Brazilian Peppertree: Lada Merah Dengan Tiga Rasa

Brazilian Peppertree: Lada Merah Dengan Tiga Rasa

Jangan bayangkan lada merah muda tumbuh merambat. Pink pepper berupa pohon tinggi seatap, la mencatut nama lada karena bercitarasa persis merica. Lada berkayu itu ada di kebun Boedi Krisnawan Suhargo. Di lahan berkontur rata di Desa Jagabaya, Kecamatan Parungpanjang, Kabupaten Bogor,Jawa Barat, tumbuh 8 pohon. Pohon-pohon itu berumur 5 tahun dan 2 tahun berdiameter hampir seragam, yakni 25 cm. [caption id=”attachment_15628” align=”aligncenter” width=”400”]Tanaman Schinus terebinthifolius tanpa perawatan intensif
tumbuh subur, memiliki bunga seperti mangga, dan buah bergerombol di ujung
ranting Tanaman Brazilian peppertree tanpa perawatan intensif tumbuh subur, memiliki bunga seperti mangga, dan buah bergerombol di ujung ranting[/caption] Meski di belakang namanya ada embel-embel pepper, tapi sosok lada merah muda Schinus terebinthifolius berbeda dengan lada Piper nigrum yang merambat persis sirih. Lada dan sirih masih sekerabat, keduanya anggota keluarga Piperaceae. Adapun lada merah muda alias Brazilian peppertree di kebun Boedi termasuk keluarga Anacardiaceae atau mangga-manggaan. Itulah sebabnya daunnya berbentuk lonjong dengan ujung membulat dan panjang 5-15 cm. Permukaan bagian atas berwarna hijau tua bagian bawah berwarna lebih pucat.

Cita Rasa Khas Pedas manis

Bila kita meremas daun, tercium aroma pedas. Itu karena daun lada merah muda mengandung minyak asiri. Hasil penelitian Dr Andria Agusta dan Dra Yuliasri Jamal MSc dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, menunjukkan daun lada merah muda memiliki 47 komponen kimia dengan 17 komponen utama yang berfaedah. Selain pada daun, minyak asiri juga terdapat pada buah yang menyebabkan buah terasa pedas. Boedi menuturkan pink pepper bukan hanya pedas, tapi juga manis dan asam. Rasa pedas pada lada merah muda berasal dari kandungan minyak asiri di dalam buah. A.B. Silva dari Departemen Biologi Universidade Federal Rural de Pernacumbo, Brasil, melaporkan buah aroeira-sebutan pink pepper di Brasil- mengandung triterpen alkohol, keton, monoterpen, dan sesquiterpen. Itulah sebabnya di benua Amerika daun dan buah pink pepper juga kerap diolah menjadi minyak asiri aromatik dan minuman penyegar yang disebut atole. Sekali panen Pink pepper Boedi memperoleh 25-30 kg buah segar per pohon setiap empat pekan. Pada awal bulan Mei, beberapa cabang tengah berbunga yang muncul di ujung- ujung cabang. Bentuknya mirip bunga mangga. Susunan buah bergerombol dalam beberapa dompolan. Buah lada rambat biasanya melekat pada malai. Menurut Boedi buah siap panen tiga bulan setelah berbunga. Cirinya buah berwarna merah muda. Citarasa itulah yang membuat lada merah muda populer di Thailand sebagai salah satu bumbu torn yam, masakan khas di sana. Tom yam terasa “menyengat” berkat kehadiran chichita-sebutan pink pepper di Argentina-karena lebih kaya rasa. Di Amerika Serikat, pink peppercorn alias lada merah muda juga lazim menjadi bumbu masak. [caption id=”attachment_15626” align=”aligncenter” width=”400”]Lada merah muda memakai nama lada karena bercitarasa persis
merica Tanaman Lada merah muda memakai nama lada karena bercitarasa persis merica[/caption] Selain sebagai bumbu masak, lada merah bubuk juga potensial sebagai tanaman obat. Beberapa negara lazim menggunakan kerabat gandaria itu sebagai obat tradisional. Di Brasil, misalnya, masyarakat biasa menggunakan sebagai obat luka, pernapasan, encok, rematik, diare, dan radang sendi. Masyarakat Afrika Selatan memanfaatkan daunnya untuk mengobati batuk, hipertensi, depresi, dan bronkhitis. M. Gundiza dari Fakultas ilmu Kesehatan University of Witwatersrand, Afrika Selatan, melaporkan daun lada merah muda memiliki efek antibakteri, antifungal, dan antioksidan.

Berpotensi besar untuk dikembangkan

Boedi memperoleh bibit lada merah muda berupa setek dari kolega usai mengunjungi Thailand pada 2007. la lalu membudidayakan 3 bibit setinggi 30 cm di lubang tanam berukuran 1,5 m x 1,5 m x 1 m berjarak tanam 10 m x 10 m. la mengisi lubang tanam dengan campuran kapur, kompos, dan tanah dengan perbandingan 1:1:1. Setelah 3 tahun, pohon tumbuh rindang sehingga Boedi mencangkok cabang lada merah muda sehingga total populasi kini 8 pohon. Boedi merawat lada merah muda dengan rutin menaburkan 40 kg pupuk kandang setiap tiga bulan. Meski tanpa perawatan intensif, tanaman tumbuh subur. Menurut Andria pink pepper berpeluang dikembangkan di Indonesia karena adaptif di kawasan tropis. Kerabat kemang itu juga mudah diperbanyak dengan biji, cangkok, atau setek. Selama ini pemanfaatannya baru untuk tanaman hias. Jumlah tanaman masih terbatas karena di tanah air belum lazim digunakan sebagai bumbu masak. Namun, ahli botani di Bogor, Gregori Garnadi Hambali, mewanti-wanti agar berhati-hati pada getah pink pepper. karena dapat menyebabkan gatal di kulit . Itulah sebabnya pada nama spesies terebinthifolius merujuk pada kata terebinthus, sebutan pohon tarbantin Pistacia terebinthus penghasil terpentin dan folium, yang berarti daun. Pink pepper juga sekeluarga dengan poison ivy dan poison oak yang diketahui memiliki resin berbahaya. Meski begitu toh hingga kini Boedi belum mengalami keluhan apa pun setelah rutin mengonsumsi pink pepper sebagai bumbu masakan. Bahkan, lada merah bubuk asal Brasil itu kini menjadi bahan bumbu favorit ibu-ibu rumah tangga di sekitar kebun karena lebih kaya rasa.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus