Perawatan Ranchu Top View Ala Thailand
- 3 min read
Kini tak ada yang meragukan kualitas ranchu top view keluaran negeri tak terjajah itu. Di berbagai kontes ia kerap menjadi jawara. Pantas jika dalam keluarga besar maskoki, ranchu top view bak superstar. Kini pamor ranchu top view mampu menggeser side view. Sayangnya pemeliharaan ranchu top view lebih rewel. Ia rentan terhadap perubahan lingkungan. Sebab itu tak banyak negara yang sukses menangkarkan ranchu top view. Tercatat hanya Jepang, China, dan Thailand yang berhasil menelurkan ranchu-ranchu berkualitas.
Menggunakan Bak semen
Di Thailand penangkaran ranchu top view lazimnya dilakukan di bak-bak semen dan fiber. Itu lantaran kemolekan ranchu top view dinikmati dari atas. Wadah yang digunakan dilengkapi aerator, pipa pembuangan, dan tabung penetral berisi arang. Bak pun harus bersih dan bebas bahan kimia. Kepadatan ikan dalam bak tergantung dari ukuran tubuhnya. Untuk bak berukuran 1 m x 1 m bisa dicemplungkan ranchu junior, ukuran 7-10 cm sebanyak 8-10 ekor. Pertumbuhan ranchu junior relatif lebih cepat. Ia cocok memakai wadah kecil agar pertumbuhan stabil dan proporsional. Sementara untuk ukuran lebih besar dipelihara di bak yang besar pula agar leluasa bergerak. Umumnya ukuran yang dipakai 1,5 m x 2 m. Setiap bak rata-rata diisi 6 ranchu tosai, ukuran 10-13 cm; 4 nisai, ukuran 13-16 cm; dan 2 oya, ukuran di atas 16 cm. Farm-farm di negeri Gajah Putih itu pun memanfaatkan net sebagai penaung bak. Net dipasang pada tiang-tiang besi setinggi 1,5-2 m. Beberapa farm diantaranya bahkan menggunakan atap permanen terbuat dari beton. Naungan itu bertujuan mengurangi perubahan suhu secara drastis antara siang dan malam.
Perhatikan Ketinggian air
Kualitas air sangat penting dalam pemeliharaan ranchu top view. Rata-rata kedalaman air dalam bak 15-30 cm, tergantung ukuran tubuh ikan hias. Ranchu junior butuh kedalaman 15 cm. Berturut-turut 20 cm tosai; 25 cm nisai; dan 30 cm oya. Kolam terlalu dangkal menyebabkan suhu air tinggi. Suhu tinggi membuat pernafasan dan metabolisme di tubuh lebih cepat. Akibatnya kadar amonia hasil buangan tubuh hewan berdarah dingin itu meningkat. Idealnya suhu air 25-29°C dengan pH 7-7,5. Namun, kadangkala di Thailand suhu berubah drastis. Sebab itu peternak melengkapi bak dengan pemanas. Suhu saat pergantian air pun dikontrol agar tidak menyebabkan ikan stres. Penangkar di Thailand rutin melakukan pergantian air pada pagi hari antara pukul 6-7. Waktu itu dipilih karena perbedaan suhu air baru dan lama kecil. Pergantian air dilakukan dengan memasukkan air baru sebanyak 50-80%. Pola pergantian air itu akan memacu pertumbuhan ikan. Rutinitas pergantian air setiap hari membutuhkan waktu dan tenaga kerja. Agar efisien, peternak di Thailand memakai filter dan ozonisasi. Filter itu akan menggumpalkan kotoran-kotoran sehingga air lebih jernih. Selain itu akan menghambat pertumbuhan bakteri merugikan. Dengan menggunakan filter pergantian air cukup dilakukan 3-4 hari sekali sebanyak 25-30%. Namun, kotoran di dasar bak harus diangkat setiap hari Pilih tipe filter berarus lambat. Arus kencang akan membuat pertumbuhan ranchu tidak proporsional, terutama di ekor dan jambul. Perubahan itu kerap terjadi pada ranchu junior dan tosai. Arus deras membuat ranchu top view jambul tidak berbentuk kotak, ukuran tubuh tidak seimbang, dan ekor menjadi kaku dan turun.
Dosis pakan Ranchu Top View yang tepat
Pemberian pakan top view berbeda dengan maskoki lain baik jumlah dan frekuensinya. Umumnya maskoki diberi pakan berlebih supaya cepat besar dan gemuk. Namun pada ranchu top view hal itu tidak berlaku. Pemberian pakan perlu diatur agar ikan tampak proporsional, tidak terlalu gemuk atau kurus. Ada 2 jenis pakan yang diberikan ranchu yakni pakan hidup dan pelet. Pakan hidup dapat berupa bloodworm, cuk, dan nyamuk. Pakan hidup memiliki protein tinggi yang berguna pada pembentukan jambul ikan. Pelet diberikan untuk memenuhi zat-zat atau mineral yang tidak dimiliki pakan hidup. Kedua pakan diberikan secara berselang-seling dengan takaran berbeda. Untuk ranchu yunior misalnya, ia paling cocok diberikan hanya pakan hidup. Frekuensi pemberian 5 kali sehari. Untuk memperkirakan dosis yang dipakai, berilah agak berlebih terlebih dulu. Selisih dengan sisa yang tidak termakan dapat dijadikan patokan pemberian berikutnya.