Yang Manis Langsat Singosari
- 3 min read
Anda mungkin pernah kecewa saat membeli duku rasanya tak seragam. Suapan pertama rasa manis masih menggoyang lidah, tapi berikutnya Anda menyeringai karena buah asam. Itu lantaran pada tumpukan duku dicampur langsat yang biasanya asam. Lain halnya kalau langsat singosari yang dimasukkan. Dijamin tak rugi karena ia tak kalah manis dibanding duku. Nilai ekonomis langsat Lansium domesticum memang tak sebesar duku. Rasa asamnya kurang disukai lidah Indonesia. Namun, sebagian penduduk Singosari, Malang justru lebih suka langsep (Jawa) ketimbang duku. Ini lantaran langsep singosari terkenal enak. Manis sedikit asam dan segar, seperti kombinasi duku dan langsat lokal. Wajar kalau harganya pun melampaui kerabatnya yang manis itu. Langsat singosari RplO.OOO- Rpl2.500/kg; duku, Rp6.000. Pohon langsat di Singosari berumur di atas 50 tahun, bahkan ada yang mencapai 150 tahun. Semua asal biji yang baru berbuah setelah umur 12-15 tahun. Langsat singosari berbunga pada Desember-Januari; panen, Maret-April. Dahulu ia banyak dijumpai di Desa Candirenggo di sekitar bangunan peninggalan Kerajaan Singosari. Sayang dengan dalih pengembangan kota banyak pohon ditebangi.
3 kandidat Varietas unggulan
Yang Manis Langsat Singosari
Agar langsat Singosari tidak punah, maka digalakkan penanaman baru dengan bibit hasil perbanyakan klonal dari pohon induk terpilih. Induk mesti dipilih lantaran rasa buah asal biji sangat bervariasi. Tiga kandidat ditandingkan untuk diusulkan sebagai varietas unggul langsat Singosari. Hasil evaluasi dan uji organoleptik di laboratorium pascapanen, BPTP Karangploso, pohon milik Amir Husni dari Desa Candirenggo terpilih sebagai pohon induk tunggal. Dibanding langsat lokal Singosari lain, pohon berumur 150 tahun itu memang unggul. Ukuran buah yang berbentuk lonjong lebih besar dan kulit tipis. Bagian buah yang dapat dimakan lebih banyak. Ini lantaran jumlah biji per buah lebih sedikit, bahkan sekitar 33,3% tidak berbiji. Jumlah buah per dompol lebih banyak, 26 buah per tandan. Dompolan pun lebih panjang. Warna kulit kuning kecokelatan, daging buah bening dan bertekstur halus tapi tidak beraroma. Produktivitas tanaman setinggi 11 m dan lebar tajuk 6,1 m itu juga tinggi Jadi, ingin menikmati langsat tanpa perlu menyeringai karena asam? Cobalah langsat singosari. Ternyata langsat manis tak melulu dari Singosari. Saat berkunjung ke Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur, Mitra Usaha Tani menemukan langsat manis, la dikenal sebagai langsat telur. Bentuk lonjong sepanjang 3-4 cm dan diameter 2 cm. Kulit tipis berwarna kuning, daging putih transparan. Biji sedikit hanya 1-2 butir per buah. Rasanya manis segar dan tahan simpan 3-4 hari. Uniknya ia mesti dipetik tepat waktu, terlalu cepat, asam; lewat matang, hambar. Langsat telur ditemukan di daerah sekitar hulu Sungai Kayan, seperti di Desa Antutan dan Tanjung Selor. Sebuah pohon berumur 20 tahun, mencapai tinggi 20 m dan diameter tajuk 10 cm. Produksi 200 kg per tahun. Harga jual di tingkat petani Rp5.000/kg. Kabupaten tetangga, Malinau, juga punya langsat manis. Penanaman tersebar di tepi hutan sepanjang Sungai Malinau, misal di lokasi agrowisata Batu Ujang-Ujang. Penampilan dan sifatnya serupa dengan langsat telur. Satu dompol sepanjang 12-15 cm sarat oleh 25-30 buah, la lebih lama disimpan 4-5 hari.