Quail Farm: Konsep Beternak Secara Kolektif

  • 3 min read

Beternak puyuh secara kolektif adalah konsep baru yang diperkenalkan PT Global Agromedia. Peminat agribisnis yang ingin berinvestasi di peternakan dapat terjun langsung ke bidang ini. Agar berhasil mereka difasilitasi dan dibimbing oleh tenaga berpengalaman dan profesional agar berhasil. Pada dasarnya PT Global Agromedia menjual ternak dengan pelayanan purnajual. Ibaratnya membeli truk, penjual menjamin sukucadang, perawatan, dan bahan bakar sehingga Anda tinggal cari uang. Tujuan beternak kolektif untuk meminimalkan risiko, memudahkan pemasaran, serta mendapat synergi dari kekuatan modal investor/peternak dan pengalaman budidaya. Dengan begitu untuk mencapai jumlah ternak 200.000-1-juta ekor mudah diwujudkan. Sistem itu memungkinkan calon investor terlibat langsung mengawasi hasil produksi dari hari ke hari. Turun naik produksi dapat diketahui oleh investor. Tingkat keuntungan pada bulan lalu dijadikan indikator untuk menentukan besarnya keuntungan yang dibagikan/ditawarkan kepada calon investor/ peternak baru. Berarti konsep ini menerapkan sistem syariah.

Bisa magang sambil belajar

Dengan terlibatnya investor sebagai pengawas/magang, maka proses pembelajaran beternak akan terjadi. Sistem syariah itulah yang paling cocok dengan iklim agribisnis Indonesia. “Pemilik modal di samping berusaha bisa sambil belajar,” ungkap Ir Bambang Kartiko, ketua satu Perhimpunan Bagi Hasil Agribisnis Indonesia. Menurut Kartiko di Indonesia banyak pemilik modal, tapi tidak mempunyai keahlian di bidang agribisnis. Buktinya ketika ada perusahaan pengelola investasi agribisnis mereka berbondong-bondong menanamkan modal. Apalagi dengan iming-iming bunga tinggi. Puyuh komoditas prosfektif. Pasar sangat terbuka karena produksi masih jauh di bawah angka kebutuhan. Padahal, kian hari permintaan terus meningkat. “Dulu, pada 1990 an telur puyuh hanya ada di pasar-pasar swalayan. Tapi sekarang, pasar tradisional ikut menyerap. Bahkan jutaan telur puyuh setiap hari harus tersedia untuk memenuhi para pedagang di sekolah-sekolah dasar dan taman kanak-kanan," tutur J. Wahas. “Sekarang memang saat tepat mengembangkan puyuh. Harga bagus dan pasar tak membatasi produksi,” kata Tirto Hartono, peternak di Yogyakarta. Keuntungan yang diterima peternak minimal Rp300.000 per bulan dari 1.000 ekor, dengan harga telur Rp80-Rp85/butir di tingkat peternak. Jika dihargai seperti di Bogor, Rp95/ butir, tentu pendapatan lebih besar lagi. Di Yogyakarta terdapat sekitar 100 peternak dengan produksi tidak kurang dari sejuta butir per hari dengan tingkat produktivitas 80% dari populasi. Risiko ditanggung

Paket Belajar beternak puyuh

Namun, untuk mewujudkan impian itu banyak hal yang harus diperhatikan calon peternak. Di antaranya masalah bibit, pakan, kandang, dan perawatan. “Di sinilah peran kami sebagai pengelola mentransfer pengalaman beternak puyuh selama bertahun-tahun,” ujar J. Wahas yang memulai beternak dari ribuan ekor. Peternak tak perlu risau mengalami kegagalan. Toh risiko puyuh sakit, mati, atau tidak berproduksi ditanggung sepenuhnya oleh pengelola. “Siapapun boleh ikut sistem syariah ini. Tapi disyaratkan 1 unit kandang minimal 20 paket atau 20.000 ekor,” ucap Ir Ekotomo H. Santoso, wakil direktur PT Global Agromedia. Sesama peternak saling kenal, sehingga mereka bisa memilih seorang wakil sebagai penanggung jawab usaha, la turut merawat bersama 1 tenaga ahli dari pengelola. “Kalau pun di antara mereka tak bersedia karena kesibukan, pengelola menawarkan beberapa tenaga kerja untuk dipilih,” tambahnya. Lokasi tidak terbatas di farm pengelola, “Boleh dilahan sendiri dengan konsekuensi membangun kandang dengan biaya sendiri. Ternak akan diserahkan secara bertahap 4-5 paket/Minggu sampai jumlah keseluruhan paket selesai. Peternak menikmati keuntungan setiap bulan terhitung sejak 2 bulan penyerahan paket. Tercatat hingga sekarang 3 unit yang mengambil sistem syariah. Sedangkan untuk paket lain: Charlie dan Delta sampai akhir 2002 sudah terpesan. Paket Alpha dan Betha masih tersedia. Informasi lebih lanjut hubungi: PT Global Agromedia, Gedung Manggala Wanabakti Lt 3 ruang 306, Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Telepon 021-5710436, 5703246,5703265 pesawat 5341-42. Atau J. Wahas, HP 0817146261; Ir Ekotomo H Santoso, HP 08161850585. Farm: Jl Raya Ciawi-Gadog, Gg. Baris No. 1, Bogor.