukai oleh banyak orang. Selain rasanya yang enak, buah pepaya juga kaya akan nutrisi seperti vitamin A, C, dan E serta kandungan antioksidan yang tinggi.
Buah pepaya juga bermanfaat untuk kesehatan kulit dan rambut. Vitamin A yang terkandung dalam buah pepaya dapat meningkatkan kesehatan kulit dan mencegah kerusakan sel kulit. Sedangkan vitamin C dan E dapat meningkatkan kekuatan rambut dan membuatnya lebih lembut.
“Mmm… manis banget,” ujar rekan-rekan di kantor ketika mencicipi Pepaya IPB1 pemberian Ugan Suganda, pekebun di Cinagara, Bogor. Rasa manis buah Pepaya IPB1 setara dengan melon kualitas standar, 11 -12°brix. Warna daging buahjingga kemerah-merahan. Sosoknya mini, hanya 500-700 g, sehingga bisa langsung habis disantap. Itulah pepaya-IPB1 yang kini mulai banyak dikebunkan.
Varietas paling gres itu penampilannya mirip pepaya lain. Bentuk lonjong dan membulat di bagian tengah. Panjang buah 13-15 cm dengan diameter 10 cm. Kulitnya hijau cerah dan tipis. Daging buah berwarna jingga kemerahan. “Jika melihatnya, pasti ingin mencicipi,” ujar Ugan. Tekstur lembut dengan kadar air mencapai 90%. Sosoknya yang mini menjadi salah satu keunggulan. “Bandingkan dengan pepaya besar, bila tak habis biasanya disimpan. Nantinya akan lembek atau busuk bila dibiarkan,” ujar Ugan. IPB-1 cocok disajikan di atas meja di restoran. Rasanya pun lebih manis dan gurih dibandingkan pepaya besar.
Pohon pepaya IPB1 adalah pohon pepaya yang ditanam di Institut Pertanian Bogor. Pohon ini telah berumur lebih dari 10 tahun dan telah memberikan buah sejak tahun 2009. Dari hasil penelitian, pohon pepaya IPB1 memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti vitamin C, kalsium, dan magnesium. Buah pepaya juga kaya akan antioksidan dan memiliki sifat anti-inflamasi. Oleh karena itu, buah pepaya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti diare, batu ginjal, dan asma. Pohon pepaya IPB1 juga telah menjadi objek penelitian di bidang pertanian, karena pohon ini mampu tumbuh dengan baik di daerah tropis seperti Indonesia.
Biji pepaya IPB1 memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan biji pepaya lainnya. Keunggulan utama biji pepaya IPB1 adalah ukurannya yang lebih kecil, Pepaya IPB1 memiliki warna kuning cerah dengan daging lembut dan mekar. Buah pepaya IPB1 sangat lezat dan mengandung banyak nutrisi seperti vitamin A, C, dan E.
Rasa buah pepaya IPB1 dalam segar, masam manis, dan sedikit asam. Terdapat sentuhan rasa buah naga dan mangga. Pepaya IPB1 sangat lezat dimakan segar, dibuat jus, atau diolah menjadi es krim. buah pepaya IPB1 memiliki rasa yang sangat khas dan unik. Rasanya seperti buah pepaya yang matang sepenuhnya, dengan sedikit rasa asam. Pepaya IPB1 juga memiliki tekstur yang lembut dan juicy, sehingga sangat nikmat untuk dimakan.
Pepaya keluaran Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika (PKBT), Institut Pertanian Bogor (IPB), itu berumur genjah. Umur panen hanya 140 hari setelah bunga mekar. Lazimnya, 170- 200 hari. Produktivitasnya mencapai 50 kg/pohon. Di pasar, Pepaya IPB1 laku dijual Rp 3.500-Rp 5.000/kg.
Pepaya Unggulan Dikebunkan
PKBT juga mengeluarkan IPB-2. Sosoknya besar dan panjang seperti pepaya bangkok. Daging buah lebih renyah dan manis dengan kadar air 90%. Kadar vitamin C mencapai 90 mg/ 100 g. Bobot buah 1,5-2 kg. Panjangnya 25-35 cm dengan diameter 10-15 cm. Warna kulit hijau tua. Semburat kuning muncul di bagian bawah bila tiba saatnya dipetik. Umur panen lebih lama ketimbang IPB-1,150 hari setelah bunga mekar. Produksi tinggi, dari 1 pohon dituai 60-70 kg buah.
“Uniknya setelah Pepaya IPB1 dibelah biji buah langsung berguguran, hingga tak repot melepaskan biji,” ujar Ali Bosar, pekebun di Caringin, Bogor. Ucapan itu terbukti, ketika Mitra Usaha Tani membelah beberapa buah. Meski warna daging buah tidak semerah IPB-1, tetapi Pepaya IPB1 mempunyai rasa dan tekstur daging buah yang renyah sehingga menjadi daya tarik tersendiri. Kelemahannya, sosok mirip cibinong, sehingga di tingkat pengepul hanya dihargai Rp 500/kg.
Duet pepaya jebolan PKBT itu dikembangkan melalui Riset Unggulan Strategis Nasional pada program Pengembangan Buah Unggulan Nasional. Penelitian itu dimulai pada 2000 oleh Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. Empat tahun kemudian, 11 Agustus 2004, pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-9 di PUSPITEK, Serpong, keduanya dirilis.
Pepaya IPB1 Berukuran Besar
Pepaya IPB1 dan IPB-2 diperoleh dari hasil pengumpulan plasma nutfah diberbagai daerah maupun introduksi dari luar negeri. Seleksi dan hibridisasi ditujukan untuk memperoleh genotipe yang sesuai dengan ideotipe (ideal, red). Tetua pepaya IPB adalah eksotika, red king, dan ungu.Eksotika, pepaya hibrida asal Malaysia yang berkulit mulus dan lebih tahan disimpan.
Hasil turunan para tetua itu telah menyebar ke para pekebun di daerah Cimahpar, Cinagara, dan Cibatok, semua di Bogor. “Permintaan benih datang dari Bandung, Batam, sampai Manado,” ujar dosen Departemen Budidaya Pertanian IPB itu.
Buah Pepaya Dari Negri Matahari terbit
Jika Pepaya IPB1 dan IPB-2 diperoleh dari riset, maka sunrise adalah varietas yang didatangkan dari Taiwan. Ia ditemukan Mitra Usaha Tani di Pangmilang, Singkawang, Kalimantan Barat. Sunrise milik Hendrik Virgillus itu bobotnya hanya 500 g. Hendrik mendapatkan benih dari seorang rekan beberapa tahun silam. Kini tanaman berumur 1,5 tahun itu masih rajin berbuah.
Selain berukuran mini, si matahari terbit itu manis dan enak. Daging buah bertekstur lembut dan tidak berair. Warnanya merah cerah layaknya matahari terbit-alias sunrise. Keistimewaan lain, buahnya keras sehingga daya tahan lebih lama. Ia bisa bertahan sampai seminggu setelah petik.
Di Singkawang buah mini itu jadi incaran para kolektor. Walau saat ini masih ditanam untuk dikonsumsi sendiri, tetapi karena keistimewaannya Hendrik berniat memperbanyak.
http://pkht.ipb.ac.id/index.php/2015/11/03/pepaya-arum-bogor-ipb-1-4/