Penanganan Baglog Jamur Agar Shitake Tumbuh Maksimal

Penanganan Baglog Jamur Agar Shitake Tumbuh Maksimal

Baglog untuk jamur shitake adalah sebuah bahan yang berfungsi sebagai media tanam jamur shitake. Baglog terbuat dari serbuk kayu yang dicampur dengan air dan dibiarkan selama 2-3 minggu sebelum ditanam. Baglog sangat cocok untuk tanah yang berpori, lembab, dan berdrainase baik. Pada umumnya, baglog dapat dibuat dari kayu yang telah dikeringkan seperti pohon maple, kayu oak, atau hutan. Selain itu, baglog dapat dibuat dari berbagai jenis serbuk kayu lainnya seperti cemara, cemara, atau bambu. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya Anda menggunakan kayu yang telah dikeringkan selama 6-12 bulan. Baglog untuk jamur dapat dibuat dari berbagai bahan seperti ampas kopi, serbuk kayu, ataupun daun pepaya. Yang perlu dilakukan adalah menyiapkan selinder atau wadah yang berukuran sedang, lalu mencampurkan bahan-bahan tersebut. Setelah itu, baglog dapat ditambahkan dengan jamur yang telah dicuci bersih. Baglog ini sangat cocok untuk pertumbuhan jamur karena kandungan bahan- bahannya dapat membantu meningkatkan oksigenasi dan menjaga kelembaban. Selain itu, baglog juga dapat berfungsi sebagai media untuk menanam jamur.

media tanam tumbuh jamur

Budidaya jamur biasanya dimulai dengan pembuatan subtrat atau baglog. pada baglog Inilah media tanam tumbuh jamur. Substrat dapat dibuat dari berbagai bahan, tetapi harus dapat mempertahankan kelembaban dan mendukung pertumbuhan jamur. Setelah substrat disiapkan, sekarang saatnya menambahkan spora. Spora adalah sel reproduksi jamur. Dari Spora inilah yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi jamur. Spora dapat diperoleh dari berbagai sumber, termasuk jamur liar. Setelah spora dikumpulkan, mereka dicampur dengan substrat. Setelah spora ditambahkan ke substrat, sekarang saatnya untuk menginkubasi campuran. Ini dilakukan dengan menjaga campuran di lingkungan yang gelap dan lembab. Suhu dan kelembaban harus dikontrol dengan hati-hati selama proses ini. Setelah campuran diinkubasi, jamur akan mulai tumbuh. Jamur perlu dipanen ketika ukurannya tepat. Mereka kemudian dapat digunakan untuk makanan, obat- obatan, atau tujuan lain. Pada dasarnya, setiap media tanam tumbuh jamur mengandung sejumlah besar komponen yang dapat ditanam dan ditumbuhkan. Komponen utama dalam media tanam tumbuh jamur adalah selulosa, lignin, dan sejumlah mineral. Selulosa dan lignin berasal dari kayu dan serat tumbuhan, sementara mineral berasal dari tanah. Komponen utama ini dapat ditambahkan dengan berbagai bahan untuk meningkatkan kualitas media tanam Setelah tahap penempatan baglog jamur permanen telah selesai, terakhir dilakukan tahap raising. Pada tingkatan ini, lingkungan harus diatur sedemikian rupa agar optimal untuk pertumbuhan jamur. Tahap raising dilakukan sebelum jamur kecil berbentuk kancing (bud) tumbuh. Supaya sukses, lingkungan memegang peranan penting. Salah satunya, mengatur suhu agar berkisar antara 18°C sampai 20°C dan kelembapan sekitar 90% sampai 95%. Jika pas, baglog jamur terlihat cocok dan jamur akan tumbuh baik. Untuk tahapan ini, kayu untuk bahan baglog jamur disusun dalam pola khusus. Melihat bentuknya, sebaiknya digunakan pelindung. Alat tersebut bisa diletakkan di rumah tanam untuk penyusunan dalam rak, atau di bawah pepohonan yang rindang. Bila vegetasi kurang dibuat tudung dari dedaunan, atap, atau rumbia.

Proses Perendaman Kayu Untuk Merangsang Pertumbuhan jamur

Untuk merangsang pertumbuhan jamur dilakukan perendaman kayu media baglog jamur hingga muncul bintik kancing kecil (bud). Maksud perlakuan tersebut yaitu memberikan shock therapy (terapi kejutan). Lebih rinci, kayu baglog jamur direndam dalam bak khusus selama 1 sampai 3 hari. Namun, cara ini tak berlaku kala musim hujan tiba. Jika curah hujan relatif banyak, kayu itu cukup dihujankan saja. Atau dapat juga, menyiram rumah tanam dengan sprinkle. Jamur muncul 6 sampai 8 bulan setelah seeding. Sesudah perendaman akan muncul tubuh buah. Namun terkadang hal tersebut tak kunjung tiba. Untuk merangsangnya, bisa dicoba cara lain yaitu menggunakan cahaya yang diatur secara berkala. Waktunya sekitar 7 sampai 10 jam/hari. Sedangkan cahaya yang diinginkan berkisar 50 footcandle. Keunggulan perlakuan cahaya adalah tubuh buah terangsang tumbuh lebih cepat. Pada penanaman di alam, jamur tumbuh lambat. Waktu yang ideal untuk menanam, 1 sampai 2 minggu pada musim panas (musim semi). Sedangkan pada musim hujan (musim dingin), 1 sampai 7 hari jamur dapat tumbuh dan berkembang.

Penanganan Jamur Pada Masa panen

Ketika panen tiba, baglog jamur harus dijaga agar jamur yang siap dipanen tidak rusak. Pasalnya beberapa jenis serangga atau binatang kecil di hutan juga sangat menyukai aroma shiitake. Dengan penjagaan yang ketat, teliti dan baik, pokok kayu ini akan hidup dan bisa menghasilkan jamur yang baik. Minimal selama 3 tahun penanaman. Secara kasar diperhitungkan dari 45,4 kg bobot pokok kayu,dihasilkan 4,6 kg sampai 13,5kg jamur segar selama 4 sampai 5 tahun produksi. Namun menurut pengalaman, masa produktif penanaman kayu gelondongan hanya mencapai 3 sampai 4 tahun saja. Tahun berikutnya mulai mengalami penurunan produksi. Setelah panen, kayu gelondongan ini mengalami masa istirahat selama 40 hari. Sesudah panen, kayu tetap dipelihara dan disiram agar bisa tumbuh kembali. Dalam setahun umumnya kayu gelondongan bisa dipanen 3 kali. Jadi sampai tahun ke-4, panen dilakukan sekitar 12 kali.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus