Refresh

This website www.mitrausahatani.com/tanaman-hias-konsumsi-dari-taman-ke-meja-makan/ is currently offline. Cloudflare's Always Online™ shows a snapshot of this web page from the Internet Archive's Wayback Machine. To check for the live version, click Refresh.

Tanaman Hias Konsumsi Dari Taman Ke Meja Makan

Tanaman Hias Konsumsi Dari Taman Ke Meja Makan

Indah di taman, sedap disantap di meja makan. Tanaman hias tertentu kini tak melulu menyumbang keindahan. Di balik keelokannya ia juga menawarkan kelezatan bila dikonsumsi. Salah satu contohnya: lili (Hemerocallis sp). Daun mudanya dapat Anda nikmati dalam salad. Bila Anda menumisnya, rasanya mirip rebung W asparagus. Bagian lain tanaman ini yang dapat dikonsumsi adalah bunganya untuk tempura dan kimlo. “Rasanya renyah dan gurih,” tutur pengusaha tanaman hias, Iin Hasim, yang pernah membuat dan merasakan nikmatnya tempura made in Indonesia itu. Cara membuatnya mudah. Petik bunga yang masih kuncup. Setelah benang sari dibuang rasanya keras celupkan dalam adonan tepung yang telah dibumbui. Barulah digoreng. Nikmati tempura lili itu dengan mencocolkan ke saus. Untuk membuat kimlo, setelah pengasapan kuncup lili lantas dijemur. Lili kering itulah yang disebut kembang gedhang. Ia dimasak bersama jamur, soon, daging atau udang. Bunga lili pun dapat dinikmati bersama anggur sebagai pencuci mulut. Selain lili, mawar dapat Anda pilih sebagai selingan menu. Queen of Flower itu lazim dimasak bersama wortel dan slaw kubis mentah yang diiris tipis dan berkuah. Beberapa yang lezat antara lain: Rosa damascena, R. gallica, dan R. rugosa. Mereka terpilih lantaran keharumannya tak begitu menyengat. [caption id=”attachment_8085” align=”aligncenter” width=”303”]Sayur
lili Sayur lili, sumber gizi baru[/caption]

Sirop dahlia

Calendula (Calendula officinalis) sudah lama dipakai sebagai pewarna makanan. Rasanya agak pahit mirip kunyit. Bila ingin mendapatkan warna kuning emas yang bagus saat merebus kentang atau daging ayam, Anda dapat menambahkan petal bunganya. Dahlia tidak cuma memberikan aneka warna: merah, merah muda, jingga, kuning, atau putih. Umbi anggota keluarga Compositae juga lezat. Usai makan beragam menu tanaman hias, cicipilah manisnya sirop umbi dahlia. Kandungan inulin zat sumber gula mencapai 65% setiap 100 gram. Itulah sebabnya, sirop umbi tanaman asal Mexico itu sangat manis. Untuk mendapatkan gula dahlia sebagai sumber sirop gampang. Setelah umbi dewasa dikupas, kemudian diiris, dan keringkan. Tepung hasil gilingan umbi sesudah disaring lantas dihidrolisis. Melalui proses penyaringan, diperoleh larutan bening yang manis. Daun krisan alias seruni varietas apa saja juga memberikan cita rasa berbeda bila dicampurkan dalam minuman teh. Cuci bersih lima lembar daun krisan. Masukan ke dalam segelas teh dalam keadaan panas. “Rasa teh jadi sedikit pedas,” tutur Iin Hasim yang terbiasa menyeduh teh krisan. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Dr Muhilal, saat ini tanaman hias belum lazim dikonsumsi. Meskipun, “Tanaman hias berwarna merah atau kuning seperti mawar banyak mengandung karetonoid,” tuturnya. Ia mencegah penyakit degeratif seperti kanker. [caption id=”attachment_8086” align=”aligncenter” width=”410”]Sirop bunga
dahlia Sirop dahlia[/caption]

Awas beracun

Mawar dan lili cuma beberapa dari sekitar 80 kultivar tanaman hias yang dapat dimakan. Anda ingin mencobanya sebagai variasi menu? Sebaiknya Anda menanamnya sendiri. Soalnya penggunaan pestisida dalam budidaya tanaman hias masih jorjoran. Dengan menanam sendiri, pastikan pemanfaatan pestisida hanya seperlunya. Sehingga selain enak, juga aman bagi kesehatan. Budidaya secara organik malah lebih bagus. Jangan beranggapan semua bunga dapat dikonsumsi. Banyak bunga nan indah dan harum malah berbahaya. Melati arab (Jasminum sambac) sudah lazim sebagai campuran teh. Aromanya memang harum. Namun jangan coba-coba mengkonsumsi melati Carolina (Gelsemium sempervirens) atau night- blooming jasmine (Cestrum necturnum). Walau anggun, mereka ternyata beracun. Azalea atau acap disebut rhododendron walau menawan sebenarnya berbahaya. Tanaman asal Asia Timur itu mengandung diterpene acetylandromedol. Anak-anak biasanya iseng mengisap madu dari nektar bunganya. Itulah awal keracunan. (Sardhi Duryatmo)

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus