Pacu Produksi Jamur Tiram Dengan Pupuk Organik Cair

  • 6 min read

Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan, ampas tebu, dan sebagainya. Pupuk ini sering digunakan untuk meningkatkan kualitas tanah dan pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair juga dapat mengurangi kekeringan tanah, sehingga cocok untuk daerah kering.

Manfaat utama dari pupuk organik cair adalah membantu tanaman untuk tumbuh lebih sehat dan kuat. Pupuk ini mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga dapat membantu mereka untuk tumbuh dengan baik. Pupuk organik cair juga dapat mengurangi kerusakan tanah, seperti erosi.

Pupuk organik cair tersedia dalam berbagai bentuk, seperti cairan, tablet, atau granul. Pupuk ini harus dicampur dengan air sebelum diaplikasikan ke tanaman. Pupuk organik cair harus diaplikasikan secara teratur agar dapat memberikan hasil yang maksimal.

Pupuk cair untuk jamur adalah jenis pupuk yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan jamur. Pupuk cair ini mengandung hara yang diperlukan jamur untuk tumbuh dan berkembang. Pupuk cair untuk jamur tersedia dalam berbagai macam bentuk dan ukuran, sehingga Anda dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Pupuk organik cair (liquid organic fertilizer) adalah salah satu jenis pupuk yang dapat dibuat sendiri dengan mudah. Pupuk organik cair terbuat dari kompos atau ampas tahu yang difermentasi selama 2-3 minggu. Fermentasi ini akan membuat bahan-bahan tersebut menghasilkan nutrisi yang mudah diserap oleh tanaman. Pupuk organik cair juga mengandung bakteri yang baik untuk tanah sehingga dapat membantu meningkatkan kesuburan tanah.

Limbah Molase Dan Pertumbuhan Jamur Tiram

Tiga tahun membudidayakan jamur tiram Pleurotus ostreatus, Muslikun paling banter hanya memetik 300-350 gram dari sebuah baglog berbobot 1,2 kg. Artinya rasio efisiensi biologi (BER, Biological Efficiency Ratio) pupuk organik hanya 27%.

Namun, sejak medio 2012 produksi meningkat 38% menjadi 400-500 gram atau rata-rata 450 gram dari baglog 1,2 kg. Peningkatan produksi itu setelah ia menambahkan ramuan nutrisi jamur tiram bikinannya sendiri pada baglog tiram. Ramuan pupuk cair organik itu terbuat dari larutan molase alias limbah pengolahan gula dan bakteri fermentasi seperti Lactobacillus dan Actinomycetes. la melarutkan satu mililiter molase berkadar gula rata-rata 30-40% dalam 100 ml air atau konsentrasi 1%.

Muslikun juga menambahkan air ekstraksi jagung dan kecambah. Fermentasi berlangsung 7 hari. Ayah 1 anak itu menyaring hasil fermentasi lalu menyimpan dalam botol tertutup. Jika sewaktu-waktu memerlukannya, ia tinggal mengambil.

Molase Untuk Pertumbuhan Jamur Tiram

Molase untuk pertumbuhan jamur adalah jenis molase yang digunakan sebagai substrat atau media budidaya berbagai jenis jamur. Molase adalah produk sampingan dari proses pemurnian gula. Bahan utama molase adalah sukrosa, glukosa, dan fruktosa. Selain itu, molase juga mengandung berbagai jenis mineral seperti kalsium, magnesium, potasium, dan zat besi.

Molase sering digunakan sebagai media budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur shiitake (Lentinula edodes), dan jamur kancing putih (Agaricus bisporus). Penggunaan tetes tebu sebagai substrat budidaya jamur memiliki banyak keuntungan, antara lain:

  1. Molase adalah produk alami dan tidak mengandung bahan kimia apapun.
  2. Molase kaya akan nutrisi yang dibutuhkan jamur untuk pertumbuhannya.
  3. Molase relatif murah dan mudah ditemukan.
  4. Molase mudah digunakan dan tidak memerlukan perawatan khusus.
  5. Molase dapat digunakan sebagai substrat untuk budidaya berbagai jenis jamur.

Nutrisi jamur tiram dan pupuk cair organik

Muslikun mencampurkan 10 ml nutrisi racikannya pada setiap baglog yang akan disterilisasi. Baglog itu kemudian disterilisasi selama 3,5-4 jam dalam sebuah drum berkapasitas 246 baglog. Menurut Muslikun nutrisi pupuk cair organik itu menguraikan karbon dalam serbuk kayu dan dedak, bahan utama media jamur.

“Susunan karbon serbuk kayu masih terlalu kompleks sehingga butuh waktu lama agar siap dimanfaatkan,” katanya. Dengan ramuan itu, senyawa gula rantai panjang seperti lignin menjadi senyawa rantai pendek atau monosakarida. Menurut ahli jamur dari Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Dr Iwan Saskiawan, “Jamur tidak memiliki klorofil sehingga kebutuhan nutrisinya berasal dari pelapukan kayu. Penguraian serbuk kayu menjadi rantai pendek membuat jamur tiram lebih mudah menyerapnya.”

Selain nutrisi, pekebun tiram sejak 2009 itu juga menyemprotkan larutan pupuk organik cair hijau sejak fase vegetatif atau 30 hari setelah inokulasi. Mula-mula pekebun di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, itu melarutkan 3 ml larutan nutrisi dalam 1 liter air bersih, mengaduk rata, lalu menyemprotkan di sekujur baglog hingga basah.

Penggunaan pupuk tambahan untuk jamur tiram

Seliter campuran itu cukup untuk menyemprot 400 baglog. Untuk 20.000 baglog miliknya, Muslikun membutuhkan 150 ml pupuk organik per hari. Frekuensi penyemprotan setiap hari selama masa produksi atau selama 60 hari. Muslikun juga menyemprotkan pupuk organik merah pada masa generatif atau 40 hari pascainokulasi. Indikasi masuknya fase generatif adalah munculnya miselium berinti dua yang berkembang menjadi badan buah.

Frekuensinya sekali sepekan berdosis sama. Ketika menyemprotkan pupuk organik merah, ia menghentikan pemberian pupuk jamur tiram hijau. Kedua pupuk jamur tiram itu berbahan dasar rumput laut cokelat Ascophyllum nodosum yang diambil dari Laut Atlantik Utara dan tersedia di pasaran. Muslikun tidak perlu meramu sendiri.

Pemberian nutrisi tambahan dan pupuk organik cair itu terbukti meningkatkan produksi. Jamur tiram lebih cepat tumbuh dan produksinya meningkat. Rumput laut itu mengandung mineral makro dan mikro, asam amino, asam humat, giberelin, auksin sitokinin, dan zat hara vital untuk pertumbuhan jamur.

[caption id=“attachment_15901” align=“aligncenter” width=“412”]ramuan nutrisi jamur tiram organik Molase sumber karbon sederhana untuk mempercepat pertumbuhan jamur[/caption]

Pupuk Eco Farming Untuk Jamur Tiram

Nun di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Ahmad Syukron pun mengalami peningkatan produksi setelah menggunakan pupuk organik cair. Semula, ia memanen 300-350 gram jamur tiram dari setiap baglog berbobot 1,2 kg. Namun, sejak memanfaatkan pupuk cair pada November 2012 ia bisa memanen 400-450 gram jamur tiram.

Ahmad mencampurkan 5 ml pupuk cair organik dengan 1.000 ml air dan menyemprotkannya setiap 3 hari sekali. Menurut Muslikun, rata-rata pekebun jamur menggunakan konsentrasi yang diterapkan Ahmad. Namun, berdasarkan percobaannya konsentrasi dan frekuensi yang ia gunakan sekarang adalah yang terbaik. “‘Dengan penyemprotan tiap hari, regenerasi sel akan lebih cepat sehingga masa produksi lebih cepat,” ujarnya.

[caption id=“attachment_15902” align=“aligncenter” width=“515”] Sumber nutrisi jamur tiram yang mengandung zat perangsang tumbuh[/caption]

Umumnya masa produksi tiram 2,5 bulan. Namun, penggunaan nutrisi dan pupuk organik mampu memperpendek masa produksi menjadi 2 bulan.

Hingga 2 bulan, petani sudah memanen 450 gram per baglog. Sejatinya baglog masih produktif, tetapi petani membatasi hanya 2 bulan. Dengan begitu perputaran uang lebih cepat. Penggunaan pupuk organik dan nutrisi jelas meningkatkan laba pekebun tiram. Apalagi harga pupuk pertanian jamur tiram dan nutrisi relatif murah. Untuk biaya pembuatan nutrisi jamur tiram, Muslikun hanya merogoh Rp 267.000 per siklus.

Sementara untuk pupuk cair organik, Muslikun menghabiskan 9 liter untuk 60 hari masa produksi. Dengan harga pupuk organik Rp 150.000 per liter, artinya ia mengeluarkan biaya Rp 1.350.000. Total biaya tambahan yang ia keluarkan yaitu Rp 1.617.000 setiap siklus.

Pupuk Berbahan organik mampu meningkatkan produksi jamur tiram

Bandingkan dengan penambahan pendapatannya. Jika produksi setiap baglog meningkat 100 gram, maka produktivitas 19.000 baglog produktif meningkat sebanyak 1.900 kg. Muslikun menjual tiram dengan harga rata-rata Rp 10.000 per kg.

Dengan begitu ia memperoleh kenaikan pendapatan sebesar Rp 19-juta per siklus. Setelah dikurangi biaya pembuatan nutrisi dan pembelian pupuk organik, pria 35 tahun itu pun memperoleh tambahan laba Rp 17.383.000.

Selain itu, pupuk organik memangkas kebutuhan dedak. “Biasanya 10 kg dedak hanya cukup untuk 160 baglog, sekarang bisa untuk 240 baglog,” kata Maslikun. Menurut Iwan Saskiawan, pengurangan dedak menekan pertumbuhan jamur selain tiram.

Dampaknya kompetisi perebutan nutrisi jamur tiram pun dapat dihindari. Meski begitu dedak tetap memegang peran penting sebagai sumber karbon dan vitamin bagi jamur tiram.

Dr Etty Sumiati MS, ahli jamur di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menyarankan pekebun harus jeli memberikan nutrisi tambahan.

Sejatinya jamur tiram memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga salah memberikan produk bisa berakibat tiram gagal tumbuh. Keamanan produk pun menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh pekebun