Pestisida Nabati Berbahan Kentang Pembasmi Hama Wereng Secara Alami

Pestisida Nabati Berbahan Kentang Pembasmi Hama Wereng Secara Alami

Pestisida Nabati berbahan kentang terbukti manjur untuk membasmi beragam hama dan penyakit seperti hama wereng dan hawar daun secara alami. Satria Siregar acap kali mengolah kentang, tetapi bukan menjadi french fries, melainkan insektisida nabati untuk mengatasi serangan wereng. Petani organik di Wonosidi Kidul, Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta, itu mengatakan tingkat keberhasilannya mencapai 70%. Satria memperoleh informasi Pestisida Nabati alami untuk pertanian kentang dari petugas penyuluh lapang di Juwiring Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Juli pertengahan tahun. Setelah mencoba menyemprotkan ramuan berbahan kentang, tingkat keberhasilannya hanya 40%. Artinya, dari 19 demonstrasi plot masing- masing 16 m2, hanya 40% yang selamat dari ganyangan wereng. Itulah sebabnya ia memodifikasi Pestisida Nabati berbahan kentang selama 7 bulan.

Tingkat efektifitas mencapai 70%

Hasil modifikasi itu manjur, tingkat keberhasilan meningkat jadi 70%. Petani alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung itu menambahkan bahan pestisida nabati seperti daun sirih merah Piper crocatum , daun sirsak Annona muricata , batang serai Cymbopogon citratus , dan akar tuba Derris elliptica. Sirih merah bersifat antibiotik, sedangkan serai dapat memandulkan hama. Daun sirsak mengandung racun yang bersifat merusak saraf mulut dan perut hama pengganggu, tetapi tidak mematikan predator. Bahan pestisida nabati yang diperlukan yaitu, Satria mengupas 5 kg kentang merebusnya dalam 15 liter air dengan kematangan 75%. la mengambil kentang itu, lantas menggunakan air sisa rebusannya untuk merebus 100 daun sirih merah, 200 daun sirsak, 5 batang serai, dan 0,5 akar tuba Sebagai bahan perekat agar tidak mudah tercuci saat terkena hujan, Satria menambahkan satu telur itik setiap 5 liter air sebelum penyemprotan di lahan. Konsentrasinya 10 cc per 5 liter air. la lantas menyemprotkan pestisida nabati itu pada tanaman padi. Setelah 3 hari penyemprotan, penurunan serangan mulai terlihat. Penggunaannya juga tidak menyebabkan resistensi karena ramah lingkungan. Pekebun padi dan sayuran itu menyemprotkan ramuan kentang pada pagi hari saat mulut daun terbuka, sehingga memudahkan tanaman menyerapnya. Pemberian tiap 5 hari sekali hingga padi umur 65 hari. Satria menyemprotkan pestisida ramah lingkungan itu dari bawah pangkal batang ke atas. Itu karena wereng, cendawan hawar daun, maupun hama lain biasanya terdapat di pangkal batang.

Pestisida Alami Multikhasiat

Menurut Dr Ir Suryo Wiyono MSc, kepala Klinik Tanaman Institut Pertanian Bogor, serangan wereng dapat disebabkan penggunaan varietas yang rentan (termasuk varietas hibrida), penggunaan pestisida yang tinggi, dan iklim lembap. Untuk mengantisipasi serangan wereng, dosen di Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor itu menyarankan penggunaan varietas tahan seperti IR 64 atau ciherang, menyehatkan lingkungan tumbuh dengan penggunaan bahan organik sehingga predator banyak, meningkatkan ketahanan tanaman dengan menginduksi bakteri agar tanaman tahan. Selain itu sebaiknya tidak menggunakan pestisida karena mengganggu ketahanan lingkungan dan tanaman. Lihat saja pengalaman Sonny Ali di Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang mendapati padinya terserang wereng Nilaparvata lugens. la segera menyemprotkan insektisida untuk mengusir wereng. “Wereng hilang, tapi tiga hari kemudian, serangan muncul lagi,” ujarnya, la membabat habis padinya sehingga gagal panen. Suryo menduga pestisida nabati itu mampu menekan serangan wereng karena setelah fermentasi ramuan itu menjadi nutrisi yang menyuburkan bakteri dan musuh alami lain sehingga melumpuhkan wereng. Ia juga menduga bau dari ramuan itu bersifat pengusir serangga. Molase dan kentang sebagai bahan baku perbanyakan mikrob, sedangkan daun sirsak bersifat antiserangga. Menurut Ir Koentjoro Adijanto di Institut Pengembangan Sumber Daya Alam, Bali, setiap tanaman memiliki zat aktif tertentu yang tidak disukai hama. Wereng, misalnya, tidak menyukai daun sirsak. Untuk mengatasi wereng ia menggunakan daun sirsak, jeringau, dan akar jeruk nipis.

Lahan Sawah Bebas hama wereng

Pestisida organik itu dapat diaplikasikan pada tanaman yang tidak terserang dengan dosis sama, tetapi mengurangi frekuensi aplikasinya, menjadi dua pekan sekali. Setelah 65 hari, padi bebas wereng, tetapi biasanya muncul walang sangit. Untuk mengatasinya, Satria menghaluskan 5 kg umbi gadung, 5 kg daun brotowali, dan 3 kg tuba, la mencampur bahan itu dalam 40 liter urine sapi, dan mendiamkannya selama sepekan dengan diaduk setiap hari agar oksigen masuk, la mengaplikasikannya 250 cc dalam 15 liter air. Selain untuk padi, pestisida nabati itu juga dapat diaplikasikan pada kacang, cabai,caisim,dankakao.Suparman,diDesa Argotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, menyemprotkan pestisida itu pada kakaonya di lahan 3 ha.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus