Permintaan Peti Kayu Sengon Albasia Tinggi, Pekebun Makin Kewalahan

Permintaan Peti Kayu Sengon Albasia Tinggi, Pekebun Makin Kewalahan

Kayu albasia, kayu sengon, jeungjing, atau apapun namanya selalu merujuk pada pohon semak yang banyak dimanfaatkan untuk kemasan buah dan sayuran. Namun, sebetulnya itu bukan produk utama tanaman anggota keluarga Mimosaceae (petai- petaian) tersebut. PT Chiper misalnya, kayu albasia digunakan untuk bahan baku bistek alias penggulung kabel. Setiap hari ia memasok 5 kubik papan sengon kepada sebuah perusahaan di Balaraja, Tangerang. papan sengon yang dihasilkan berketebalan 3cm dan lebar 15 cm. Perusahaan yang berdiri pada 1982 itu menjual sekubik papan sengon dengan harga Rp500.000. Rendemen pembuatan papan kayu sengon mencapai 70% bila diameter log 20cm. Harga log saat ini berkisar antara Rp100.000 sampai Rp150.000. [caption id=”attachment_14679” align=”aligncenter” width=”1024”]Peti kemasan dari kayu
sengon pembuatan Peti kemasan dari sengon[/caption]

Pohon Sengon (Albizia chinensis)

Albizia (genus Albizia), yang lebih dikenal sebagai Kayu albasia, Kayu sengon, pohon sutra atau tanaman sutra, adalah genus pohon dan semak keluarga kacang polong (Fabaceae). Meskipun sebagian besar spesies berasal dari bagian hangat Dunia Lama, genusnya adalah pantropis. Kayu sengon banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak dan kayu. Untuk bunganya yang indah, beberapa spesies ditanam sebagai tanaman hias. Albizia sering disebut “mimosa”, namun istilah itu merujuk pada tumbuhan dalam genus Mimosa, yang berkerabat dengan Albizia. Siklus pohon albasia berumur pendek, semak yang tumbuh cepat atau pohon kecil. Selebaran dari daun majemuk alternatif adalah bipinnate. Bunga-bunga kecil ditanggung dalam kelompok globular atau berbentuk jari dan dibedakan oleh banyaknya benang sari berwarna-warni. Polong besar berbentuk tali yang berfungsi sebagai buah. Pohon albasia adalah tumbuhan semak yang tumbuh di hutan dan di sepanjang tepi sungai di Asia Barat Daya. Pohon yang berumur pendek ini dapat mencapai ketinggian 6 meter dan penyebaran 8 meter, dengan tingkat pertumbuhan cepat 25 hingga 50 sentimeter setiap tahun. pohon sengon adalah tumbuhan tropis dengan mahkota bunga yang menyebar rata, daun yang terlipat di malam hari, dan bunga merah muda yang lembut di bulan Mei dan Juni.

Kayu sengon digunakan untuk apa?

Kayu Sengon Banyak Digunakan Sebagai Bahan Baku Peti tomat.Setelah kayu sengon digergaji, sebuah log menghasilkan beberapa papan tergantung pada ukuran garis tengah. Pengolahan itu juga memunculkan sampah berupa keempat sisi log. Masyarakat Sukabumi, Jawa Barat, menyebutnya sebagai babiran.

Bahan yang tidak dapat digunakan untuk bistek itu, “Saya manfaatkan untuk peti tomat,” tutur penanggungjawab produksi Chiper, Lukmanulhakim. Pemanfaatan babiran sebetulnya tidak melulu untuk mengemas tomat. Duku, jeruk, atau salak juga dikemas menggunakan peti dari babiran. Namun, peti kayu sengon berukuran 40cm X 30cm X 20cm itu oleh petani Lembang dan Ciwidey keduanya kecamatan di Kabupaten Bandung lazim dimanfaatkan untuk mengemas tomat. Jadi, nama peti tomat dari pohon albasia seperti sudah dipatenkan. Soalnya, sayuran lain tak biasa diangkut menggunakan kemasan kayu sengon. Chiper yang mengandalkan 10 tenaga kerja mampu memproduksi 50 peti tomat per hari. Harga jual Rp700 per peti. “Itung-itung mengurangi sampah,” tutur Lukman. Oleh pedagang perantara, peti made in Chiper itu diboyong ke Bandung untuk dipasarkan kepada para petani. Pedagang di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, A. Hatta setiap hari dipasok 800kg tomat. Sayuran buah itu dikemas dalam sebuah peti kayu sengon berukuran 60cm X 40cm X 20cm. Bobot setiap kemasan 40kg sehingga dalam sehari ia menerima sekitar 200 peti. Peti kayu albasia dengan jumlah setara juga diterima Made, pedagang duku dan salak di Kramatjati. Peti-peti kayu albasia yang telah rusak sekilas tak berguna didaur ulang Yono. Ia mencari peti tersebut di Kramatjati, Pasarrebo, dan Senen. Setelah merakit ulang, “Saya menjualnya dengan harga Rp1.300 per peti,” tutur Yono. Konsumennya adalah para pemasok buah dan sayuran dari Lampung dan Palembang. Setiap hari ia mampu menjual hingga 400 peti.

