Desain Kolam Lobster Air Tawar Cekung Makin Mudahkan Peternak Di Saat Panen

Desain Kolam Lobster Air Tawar Cekung Makin Mudahkan Peternak Di Saat Panen

Dalam budidaya lobster air tawar, kolam lobster adalah salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan. Kolam lobster harus dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi lingkungan lobster sehingga dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan lobster dengan baik. Kolam lobster harus dirancang dengan baik agar sesuai dengan kebutuhan lobster. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain kolam lobster antara lain ukuran kolam, aerasi, aliran air, pencahayaan, dan lain sebagainya. Ukuran kolam lobster harus disesuaikan dengan jumlah lobster yang akan ditambatkan. Jika ukuran kolam terlalu kecil, maka lobster akan mengalami stress karena tidak ada ruang untuk bergerak. Sebaliknya, jika ukuran kolam terlalu besar maka akan mengakibatkan biaya operasional yang tinggi.

Sistim Aerasi

Aerasi adalah faktor penting dalam desain kolam lobster. Aerasi yang baik akan membuat kualitas air kolam lobster tetap baik sehingga dapat mendukung kehidupan dan pertumbuhan lobster. Aliran air yang baik juga penting bagi kolam lobster. Aliran air yang baik akan membantu proses aerasi sehingga kualitas air kolam lobster tetap baik. Pencahayaan juga penting dalam desain kolam lobster. Lobster membutuhkan cahaya untuk pertumbuhan dan reproduksi. Cahaya yang baik akan membantu pertumbuhan dan reproduksi lobster dengan baik. Desain kolam lobster yang bagus harus mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, kolam harus cukup besar untuk menampung beberapa lobster. Kedua, kolam harus memiliki beberapa sekat untuk memisahkan lobster agar mereka tidak saling bertabrakan. Ketiga, kolam harus memiliki beberapa batu atau kerang untuk menyediakan tempat untuk lobster bersembunyi.

Kolam Lobster dengan dasar cekung

Ada yang berbeda saat melongok bentuk dasar kolam lobster milik HM Fatoni di Labuan, Provinsi Banten. ukuran kolam lobster air tawar 4mx5,5m itu tidak seluruhnya mendatar. Persis di tengah-tengah kolam terlihat sebuah cekungan selebar 1 m berkedalaman 40 cm. Cekungan itu nantinya akan berfungsi menangkap lobster saat panen. Sejauh ini desain dasar kolam lobster air tawar kurang mendapat perhatian serius dari peternak. Dasar kolam biasanya hanya dibuat mendatar semata-mata karena mudah dikerjakan. Bentuk datar juga memudahkan peternak menaruh rooster. Kolam pembiakan lobster dengan design lantai yang cekung adalah sebuah kolam yang digunakan untuk mengembangbiakkan lobster. Lobster yang dikembangbiakkan di kolam ini biasanya digunakan untuk menghasilkan lobster komersial. Kolam pembiakan lobster memiliki ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada jumlah lobster yang ingin dikembangbiakkan. Lobster yang dikembangbiakkan di kolam pembiakan lobster akan mendapatkan makanan yang cukup dan juga perawatan khusus. Selama tahap pemeliharaan, bentuk dasar datar itu tidak menimbulkan masalah. Problem biasanya timbul saat panen dilakukan. Entah itu panen bibit atau pun ukuran konsumsi. Tanpa rooster, panen perlu jaring besar. Namun jika rooster ada, hanya lobster di rooster yang terpanen. Sisanya tetap perlu diambil dengan jaring. [caption id=”attachment_15756” align=”aligncenter” width=”300”]Konstruksi kolam
lobster hatchery benih udang permudah panen Konstruksi kolam hatchery benih udang permudah panen[/caption] Bagi peternak dengan jumlah kolam lobster air tawar sedikit hal itu tidak terlalu membebani.Berbeda jika jumlahnya sudah mencapai belasan hingga puluhan kolam. Apalagi kalau lobster perlu segera dikirim. Panen sebuah kolam bisa memakan waktu minimal 2—3 jam. Dengan cekungan waktu panen singkat sekitar 2 jam.

Kedalaman kolam 40 cm

Cekungan dasar kolam dapat dibuat sekaligus saat pembangunan kolam. Memang tidak ada standar baku ukuran cekungan, tapi biasanya disesuaikan luasan kolam. ukuran kolam lobster air tawar 4 m x 5 m misalnya dapat dibuat sebuah cekungan selebar 1 m berkedalaman 40 cm. “Besarnya bisa diatur dengan populasi lobster yang nanti akan dipanen,” ujar Fatoni. Setidaknya menurut pengalaman Fatoni sebuah cekungan dapat ‘menangkap’ 50— 100 lobster ukuran 2—4 inci. Posisi cekungan tidak selalu harus berada di tengah kolam. Ia pun dapat dibuat mengitari dinding bagian dalam kolam. Namun dari ujicoba yang dilakukan Fatoni, cekungan di tengah kolam lebih efektif. “Lobster akan berkumpul di satu jalur cekungan saja karena lebih dekat ke pipa pengeluaran,” ujar Fatoni. Cekungan memang terhubung pipa pengeluaran. Posisi pipa diatur sedemikian rupa sehingga tepat berada di tengah cekungan. Ujung atas pipa setinggi 5 cm dibiarkan menyembul dari dasar kolam. Tujuannya agar lobster tetap bersentuhan dengan air sebagai media hidupnya. Pada saat katup pipa pengeluaran itu dibuka, air pelan-pelan akan menyusut. Saat itu pula lobster ikut bergerak masuk ke dalam cekungan berisi air yang tingginya setara tinggi cekungan. [caption id=”attachment_15759” align=”aligncenter” width=”300”]Saat air
menyusut, indukan lobster akan terkumpul di tengah
cekungan Saat air menyusut, lobster akan terkumpul di tengah cekungan[/caption] Menurut Cuncun Setiawan dari Bintaro Fish Farm di Tangerang, cara yang ditempuh Fatoni cukup efektif. “Cekungan juga dapat mengumpulkan kotoran sehingga tidak perlu menyipon untuk membuang kotoran,” ujarnya. Maklum saat pipa pembuangan dibuka selama proses penggantian air, tercipta putaran air yang akan menyedot kotoran dan sisa pakan di sekelilingnya.

Penambahan pagar pada sisi kolam

Nun di Kalimalang, Jakarta Timur, Sugiyono pun memakai bentuk cekungan untuk dasar kolam. Prinsipnya sama untuk memudahkan panen. Meski demikian konstruksi cekungan sedikit berbeda dari pada yang dibuat Fatoni. Sugiono menambahkan potongan bambu yang disusun seperti pagar di sisi cekungan. Deretan bambu sepanjang 20 cm itu dibuat menyudut sekitar 45°. Posisinya saling berhadapan. Begitu air pipa pembuangan di tengah cekungan dibuka, air akan segera menyusut. Saat itu lobster akan bergerak mendaki bambu, kemudian jatuh ke dalam cekungan. “Lobster yang masuk pasti tidak dapat keluar lagi,” ujar pemilik TC Yabby itu. Cara lain untuk mempermudah panen dengan mengadopsi dasar kolam pada hathery pembenihan udang. Dasar kolam tidak dibuat cekungan, tapi berbentuk agak mengerucut ke arah pipa pembuangan. Saat air keluar dari pipa pembuangan, otomatis seluruh lobster ikut berkumpul di mulut pipa. Panen perlu dilakukan dengan cepat karena penumpukan itu membuat lobster kekurangan oksigen. Menurut Fatoni agar aman pemakaian dasar kolam dapat dikombinasi dengan pemakaian rooster. “Rooster tetap dapat berdiri karena kemiringan dasar tidak terlalu tajam,” ujar Fatoni. Jadi saat panen dilakukan, pertamakali yang diangkat adalah lobster di rooster. Sisanya dipanen setelah terkumpul di dekat pipa pembuangan seiring menyusutnya air Umum di Queensland

Kolam cekung dapat mempermudah pemanenen

Menurut Sugiono modifikasi dasar kolam untuk mempermudah panen jamak diterapkan peternak lobster di Australia, terutama Queensland. “Dengan kapasitas produksi besar, pemanenan dapat berlangsung singkat,” ujarnya. Bayangkan untuk kolam dengan luasan 1 ha, waktu panen cukup berlangsung sejam. Di sana pembuatan cekungan tidak di kolam semen, tapi justru dilakukan di kolam tanah. Caranya saat pembuatan kolam, di tengah kolam dibuat parit selebar 1 sampai 1,5 m berkedalaman minimal 0,5 m. Posisi parit tidak di satu tempat, melainkan beberapa tempat disesuaikan dengan jumlah pipa pengeluaran. Jadi begitu air surut, semua lobster sudah terkumpul di titik-titik tertentu untuk diambil. Kelemahan kolam tanah adalah pengikisan dinding cekungan karena pergerakan air. Peternak menyiasatinya dengan memperbaiki konstruksi dasar kolam sehabis panen. “Parit dikeruk lagi sampai kedalaman semula,” ujar Sugiono. Dengan menerapkan cara itu peternak di Queensland mendapat keuntungan berlipat, efisiensi waktu dan menekan ongkos operasional kala panen.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus