Varietas Buah mangga raksasa di dunia
- 2 min read
Di perhentian tol di Gantang, sekitar 224 km dari Kualalumpur menuju Penang, Malaysia, Mitra Usaha Tani juga melihat mangga raksasa berpenampilan menarik. Mangifera indica berwarna hijau kekuningan itu langsung menyedot perhatian para pengguna jalan bebas hambatan yang sedang beristirahat. Maklum bobot mencapai 1,2-1,5 kg per buah. Ukurannya 3-4 kali lipat besar arumanis. Mangga datuk begitu mangga raksasa itu disebut, dijajakan dengan cara digantung seikat-seikat seperti rambutan di kedai-kedai penjual buah-buahan. Satu ikat berisi 5-6 buah. Dengan mengeluarkan RM6 setara Rp 18.000 per kg, pembeli dapat menikmati manis segarnya daging buah berwarna kuning.
Buah Mangga Berukuran Besar
Untuk urusan mangga raksasa, koleksi plasma nutfah Indonesia tak kalah dengan negeri jiran. Salah satu bukti dari 16 peserta Lomba Buah Unggul Mitra Usaha Tani 2003 kategori mangga, 10 di antaranya bersosok bongsor. Sebut saja mangga bengkulu. Bobot anggota ordo Sapindales asal Desa Kebunkiwat, Kelurahan Beler, Kecamatan Gondangcempaka, Bengkulu, itu mencapai 1,2 kg per buah. Dr Mohammad Reza Tirtawinta, pakar buah, pernah melihat mangga bongsor itu dijajakan di daerah sekitar Universitas Bengkulu. Jenis lain, mangga gajah dari Yogyakarta dengan bobot rata-rata 0,7- 0,8 kg per buah. Menurut Leon Budi Prasetyo, sang pemilik, bobot tertinggi mencapai 1,5 kg. Bentuk buah mengingatkan pada kemang Mangifera caesia, lonjong sedikit tak beraturan. Warna kulit hijau dengan semburat kuning di bagian pangkal. Ia paling enak dikonsumsi setelah kulit berwarna kuning. Saat itu daging buah yang oranye sudah empuk dan mengeluarkan aroma harum.
Lancetilla terbesar
Di salah satu sudut Jakarta, mangga mutiara koleksi Hj Laila Mutiara juga meraksasa. Bobot buah yang dikirim ke panitia LBUN 2003 rata-rata 0,9 kg. Buah paling besar mencapai 1,2 kg. Sosok mangga “bercula” di bagian ujung itu sebanding dengan sebuah kamera manual lengkap dengan lensanya. Menurut sang empunya, mangga raksasa mutiara nyaris tak pernah berhenti berbuah. Yang juga bersosok bongsor ialah mangga wirasangka kiriman Martono dari Tegal, wijaya king dan okyong koleksi Mubin Usman di Depok, serta lazis djiddan milik Dr Fuadi Yatim di Jakarta dan golek campursari kepunyaan Wahyu Mulyaningsih dari Blora. Semua berbobot di atas 0,5 kg hingga 1 kg. Waktu pertama kali golek campursari berbuah malah mencapai 2,5 kg per buah. Namun, menurut Reza mangga-mangga itu masih kalah bongsor dibanding lancetilla yang ditanam di sebuah kebun percobaan di Puerto Rico. Mangga berwarna merah marun cerah itu merupakan varietas terbesar di dunia. “Yang terbesar bisa mencapai bobot 3,5 kg,” ujar Reza. Tak melulu bongsor, mangga-mangga raksasa pun bercitarasa enak. Buktinya lazis djiddan menyabet gelar juara pertama LBUN, sementara campursari di posisi ke-2. Nah, yang besar itu indah dan juga enak kan?