Tomat ceri: Madu Dari Balik Bukit Pasir

Tomat ceri: Madu Dari Balik Bukit Pasir

Tomat ceri yang ranum dan renyah di toko-toko sayuran eksklusif di Eropa itu berasal dari greenhouse di tepi pantai Laut Utara, Belanda. Pantai Laut Utara, Belanda pada pertengahan Januari mulai berselimut salju. Langit mendung tertutup awan. Namun, suasana di dalam sebuah nurseri seluas 6,5 ha terang benderang. Ribuan lampu menerangi hamparan tanaman tomat yang sebagian tengah memamerkan buah matang. Perbedaan tomat ceri dan tomat biasa antara lain buah berukuran lebih besar daripada telur puyuh berbentuk bulat penuh itu menjuntai rapi dalam dompolan-dompolan berisi belasan buah. Sebagian tanaman lain tengah menghasilkan buah muda, sedang berbunga, bahkan masih berupa tanaman muda. Jos Looije, pemilik greenhouse, memang menanam tomat ceri Solanum lycopersicum var cerasiforme itu secara bertahap. Sebab pria 58 tahun itu mesti kontinu memanen buah tanaman anggota famili Solanaceae itu.

Tentang Solanum lycopersicum

Tomat ceri (Solanum lycopersicum) adalah tanaman dari keluarga Solanaceae yang berasal dari Amerika Selatan. Tomat ceri berbentuk buah berwarna merah dan bertekstur kenyal. Buah tomat ceri dapat dikonsumsi segar atau diolah menjadi berbagai masakan. Tomat ceri memiliki kandungan air yang cukup tinggi, sekitar 92%. Kandungan air ini membuat buah tomat ceri memiliki rasa yang sangat segar. Selain itu, tomat ceri juga memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sekitar 20 mg per 100 gram. Vitamin C memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu proses penyembuhan luka. Tomat ceri juga memiliki kandungan lycopene yang tinggi. Kandungan lycopene ini memiliki manfaat untuk melindungi tubuh dari radikal bebas. Selain itu, tomat ceri juga memiliki kandungan likopen yang tinggi. Kandungan likopen ini memiliki manfaat untuk mencegah terjadinya kanker. Tomat ceri merupakan buah yang sehat dan memiliki banyak manfaat. Konsumsi tomat ceri secara rutin akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah terjadinya kanker.

Lampu Ultraviolet Untuk Fotosintesis

Itu pula sebabnya pada musim dingin Jos mengoperasikan lampu penerangan sebagai pengganti paparan sinar matahari. Pada musim salju sang surya kerap terhalang mendung. Lampu dinyalakan sekitar 12 jam atau sama dengan paparan sinar matahari di musim panas. Kehadiran lampu ultraviolet itu membuat tanaman tetap dapat berfotosintesis sehingga kegiatan produksi tomat tidak terhenti. Pada musim panas, Jop mengandalkan kemurahan sinar matahari. Jos hanya mengoperasikan lampu pengganti cahaya sinar matahari di luasan 6,5 ha dari total 16 ha di Belanda. Greenhouse seluas 6 ha lainnya terdapat di Spanyol. Hasil panen di Spanyol khusus untuk memasok pasar di negeri Matador itu. Sementara pasar Eropa lainnya dipasok dari hasil panen greenhouse di Belanda. Dari setiap meter persegi luasan nurseri Jos memanen 18-20 kg tomat terdiri dari 6 tanaman. Itu lebih rendah daripada produksi rata-rata tomat ceri di Belanda sebesar 70 kg per m2 karena Jop melakukan seleksi buah secara ketat sejak masih di pertanaman. Total jenderal pria kelahiran Monster, Belanda bagian barat, itu menuai hampir 4-000 ton tomat ceri per tahun dari kebun di Belanda dan Spanyol. [caption id=”attachment_15569” align=”aligncenter” width=”300”]Penanaman menggunakan
media tanam rockwoll dalam blok-blok sepanjang 1 m Penanaman menggunakan media tanam rockwoll dalam blok-blok sepanjang 1 meter[/caption]

Panen dilakukan saat tanaman berumur tua

Pekerja menanam bibit tomat ceri pada media rockwool. Setiap blok rockwool sepanjang 1 meter terdiri dari 3 “kotak” penanaman. Setiap kotak diisi 2 bibit yang ditanam berdampingan. Masing-masing tanaman lalu dirambatkan pada seutas benang yang membentang hingga setinggi greenhouse, 7 m. Saat ujungnya mencapai bagian atas greenhouse, batang tomat dijuntaikan ke bawah. Harap mafhum selama satu periode tanam selama setahun panjang batang tanaman kerabat terung itu bisa mencapai 15 m. Secara berkala daun kering di bagian bawah tanaman dirompes lalu ditumpuk dan dikeringkan di lantai nurseri. Pemupukan secara otomatis menggunakan sistem pengairan tetes. Untuk mengawinkan bunga tomat Jos meminta bantuan lebah madu. Oleh karena itu pekerja meletakkan kotak-kotak berisi lebah madu di dalam setiap luasan tertentu di dalam nurseri. Setiap tiga bulan mereka mengganti dengan kotak baru. Penyerbukan oleh serangga bersifat lebih spesifik dan gerakan lebah membuat serbuk sari bisa tepat jatuh ke kepala putik sehingga tingkat keberhasilan relatif tinggi. Dua bulan pascatanam buah mulai bisa dipanen. Pekerja naik di atas sebuah mesin yang bisa naik-turun hingga ketinggian 7 meter. Di atas mesin itu mereka memanen dompolan buah dengan hati-hati sehingga tidak ada buah yang terpisah dari tangkai. Dompolan yang dipanen berisi buah yang seluruhnya sudah matang sempurna dan berukuran seragam. Buah hasil panen lalu masuk ke ruang pascapanen. Di sana buah pekerja menyeleksi dan mengelas-ngelaskan buah tanaman asal Peru itu. Mula-mula pekerja memilih dompol dengan 10 sampai 12 buah berukuran sama dalam satu tangkai. Warna buah seragam. Itu masuk kriteria honingtomaat kualitas paling top. Buah di ujung dompolyang kerapkali tidak seragam disisihkan. Tangkai dompolan dipotong tepat setelah posisi buah terakhir. Dompolan buah itu lalu disusun dalam kemasan kotak karton hitam dengan desain menarik. Buah tidak lolos seleksi masih bisa dijual dalam bentuk butiran bukan dalam dompol. Pekerja mengemas butiran buah dalam boks cantik bermotif sarang lebah sehingga tampilannya berbeda dengan kemasan tomat kualitas premium. jos memasarkan honingtomaat ke toko-toko buah dan sayuran eksklusif. Itulah sebabnya penyajian honing tomaat juga eksklusif. Untaian tomat ceri dalam tangkai dimasukkan ke dalam kotak-kotak cantik berwarna hitam layaknya cenderamata. Warna merah tomat kontras dengan wadahnya. Jos memilih menggunakan jalur distribusi sendiri meski sebuah jaringan pasar swalayan besar di Eropa menawarkan kerjasama untuk memasarkan komoditas tersebut . Di pasaran harga tomat ceri per kilo terbilang cukup tinggi Jos berani menjamin kualitas tomat dari kebun sebagai yang terbaik. Sebab pekerja hanya memanen buah yang matang sehingga rasa manis optimal. Setiap minggu pekerja mengetes kadar kemanisan buah sehingga jika sedikit saja rasa berubah mereka segera memperbaiki pemupukan. Buah pun aman dikonsumsi karena pekerja tidak menggunakan pestisida kimiawi untuk mengatasi hama dan penyakit. Untuk mengatasi hama, pekerja menggunakan predator sementara kehadiran cendawan diminimalisir dengan budidaya yang bersih dan higinis. [caption id=”attachment_15571” align=”aligncenter” width=”300”]persyaratan buah siap
panen: satu dompol penuh, tidak ada buah yang rontok, warna dan ukuran buah
seragam Syarat buah siap panen: satu dompol penuh, tidak ada buah yang rontok, warna dan ukuran buah seragam[/caption]

Tomat Varietas sendiri

Kebun tomat ceri eksklusif itu bermula dari sebuah kebun milik ayah Jos. Pascaperang dunia ke-2 sang ayah membuka kebun di lokasi tepi Laut Utara yang dibatasi oleh bukit pasir buatan untuk menahan terjangan ombak. Sebab posisi daerah itu lebih rendah daripada permukaan laut. Looije senior mula-mula menanam aneka sayuran seperti selada, bunga kol, daun bawang, dan lobak di area terbuka dan tomat di dalam greenhouse seluas 5.000 m2 pada 1946. Saat Jos mewarisi kebun itu ia lalu hanya fokus pada budidaya tomat. Persaingan ketat dalam industri budidaya tomat membuat Jos mengembangkan varietas unggul sendiri. Setelah proses penyilangan dan seleksi selama bertahun-tahun lahirlah varietas honing tomaat. Itu jenis tomat ceri dengan warna merah cerah menarik dan tekstur daging buah yang renyah. Cita rasanya sangat manis, sesuai dengan nama honing yang berarti madu. Dari balik bukit pasir, tomat-tomat madu lalu mengisi toko buah dan sayuran eksklusif di Eropa.

Share on:

Yudianto
Yudianto Yudianto, penulis aktif di Budidayatani dan Mitrausahatani.com, memiliki hobi di bidang pertanian. Ia sering menulis artikel terkait teknik budidaya tanaman dan usaha tani, berkontribusi untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan dan inovatif.
comments powered by Disqus