Siasat Cegah Serangan Koi Herpes virus (KHV)
- 3 min read
Mei 2015 bulan berkabung bagi Hendik Koi-koi di 25 kolam seluas 2 ha mati bergelimpangan. Akibat serangan herpes kerugian pemilik Sarinah Koi itu Rpl50-juta. “Dari 4.000 koi berbagai ukuran hanya 1.500 ekor pang bisa diselamatkan. Serangannya sangat cepat dan mematikan,” ujar peternak di Blitar itu. Tak satu pun peternak di Blitar yang selamat dari amukan herpes. Agus dari Nglegok, Blitar, rugi Rp35-juta. Koi-koi berbagai ukuran di kolam sawah dan rumah mati mengapung. Ada 200 koi yang mati," kata Moerdoko, peternak di Tanjungsari, Blitar. Akibat penyakit itu peternak di Blitar ekstra waspada menangani ikan. Pasalnya, penyakit itu menyerang koi segala umur. Menurut lacakan mitrausahatani hampir 70% kolam pembesaran koi kosong. “Memang beberapa kolam lain relatif aman dari serangan penyakit. Namun, itu tidak menutup kemungkinan serangan menjalar ke sana bila tidak segera diantisipasi,” ujar Moerdoko. Kasus serupa menimpa beberapa hobiis di berbagai daerah, seperti Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bali, dan Jakarta. Contohnya Soemarjan, peternak di Yogyakarta. Pemilik S & S Koi itu rugi puluhan juta rupiah dari 200 koi yang mengapung di kolam. Bahkan, salah satu hobiis di Semarang pasrah melihat koinya ludes usai kontes di Yogyakarta akhir Juni pertengahan tahun.
Gejala Dan Beragam cara Mengatasi Serangan Herpes
Gejala serangan herpes yang dialami peternak menunjukkan ciri yang sama. Mula-mula ikan lamban bergerak, mogok makan, dan sering muncul di permukaan air. Bila ikan diangkat terlihat bintil merah di perut. Ketika diurut benjolan itu pecah dan keluar darah. Serangan bertambah parah bila kulit ikan terkelupas Moerdoko menduga perbedaan temperatur siang dan malam yang ekstrim sebagai pemicu. Biasanya ikan cenderung berdiam diri di dasar air. Saat itu parasit menempel ke tubuh. Namun, tidak semua jenis koi terserang penyakit itu. “Dari hasil pengamatan saya chagoi relatif tahan, sebaliknya doitsu sangat rentan lantaran bersisik lebar dan tubuh lunak,” urainya. Beragam cara dilakukan peternak untuk menyelamatkan ikan tersisa di kolam. Moerdoko mengobati dengan memberi formalin dosis tinggi, 50 ml/m3 air. Perlakuan itu harus dibarengi pemberian air blow. Sebelumnya, air diganti total, lalu masukkan formalin tanpa mengangkat ikan dari kolam. Agar daya kerja obat itu efektif sebaiknya aplikasi dilakukan pada sore hari. Keesokan hari air diganti dan dibiarkan sehari semalam agar ikan mengalami proses pemulihan diri. Perlakuan itu dilakukan selama 3 hari berturut-turut. Setelah itu ulangi setiap 3 hari selama 15 hari. Alasannya, masa inkubasi parasit hanya 11 hari. Toleransi 3 hari untuk membunuh telur yang tersisa. Hasil percobaan itu membuktikan dari 50 koi sakit hanya 4 ekor mati. Cara lain ditempuh Soegianto. pemilik Bali Koi Centre. Ia membuang air hingga separuh begitu terlihat ikan sakit. Beri antibiotik Bio Cleaner, Malachyt Green, atau El Bayu, dosis 0,2 g/1. Setelah aplikasi obat selama 1 /2 jam, tambahkan air hingga ketinggian semula. “Ikan yang sembuh sebaiknya diberi vitamin B kompleks agar daya tahan meningkat,” kata pedagang koi sejak 1997 itu. Pengalaman Ria da Costa, hobiis di Bandung, pemberian formalin 22-24 ppm (1 ppm = lmg/1) air cukup efektif membunuh parasit. Cara lain dengan menabur 40 ppm Malachyt Green atau 3 ppm Masoten. “Pengobatan harus rutin selama 3-5 hari dan diulang seminggu kemudian,” katanya.
Perawatan dan maintanance Koi Yang Terjangkit KHV
Menurut Ria herpes sebenarnya pernah terjadi pada 1998. Namun, serangan tidak separah sekarang. “Dengan kejadian ini peternak atau hobiis harus lebih waspada agar tidak terulang lagi,” tegasnya. Cara budidaya terus-menerus yang selama ini dilakukan peternak perlu diubah. “Sudah saatnya menerapkan pola budidaya terpadu, seperti pada tambak udang. Harus ada persiapan lahan dengan pengeringan dan pemberian kapur sebelum tebar,” papar Moerdoko. Kolam ikan harus dilengkapi saluran pembuangan air. Menangkap ikan dengan jaring tanpa membuang sebagian air terlebih dulu menyebabkan lapisan tanah teraduk. Dampaknya muncul gas-gas amonia. Air tercemar memudahkan penyakit menempel pada tubuh ikan. Begitu diangkut ke lokasi lain, penyakit dipastikan menulari ikan lain. Kolam perawatan juga perlu dilengkapi filter yang baik dan terjaga kebersihannya. Sirkulasi air kolam harus secara periodik. Demikian juga pemberian antibiotik untuk mencegah serangan penyakit. http://www.gov.uk/government/news/outbreaks-of-koi-herpesvirus-khv-disease-in-2020 http://marinescience.blog.gov.uk/2016/07/01/khv-fishery-angler-net-equipment/