Teripang Berhasil Dibudidayakan

  • 5 min read

“Aduh, sulitnya mencari teripang,” keluh Antonius K Sembiring pelaku budidaya teripang, eksportir di Surabaya. Untuk memenuhi 15 ton/2 bulan teripang kering saja ia harus pontang-panting berburu hingga Bangka sampai Belitung. Gara-gara tak dapat pasokan lagi, Herman Taslim, eksportir di Jakarta juga menghentikan usaha setahun silam. Kelangkaan famili Holuthuridae itu beralasan. Harga tinggi Rp 1,2-juta/kg kering isi 8 sampai 10 ekor menarik minat nelayan untuk berburu teatfish itu hingga habis. Konon, perburuan mentimun laut itu hingga Ashmore Reef, Australia. Yang diburu bukan saja teripang eksklusif, seperti teripang gosok Holothuria scabra. Teripang gama Stichopus variegatus, nanas Stichopus ananas, dan grindo Holothuria vitiensis pun menjadi sasaran perburuan. Permintaan teripang dari Malaysia,Singapura, Taiwan, Hongkong, Korea, dan Cina memang sangat besar. “Berapa pun jumlahnya diterima,” kata pemilik PT Tunas Sejati Perkasa itu. Di sana beche de mer (teripang kering) itu diolah menjadi makanan favorit, seperti sup dan mie. Beberapa warga Korea dan Jepang memakannya dalam bentuk segar. Mereka meyakini sea cucumber itu mempunyai daya aphrodisiac. Dari hasil analisis daging teripang mengandung 48% protein, 2% lemak, 17% kadar air, 21% mineral, dan 7% abu. Lantaran rendah kolesterol, menu teripang direkomendasikan baik untuk penderita tekanan darah tinggi. [caption id=“attachment_18569” align=“aligncenter” width=“1024”] Bibit 30 g siap dibesarkan[/caption]

Teripang termasuk Dalam kategori hewan langka

Sayang, prospek yang cerah itu tidak dibarengi dengan ketersedian bahan baku. Maklum selama ini masih mengandalkan tangkapan alam. “Sudah saatnya teripang dibudidayakan. Toh, perairan kita sangat cocok,” ujar Herman Taslim yang juga eksportir sarang walet itu. Apalagi teripang sudah diusulkan masuk dalam daftar appendix 2 dari CITES (Convention on Trade of Endanger Species). Bila ini terwujud, maka tidak ada lagi yang mengekspor teripang. Teripang hasil budidaya menjadi produk yang harus diwujudkan. Kenapa tidak! Budidaya teripang bukanlah suatu hal yang mustahil. Berbagai penelitian membuktikan filum Echinodermata itu tidak menuntut teknik budidaya tinggi. Pembesaran teripang di perairan dangkal, landai, dan tenang. Tenaga kerja cukup 1 orang untuk setiap keramba ukuran 10 x 10 m2 atau 10 x 20 m2. Itu bisa dilakukan secara sambilan. Benihnya sudah diproduksi secara massal di Balai Budidaya Laut, Lampung. Kalaupun ada investor yang ingin membenihkan sendiri, teknologi relatif gampang.

Proses budidaya Cukup Sederhana

Pemilihan lokasi budidaya teripang sangat penting. Syaratnya tersedia sumber air melimpah, bersih, dan bebas polutan. Lokasi dekat sungai tidak direkomendasikan lantaran air keruh. Setelah itu siapkan ruang pemijahan dan peralatan, seperti bak fiber, aerator, pumpa air, baskom, dan pakan alami. Selanjutnya lakukan pembenihan. Pilih induk sehat berukuran minimal 400 g/ekor. Sebelum dipijahkan adaptasikan di kolam pemeliharaan agar tidak stres dan organ reproduksi berkembang normal. Sebulan kemudian induk siap dikawinkan dengan teknik rangsang pijah (induced spawning) dan thermal shock. Caranya, seleksi beberapa calon induk, lalu masukkan ke kotak plastik berlubang. Angkat wadah itu hingga ke permukaan air agar terkena sinar matahari. Suhu air dipermukaan 32°C di dasar sekitar 29°C. Jemur induk mulai pukul 08.00 sampai 17.00. Tujuannya untuk memberi kesempatan teripang membuang feses sebelum berpijah. Sore hari induk diangkat, lalu masukkan ke baskom plastik bervolume 60 1. Kondisikan air bersuhu 27°C agar induk lebih cepat birahi. Setiap wadah berisi 4 sampai 6 induk. Itu karena induk belum diketahui kelamin dan tingkat kematangan gonadnya. Pada saat memijah baru mudah dideteksi. Pejantan atraktif dengan menggeliat geliatkan badan. Ujung anteriornya naik ke atas dan meruncing. Tak lama kemudian ia mengeluarkan sperma dari gonopore secara terus menerus hingga 1 jam. Feromon, zat kimia di sperma yang dikeluarkan sang jantan merangsang betina mengeluarkan telur. Betina birahi ditandai ujung anterior membengkak, lalu menyemburkan telur 2 sampai 3 kali. Tidak semua induk melakukan perkawinan. Dari hasil penelitian minimal 2 pasang yang kawin. Itu sudah cukup. Warna putih mirip kabut memadati permukaan air indikasi jumlah telur banyak. Rata-rata sekali pemijahan dihasilkan kurang lebih 1-juta telur. Induk dipindahkan ke wadah lain. Telur diserok menggunakan saringan lembut, lalu dicuci dengan cara mengalirkan air ke baskom sampai air kembali bening. Telur yang dibuahi bergerak di permukaan air. Pindahkan ke bak fiber yang sudah disiapkan. Agar populasi tidak terlalu padat telur dibagi dalam 3 bak, masing-masing berisi 300.000 sampai 400.000 telur.

Perawatan secara Intensif

Telur menetas 36 jam setelah dari memijah. Berikan pakan berupa mikro fitoplankton, seperti Dunaliella sp, Chetocheros sp, Isochrysis sp, atau Phaeodactylum sp 2 kali/hari. Tiga hari kemudian ia mengalami metamorfosis menjadi auricularia. Larva berukuran 500 mikron itu masih melayang-layang di kolom air. Dalam waktu 14 hari larva berubah menjadi doliolaria yang berukuran 1 mm. Larva itu pun bersifat planktonik. Dalam waktu 3 hari larva berkembang menjadi pentactula berbentuk tabung dengan 5 tentakel pada ujung anterior. Diujung posterior terdapat kaki yang membantu pergerakan. Larva itu bersifat bentik atau mengendap (settling) di dasar. Siapkan spat collector terbuat dari fiber atau plastik gelombang dipotong kecil-kecil. Plastik itu sebagai tempat menempel algae atau diatome bentik, seperti Navicula sp. Pemeliharaan selama 3 bulan juvenil teripang berkembang menjadi anakan teripang seukuran lidi. Pindahkan burayak ke bak fiber lain berisi pasir. Pakan algae atau diatome bentik tetap diberikan rutin setiap hari. Setelah berumur 4 bulan lakukan seleksi bobot untuk mengurangi populasi. Benih yang sudah berukuran 10 g dipindah ke bak fiber lain. Penggelondongan selama 6 sampai 8 bulan benih mencapai bobot 30 g. Tingkat kelulusan hidup kecil, sekitar 200 ekor/bak. Benih itu siap dibesarkan di keramba. [caption id=“attachment_18568” align=“aligncenter” width=“1024”] Pembesaran benih teripang dilakukan di keramba tancap[/caption]

Seleksi bobot

Pembesaran teripang dan budidaya teripang dapat dilakukan di keramba tancap di laut. Pilih perairan yang tenang, seperti teluk atau selat. Kedalaman air 2 m bersubstrat lumpur pasir. Disukai lokasi yang banyak ditumbuhi lamun (sea grass). Keramba berbentuk kantung terbuat dari jaring plastik atau waring berukuran 10x10 m2 atau 10 x 20 m2. Jaring bawah yang menempel pada substrat bermata lembut untuk mencegah teripang menyusup ke pasir. Agar kuat tancapkan beberapa kayu atau bambu pada sisi-sisinya. Kepadatan benih disarankan 250 g/m2. Kalau benih berbobot 30 g, maka kepadatannya 8 sampai 10 ekor/m2. Jadi, untuk keramba ukuran 200 m2 mampu menampung 1.600 ekor. Taburkan pupuk kandang yang sudah dikomposkan ke keramba secara berkala. Pupuk itu untuk menumbuhkan diatome bentik yang merupakan santapan teripang. Ketersediaan pakan yang memadai sangat menunjang pertumbuhan teripang. Lakukan penjarangan secara berkala. Patokannya biomas yang ada di keramba 250 g/m2. Makanya, untuk mengetahui bobot teripang lakukan sampling bobot sebulan sekali. Dengan cara itu biomas dapat dihitung. Teripang berbobot 300 g siap dipanen. Untuk mencapai ukuran itu butuh pemeliharaan selama setahun. Kendati lama, tingkat kelulusan hidupnya bisa mencapai 100%.