Komoditas Ekspor Papan Sengon

Kayu dari pohon albasia juga dimanfaatkan untuk mengemas komoditas ekspor. PT Mitra Firdaus yang rutin mengirim hanjuang dan pachira ke Korea Selatan membutuhkan minimal 5 kubik papan sengon setiap dua pekan. Perusahaan itu mengekspor 2 kontainer hanjuang yang dipotong-potong 15cm dan 10cm per bulan. Setelah kedua ujung dicelupkan ke dalam cairan lilin mendidih, hanjuang itu dikemas dengan peti kayu sengon berukuran 50cm X 30cm X 20cm. Peti kayu albasia yang sudah dikirimkan ke Negeri Ginseng itu tak akan dikembalikan ke eksportir. Itulah sebabnya, kebutuhan Mitra Firdaus relatif besar. Sedangkan untuk mengemas pachira, MF tidak memanfaatkan pohon sengon. Alasannya, “Terlalu rapuh,” tutur Manajer Produksi MF Iwan Riswandi. Bobot pachira memang lebih berat ketimbang hanjuang sehingga butuh kemasan yang kuat. Perusahaan di Cibadak, Sukabumi itu memilih kayu petai untuk mengepak pachira. Selain untuk pengemasan, kayu albasia juga diekspor dalam bentuk batangan walau bersifat temporer. “Kami mengekspor bila ada permintaan dari Korea Selatan,” ujar Manajer Produksi PT Sumber Indo Jaya, A. Ramdhanie kepada tomat. Standar mutu yang diinginkan republik di Asia Timur itu hanya grade A. Cirinya: berukuran 29cm X 6,9cm X 6,9cm dan S4S atau semua sisi tampak mulus. “kayu sengon juga harus bebas dari blue stain atau jamur kayu,” kata Ramdhanie. Sekali pengiriman, Sumber Indo Jaya mengapalkan 2 kontainer dari Pelabuhan Tanjungpriok, Jakarta Utara. hutan kayu albasia

Berapa lama pohon sengon bisa dipanen

Di sisi lain, sengon termasuk jenis tanaman keras yang sangat bermanfaat untuk lingkungan. Dengan waktu panen 5 tahun , kebun sengon dapat memberikan pelestarian lingkungan seperti menahan erosi tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap udara Sengon, di sisi lain, adalah jenis tanaman tahunan yang sangat baik untuk lingkungan. Kebun sengon, yang memiliki siklus panen lima tahun, dapat membantu pelestarian lingkungan dengan mencegah erosi tanah dan meningkatkan kapasitas tanah untuk menyerap air.

Sengon Sown Timber

Sumber Indo Jaya membeli bahan baku kayu albasia ekspor dari para petani di sekitar perusahaan yang berlokasi di Leuweungdatar, Sukabumi. Walau mempunyai beberapa mesin pemotong dan pembelah, “Kami biasanya membeli bahan baku dalam bentuk sown timber” kata Ramdhanie. Albasia Sown timber adalah kayu albasia yang sudah berbentuk papan, bukan gelondongan. Langkah itu ditempuh lantaran permintaan importir biasanya mendesak. Walau Sukabumi merupakan salah satu sentra albisia, tetapi beberapa perusahaan kesulitan mencarinya. Terutama bila musim hujan tiba. “Produksi pohon albasia sampai merosot hingga setengahnya,” tutur Lukmanulhakim. Pada kemarau perusahaan yang semula memasok sebuah pabrik kertas itu mengolah 8 kubik log. Namun, ketika musim hujan tinggal 4 kubik log lantaran sulitnya mencari bahan baku pohon sengon. Jampang Tengah, salah satu sentra kayu albasia di Sukabumi belum dilengkapi infrastruktur memadai. “Jalanan belum diaspal sehingga truk kami sering kepater (selip, Red) bila ke sana,” tutur Lukman. Kondisi jalan yang buruk menyurutkan para produsen papan sengon untuk memperoleh bahan baku di wilayah berbukit-bukit itu. Di samping membeli langsung dari petani, Chiper juga mendapatkan bahan baku kayu albasia dengan cara menebas memborong suatu komoditas sebelum dituai. Yakni membeli sengon yang masih berdiri tegak di lahan pohon sengon. Satu hektar lahan pohon sengon berumur 5 tahun misalnya, ditebas dengan harga Rp1,5-juta sampai Rp2-juta. Bila diolah hasil tebasan menghasilkan hingga 15 kubik log. Menurut Syaefuddin dari Dinas Perkebunan Kabupaten Sukabumi, saat ini di wilayah seluas 3.932,47km2 itu terdapat sekitar 4.500 ha perkebunan sengon. Antara lain terdapat di Kecamatan Cikidang, Cibadak, Jampang Tengah, Kelapanunggal, dan Parungkuda. Selain oleh petani, lahan pohon sengon itu juga dikelola oleh perkebunan besar swasta.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus