Tanaman Pinang Unggulan Dari Pohon Berkualitas Prima

  • 5 min read

Masyarakat daratan Hindustan menggunakan tanaman pinang antara lain untuk kudapan, pewarna tekstil, dan obat tradisional. Dengan pemanfaatan luas itu, wajar kebutuhan mereka terhadap buah Areca catechu itu tinggi. Untuk meredakan dahaga mereka, masyarakat India mengandalkan penghasil utama tanaman pinang di dunia, antara lain Indonesia, Malaysia, dan Myanmar. Salah satu sentra penghasil pinang Indonesia adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.

Harga Pinang Yang Berfluktuasi

Menurut data Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian perkebunan pinang di sana menyebar di 9 dari 10 kecamatan dengan luas areal 8.300 ha. Dari lahan itu produksinya 12.266 ton kernel kering. Itu berarti produktivitas tahunan pohon berumur 10 tahun hanya 1,48 kg per pohon. Jika dikonversi, kernel alias biji kering sejumlah itu dihasilkan dari 8,3 kg buah matang. Menurut Mardi, harga buah pinang berfluktuasi. Harga pada Juli mencapai Rp 18.000, tetapi pada September turun menjadi Rp 8.000-Rp 9.000 per kg. Penyebabnya produksi kebun menurun pada Juli-September. Hasil buah pinang kembali meningkat pada bulan November. Untuk memasarkan buah pinang, selama ini Mardi tidak menghadapi kendala karena pengepul tidak mematok target minimal. Sayang, produksi budidaya pinang betara di lahan Mardi rendah, hanya 600 kg kernel kering per ha alias 3,37 kg buah per pohon. Meskipun demikian, dari lahan 1,5 ha Mardi memperoleh 900 kg kernel kering per tahun. Dengan harga minimal Rp 8.000, omzetnya Rp 7,2-juta. Rendahnya produksi juga disebabkan absennya varietas pinang unggul. Sejak proklamasi kemerdekaan, pemerintah belum pernah merilis satu varietas pinang pun. India yang membeli pinang dari Indonesia malah sudah melepas beberapa varietas pinang unggul. [caption id=“attachment_16156” align=“aligncenter” width=“604”]Pembuatan parit penting untuk pemenuhan kebutuhan air Pembuatan parit penting untuk pemenuhan kebutuhan air[/caption]

Identifikasi Pinang Unggulan

Peneliti di Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lain (Balitpalma), Ir Miftahorrachman lantas berinisiatif memperoleh pinang unggul dengan cara pemuliaan. Sebagai sumber plasma nutfah, ia mengamati populasi pinang di Tanjung Jabung Barat pada 2007-2009. Musababnya, Penduduk di sana turun-temurun menanam pinang," kata Miftah. Sentra pinang terpusat di Kecamatan Betara, yaitu di Desa Makmurjaya (498 ha), Teluksialang (252 ha), Seigebar (241,3 ha), Bungatanjung (211 ha), dan Serdangjaya (59 ha). Dari semua desa itu, periset alumnus Universtias Sam Ratulangi itu memfokuskan perhatian pada kegiatan budidaya pinang betara di Desa Bungatanjung karena produktivitasnya paling tinggi dibanding daerah lain. Miftah mengidentifikasi dan mengevaluasi pohon pinang di lahan seluas 211 ha di Bungatanjung pada 2009-2012. Selama itu ia mengidentifikasi berbagai sifat yang menggambarkan keunggulan tanaman. Sifat-sifat itu antara lain jumlah daun di mahkota lebih dari 7 lembar, jarak antarruas batang dekat, dan memiliki tangkai tandan pendek dan kekar sehingga kokoh menyangga buah. Setiap tahun tanaman pinang mesti menghasilkan minimal 4 tandan dengan produksi 100 buah per tandan. Bentuk buah yang baik membulat atau bulat telur, biji bulat. Pohon juga harus bebas serangan hama dan penyakit. Berdasarkan parameter itu, Miftah memperoleh 250 pohon pinang indukan berumur 20-25 tahun dengan potensi produksi tinggi. Produksi rata-rata pohon induk mencapai 43,93 kg buah matang. Jumlah itu setara 7,81 kg buah tanpa sabut alias kernel kering per pohon setahun. Benih pinang dari pohon induk ini yang dikembangkan sebagai benih unggulan pinang Betara.

Kriteria Berdasarkan Produktifitas

Produktivitas tanaman pinang itu melebihi potensi varietas pinang asal India, seperti mangala (produksi 10 kg buah matang/tahun, atau kernel kering 3 kg/tahun), sumangala (17,25 kg, 3,2 kg), sreemangala (15,63 kg, 3,18 kg), mohitnagar (15,8 kg, 3,67 kg), atau calicut (18,89 kg, 3,5 kg). Sementara produktivitas tanaman pinang asalan (pohon dengan benih dari budidaya pinang betara seacra mandiri, cara yang lazim digunakan pekebun, red) hanya 14,3 kg buah matang/ tahun, setara 2,9 kg kernel kering/tahun. “Pohon pinang asal India menjadi bahan perbandingan lantaran mereka lebih dulu melepas pohon pinang hasil pemuliaan,” ungkap Miftah. Pada pengujung 2012, Menteri Pertanian melepas pinang itu sebagai varietas unggul dengan surat keputusan nomor 199/ Kpts/SR.120/1/2013 dengan nama Pinang betara. Sebanyak 250 pohon induk pinang betara di Bungatanjung, Betara, Tanjungjabung Barat, berpotensi menghasilkan 165.000 biji/tahun. Jika sehektar lahan ditanami 1.000 pohon, jumlah itu setara dengan pertambahan luasan 165 ha per tahun. [caption id=“attachment_16157” align=“aligncenter” width=“640”]Budidaya pinang secara tumpangsari dengan kopi di Tanjung Jabung Barat, Jambi Budidaya secara tumpangsari dengan kopi di Tanjung Jabung Barat, Jambi[/caption]

Pengaturan Sistim Aerasi Dan Drainase Perkebunan Pinang

Pohon Pinang betara bukan sembarang pinang, la memerlukan ketinggian tempat 0-600 meter dari permukaan laut. Jenis tanah yang cocok antara lain laterik dan aluvial. Tanah memiliki aerasi baik dengan kedalaman lapisan atas 1-2 m, tanpa lapisan padas dan sebaiknya datar. Budidaya pinang betara membutuhkan lahan dengan Curah hujan optimal 750-4.500 mm/ tahun yang merata sepanjang tahun atau hari hujan sekitar 100-150 hari. “Lebih baik lagi kalau budidaya pinang betara dilakukan di daerah pasang surut,” ungkap Miftah. Bobot biji untuk semai minimal 35 gram. Biji itu akan tumbuh menjadi tanaman pinang dengan produksi tinggi. Tanaman pinang mulai berbuah tahun ke-5, tetapi produksi baru optimal sejak tahun ke-7. Jarak tanam 3 m x 3 m membuat lahan seluas 1 hektar dapat ditanami 1.000 pohon pinang. Jarak itu juga memungkinkan pekebun tanaman pinang menanam tanaman sela. Maklum, pekebun di sentra produksi biasanya menumpang sarikan pinang dengan kopi. Untuk mencukupi kebutuhan air, buat parit selebar 1,5 cm sedalam 50 cm. Jarak antarparit 40 m.

Hama Pada Tanaman Pinang

Hama dan penyakit tanaman pinang hampir sama dengan kelapa dan kelapa sawit. Namun, yang paling berbahaya adalah kutu merah Raolello indica, kutu putih Oligonychus indicus, dan kutu jingga Dolichotetranychus sp. Ketiga kutu itu hidup berkelompok di bawah daun dan mengisap cairan daun. Akibatnya daun menguning dan mengering. Sudah begitu, kutu jingga juga menyerang buah muda dan mengisap cairan buah sampai buah rontok. Pengendalian ketiga jenis kutu itu dengan pestisida berbahan aktif dicofol seperti Hilfol, Kelthane, dan Acarin dengan dosis 1,86 ml/l air Penyakit yang sangat berbahaya adalah busuk pangkal batang. Penyebabnya adalah jamur Ganodermo lucidum. Penyakit itu muncul lantaran tanaman kurang terawat mengakibatkan tumbuhnya gulma yang membuat kondisi sekitar akar menjadi terlalu lembap. Pengendalian ganoderma dengan menggunakan organisme mikro musuh alaminya seperti Trichoderma sp dan Streptomyces sp. Dengan praktik budidaya yang baik, pinang betara bakal menjadi unggulan yang memikat pembeli asal Hindustan. (MUT)